Penyisiran Anjing Liar Jelang G20, Wabup Ikut Siaga
MANGUPURA, NusaBali
Dalam mengatasi persoalan anjing liar di wilayah Kuta Selatan, Pemerintah Kabupaten Badung terus berkoordinasi dengan pihak terkait dalam upaya penanganan.
Hal ini semata agar keberadaan anjing liar ini tidak menjadi momok saat perhelatan KTT G20 yang diselenggarakan di Nusa Dua pada 15-16 November mendatang.
Dalam mencari solusi penanganan anjing liar itu, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa pada Selasa (1/11) siang turun langsung ke Kantor Camat Kuta Selatan dan menggelar pertemuan dengan sejumlah instansi, dari Dinas Pertanian dan Pangan Badung, Dinas Kesehatan Badung, Camat Kuta Selatan, perwakilan Satpol PP, lurah dan perbekel se-Kuta Selatan dan sejumlah komunitas penyayang binatang. “Pemerintah Kabupaten Badung selalu melakukan sosialisasi dan koordinasi secara terus menerus dalam menanganai persoalan anjing liar ini,” ujar Wabup Suiasa.
Wabup Suiasa mengapresiasi langkah penyisiran yang telah dilakukan selama ini telah membuahkan hasil. Terbukti yang dulu banyak tempat-tempat umum, anjing berkeliaran dengan bebas, saat ini sudah sangat berkurang. Itu artinya, kata dia, masyarakat sudah sangat paham, mengerti dan semakin sadar terhadap upaya pengendalian anjing liar.
Dikatakan, apa yang dilakukan pemerintah dalam upaya pengendalian anjing liar, sebagai bentuk antisipasi terhadap risiko rabies, terlebih Bali dan Badung khususnya yang merupakan basisnya pariwisata. Apalagi sebentar lagi pelaksanaan event internasional KTT G20 berlangsung di Badung. “Memang saat ini mulai berkurang (keberadaan anjing liar, Red). Nah, ini yang harus kita jaga agar tidak muncul lagi ke depannya. Saya juga mengapresiasi kepada masyarakat dan komunitas penyayang binatang yang sudah menjaga wilayah dari anjing liar,” ucapnya.
Sebelumnya, penyisiran anjing liar oleh Dinas Pertanian dan Pangan (Diperpa) Kabupaten Badung, jelang pelaksanaan KTT G20 pada November mendatang terus dilakukan. Tercatat ada 63 ekor anjing yang dititipkan ke shelter atau tempat penitipan anjing supaya tidak berkeliaraan.
“Dari hasil penyisiran ada 63 ekor anjing yang dititipkan, namun ada juga yang diambil kembali pemiliknya. Sampai sekarang kami masih lakukan relokasi sambil mengimbau warga untuk sementara waktu agar mengikat anjing peliharaannya di rumah agar tidak berkeliaran selama KTT G20 berlangsung,” kata Kepala Diperpa Badung I Wayan Wijana, Minggu (30/10).
Sejak dilakukan relokasi dan penyisiran anjing liar, lanjut Wijana, sudah tidak ditemukan anjing berkeliaran terutama di tempat-tempat sekitar lokasi utama KTT G20. Meski demikian penyisiran tetap dilanjutkan untuk memastikan keamanan pelaksanaan KTT G20. *dar
Dalam mencari solusi penanganan anjing liar itu, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa pada Selasa (1/11) siang turun langsung ke Kantor Camat Kuta Selatan dan menggelar pertemuan dengan sejumlah instansi, dari Dinas Pertanian dan Pangan Badung, Dinas Kesehatan Badung, Camat Kuta Selatan, perwakilan Satpol PP, lurah dan perbekel se-Kuta Selatan dan sejumlah komunitas penyayang binatang. “Pemerintah Kabupaten Badung selalu melakukan sosialisasi dan koordinasi secara terus menerus dalam menanganai persoalan anjing liar ini,” ujar Wabup Suiasa.
Wabup Suiasa mengapresiasi langkah penyisiran yang telah dilakukan selama ini telah membuahkan hasil. Terbukti yang dulu banyak tempat-tempat umum, anjing berkeliaran dengan bebas, saat ini sudah sangat berkurang. Itu artinya, kata dia, masyarakat sudah sangat paham, mengerti dan semakin sadar terhadap upaya pengendalian anjing liar.
Dikatakan, apa yang dilakukan pemerintah dalam upaya pengendalian anjing liar, sebagai bentuk antisipasi terhadap risiko rabies, terlebih Bali dan Badung khususnya yang merupakan basisnya pariwisata. Apalagi sebentar lagi pelaksanaan event internasional KTT G20 berlangsung di Badung. “Memang saat ini mulai berkurang (keberadaan anjing liar, Red). Nah, ini yang harus kita jaga agar tidak muncul lagi ke depannya. Saya juga mengapresiasi kepada masyarakat dan komunitas penyayang binatang yang sudah menjaga wilayah dari anjing liar,” ucapnya.
Sebelumnya, penyisiran anjing liar oleh Dinas Pertanian dan Pangan (Diperpa) Kabupaten Badung, jelang pelaksanaan KTT G20 pada November mendatang terus dilakukan. Tercatat ada 63 ekor anjing yang dititipkan ke shelter atau tempat penitipan anjing supaya tidak berkeliaraan.
“Dari hasil penyisiran ada 63 ekor anjing yang dititipkan, namun ada juga yang diambil kembali pemiliknya. Sampai sekarang kami masih lakukan relokasi sambil mengimbau warga untuk sementara waktu agar mengikat anjing peliharaannya di rumah agar tidak berkeliaran selama KTT G20 berlangsung,” kata Kepala Diperpa Badung I Wayan Wijana, Minggu (30/10).
Sejak dilakukan relokasi dan penyisiran anjing liar, lanjut Wijana, sudah tidak ditemukan anjing berkeliaran terutama di tempat-tempat sekitar lokasi utama KTT G20. Meski demikian penyisiran tetap dilanjutkan untuk memastikan keamanan pelaksanaan KTT G20. *dar
Komentar