R20 Serahkan Bantuan Rp 300 Juta untuk Enam Rumah Ibadah di Bali
MANGUPURA, NusaBali
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai penyelenggara dan penggagas G20 Religion Forum (R20) menyerahkan bantuan total Rp300 juta kepada enam rumah ibadah di Bali, Selasa (1/11).
Penyerahan bantuan itu merupakan bagian dari rangkaian acara R20 yang berlangsung di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada 2-3 November 2022.
Enam tempat ibadah yang menerima bantuan, yaitu Pura Jaganatha Puja Mandala, Mushala An-Nahdlah, Gereja Protestan Prebiteri Indonesia Jemaat Knowon, Mushala Al-Hidayah Kampung Lebah, Pura Agung Jaganatha Denpasar, dan Masjid Nurul Huda. Masing-masing tempat ibadah menerima bantuan uang tunai sebesar Rp 50 juta.
Bantuan itu diserahkan oleh Zannuba Arifa Chafsoh, yang populer dengan nama Yenny Wahid, mewakili Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Dalam acara penyerahan, Yenny didampingi oleh Ketua PWNU Bali Abdul Aziz dan Ketua GP Ansor Bali Yunus Niam.
Di sela-sela penyerahan bantuan, Yenny menyampaikan PBNU berinisiatif menggelar G20 Religion Forum (R20) karena meyakini kelompok agama dapat ikut menyumbangkan pikiran untuk solusi berbagai problem dunia, termasuk di antaranya konflik berbasis agama. Oleh karena itu, bantuan tunai yang diserahkan kepada tempat ibadah lintas agama di Bali merupakan upaya R20 menunjukkan hubungan yang harmonis antarkelompok agama, ucap Yenny menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Yenny juga menilai konflik berbasis agama sering kali terjadi karena adanya perilaku ekstrim para pemeluknya sehingga mereka kerap mengklaim satu pihak sebagai kelompok paling benar sementara yang lain salah. “Padahal, agamanya sendiri tidak ada masalah, karena semua agama mengajarkan kebaikan,” kata Yenny sebagaimana dikutip dari siaran tertulis PBNU.
Yenny menyampaikan R20 berupaya menunjukkan kepada dunia bahwa agama merupakan sumber dari solusi, bukan sumber perpecahan. “Kami sejak awal sudah di doktrin bahwa Islam rahmatan lil’ alamin, rahmat untuk alam semesta. Jadi, kami yang Islam tidak boleh hidup untuk dirinya sendiri, tetapi harus mampu menjadi pengayom untuk seluruh mahkluk Tuhan,” ujar Yenny.
G20 Religion Forum atau R20 merupakan pertemuan para pemuka lintas agama dari berbagai organisasi di tingkat nasional, kawasan, dan dunia. Pertemuan itu, yang merupakan bagian dari rangkaian G20 di bawah presidensi/kepemimpinan Indonesia, bakal dihadiri oleh kurang lebih 400 peserta, yang mana 160 di antaranya berasal dari luar negeri.
PBNU sebagai organisasi Muslim terbesar di Indonesia merupakan inisiator dari pertemuan R20, dan Nahdlatul Ulama bermitra dengan Liga Muslim Dunia untuk menjadikan pertemuan tersebut sebagai gerakan global.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, menegaskan bahwa G20 Religion Forum (R20) bukan semata konferensi tahunan, melainkan sebuah gebrakan baru atas peran agama dalam mengatasi persoalan dunia internasional. Visi dari agenda yang ingin dibawa lebih jauh adalah mengembangkan gagasan yang menjadi sebuah gerakan global.
“Gagasan gelaran tersebut adalah mengumpulkan para pemimpin agama dunia untuk membangun dialog yang jujur dan lugas dan mengangkat dua topik mendasar,” kata Gus Yahya saat memberikan keterangan pers di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, kemarin.
Topik pertama, lanjut Gus Yahya, bagaimana menyikapi realitas problem relasi komunal antarkelompok agama yang berbeda dan kenyataannya masih menjadi situasi yang sangat problematis dalam berbagai krisis di dunia. Kedua, bagaimana para pemuka agama dapat mengembangkan visi tentang agama yang dapat menjadi sumber solusi atas berbagai permasalahan global. Adapun upaya yang akan ditempuh yakni dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan spiritual agama ke dalam dinamika politik dan ekonomi internasional. “Gagasan diadakannya konferensi para pemuka agama internasional ini telah dikembangkan oleh PBNU tepat setelah kongres nasional yang digelar Desember 2021,” katanya.
Melihat kesempatan di depan mata, sejalan dengan gelaran G20 yang dituanrumahi Indonesia, PBNU membawa ide tersebut ke pemerintah. PBNU kemudian mengusulkan gagasan tersebut untuk diadopsi ke dalam Forum G20. Dalam penyelenggaraan kegiatan dengan visi besar tersebut, Gus Yahya menyebut bahwa dirinya memerlukan sinergi dari pihak prominen untuk mewujudkannya. Untuk itu, PBNU bekerja sama dengan Liga Muslim Dunia (MWL) bergerak bersama untuk menghadirkan kembali peran agama pada diplomasi dunia. *ant, dar
Enam tempat ibadah yang menerima bantuan, yaitu Pura Jaganatha Puja Mandala, Mushala An-Nahdlah, Gereja Protestan Prebiteri Indonesia Jemaat Knowon, Mushala Al-Hidayah Kampung Lebah, Pura Agung Jaganatha Denpasar, dan Masjid Nurul Huda. Masing-masing tempat ibadah menerima bantuan uang tunai sebesar Rp 50 juta.
Bantuan itu diserahkan oleh Zannuba Arifa Chafsoh, yang populer dengan nama Yenny Wahid, mewakili Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Dalam acara penyerahan, Yenny didampingi oleh Ketua PWNU Bali Abdul Aziz dan Ketua GP Ansor Bali Yunus Niam.
Di sela-sela penyerahan bantuan, Yenny menyampaikan PBNU berinisiatif menggelar G20 Religion Forum (R20) karena meyakini kelompok agama dapat ikut menyumbangkan pikiran untuk solusi berbagai problem dunia, termasuk di antaranya konflik berbasis agama. Oleh karena itu, bantuan tunai yang diserahkan kepada tempat ibadah lintas agama di Bali merupakan upaya R20 menunjukkan hubungan yang harmonis antarkelompok agama, ucap Yenny menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Yenny juga menilai konflik berbasis agama sering kali terjadi karena adanya perilaku ekstrim para pemeluknya sehingga mereka kerap mengklaim satu pihak sebagai kelompok paling benar sementara yang lain salah. “Padahal, agamanya sendiri tidak ada masalah, karena semua agama mengajarkan kebaikan,” kata Yenny sebagaimana dikutip dari siaran tertulis PBNU.
Yenny menyampaikan R20 berupaya menunjukkan kepada dunia bahwa agama merupakan sumber dari solusi, bukan sumber perpecahan. “Kami sejak awal sudah di doktrin bahwa Islam rahmatan lil’ alamin, rahmat untuk alam semesta. Jadi, kami yang Islam tidak boleh hidup untuk dirinya sendiri, tetapi harus mampu menjadi pengayom untuk seluruh mahkluk Tuhan,” ujar Yenny.
G20 Religion Forum atau R20 merupakan pertemuan para pemuka lintas agama dari berbagai organisasi di tingkat nasional, kawasan, dan dunia. Pertemuan itu, yang merupakan bagian dari rangkaian G20 di bawah presidensi/kepemimpinan Indonesia, bakal dihadiri oleh kurang lebih 400 peserta, yang mana 160 di antaranya berasal dari luar negeri.
PBNU sebagai organisasi Muslim terbesar di Indonesia merupakan inisiator dari pertemuan R20, dan Nahdlatul Ulama bermitra dengan Liga Muslim Dunia untuk menjadikan pertemuan tersebut sebagai gerakan global.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, menegaskan bahwa G20 Religion Forum (R20) bukan semata konferensi tahunan, melainkan sebuah gebrakan baru atas peran agama dalam mengatasi persoalan dunia internasional. Visi dari agenda yang ingin dibawa lebih jauh adalah mengembangkan gagasan yang menjadi sebuah gerakan global.
“Gagasan gelaran tersebut adalah mengumpulkan para pemimpin agama dunia untuk membangun dialog yang jujur dan lugas dan mengangkat dua topik mendasar,” kata Gus Yahya saat memberikan keterangan pers di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, kemarin.
Topik pertama, lanjut Gus Yahya, bagaimana menyikapi realitas problem relasi komunal antarkelompok agama yang berbeda dan kenyataannya masih menjadi situasi yang sangat problematis dalam berbagai krisis di dunia. Kedua, bagaimana para pemuka agama dapat mengembangkan visi tentang agama yang dapat menjadi sumber solusi atas berbagai permasalahan global. Adapun upaya yang akan ditempuh yakni dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan spiritual agama ke dalam dinamika politik dan ekonomi internasional. “Gagasan diadakannya konferensi para pemuka agama internasional ini telah dikembangkan oleh PBNU tepat setelah kongres nasional yang digelar Desember 2021,” katanya.
Melihat kesempatan di depan mata, sejalan dengan gelaran G20 yang dituanrumahi Indonesia, PBNU membawa ide tersebut ke pemerintah. PBNU kemudian mengusulkan gagasan tersebut untuk diadopsi ke dalam Forum G20. Dalam penyelenggaraan kegiatan dengan visi besar tersebut, Gus Yahya menyebut bahwa dirinya memerlukan sinergi dari pihak prominen untuk mewujudkannya. Untuk itu, PBNU bekerja sama dengan Liga Muslim Dunia (MWL) bergerak bersama untuk menghadirkan kembali peran agama pada diplomasi dunia. *ant, dar
1
Komentar