Kunjungan Wisman ke Bali Tembus 1,1 Juta
Kalangan pelaku pariwisata optimistis Bali bisa tembus 1,8 juta wisman
DENPASAR,NusaBali
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat kunjungan wisman ke Bali mencapai 1,1 juta. Tepatnya 1.185.829 wisman. Jumlah tersebut dalam rentang waktu 9 bulan, dari Januari -September 2022. Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya, menyampaikan Selasa (1/11).
Dari jumlah kumulatif tersebut, wisman dari kawasan Eropa yang paling banyak berwisata ke Bali. Jumlahnya 381.030 (32,13 persen), disusul kawasan Oseania 374.975 (31,67 persen), Asean 166.920 (14.00 persen), Asia 159.676 (13,47 persen), Amerika Serikat 57.012 (7,34 persen). Terakhir kawasan Afrika dan Timur Tengah. Masing-masing 8.749 (0,24 persen) dan 8.367 (0,71 persen).
"Berdasarkan proporsinya wisman dari Eropa yang mendominasi kunjungan wisman ke Bali pada Januari-September," ujar Hanif Yahya.
Sedang berdasarkan kebangsaan, wisman asal negeri Kangguru Australia yang mendominasi. Selama 9 bulan, jumlah wisman asal Australia yang berkunjung ke Bali sebanyak 352.444(29,72.persen).
Wisman asal negeri 'Bollywood' India 93.182(7,86 persen) pada urutan kedua. Disusul wisman Inggris 78.585(6,63 persen) posisi ketiga. Kemudian berurutan dari posisi empat sampai sepuluh yakni wisman asal Perancis, Amerika Serikat, Jerman, Singapura, Malaysia, Belanda dan Vietnam. Ditambah dari kawasan lainnya 305.700 (25,78 persen).
Khusus pada bulan September total kunjungan wisman ke Bali 291.162. "Meningkat 5,24 persen dibanding bulan sebelumnya (Agustus) yang tercatat 276.659," jelasnya. Wisman asal Australia juga kokoh bertengger paling atas dengan jumlah 86.057(29,56 persen dari 10 besar asal kebangsaan wisman. Paling sedikit wisman Belanda 7.861(2,70 persen).
Melihat perkembangan tersebut kalangan pelaku pariwisata Bali, menyatakan Bali bisa mencapai antara 1,8 juta sampai 2 juta. "Kalau ditergetkan paling pesimis kita mencapai 1,8 juta, " ujar Wisnu Arimbawa, Managing Director Gema Destinasi Tour and Travel (GD Tour).
Kalau beruntung Bali bisa mendapatkan 2 juta wisman. Jumlah tersebut masih di bawah tujuan wisata tetangga Bali/Indonesia yang sangat aktif melakukan promosi pariwisata, walaupun musim pandemi," ungkap Wisnu Arimbawa.
Thailand salah satunya, pesaing di kawasan Asean, sudah mampu mendatangkan 7,6 juta wisman. Menurut Wisnu Arimbawa, ada dua faktor yang menjadi penyebab masih belum maksimal wisman datang ke Bali. "Faktor internal dan eksternal, " ujarnya.
Untuk faktor internal, salah satunya kebijakan soal Visa On Arival(VOA). "Sebaiknya dikembalikan lagi kebijakan bebas visa sebagaimana sebelum pandemi, "saran Wisnu Arimbawa. Hal itu sebagaimana yang diterapkan negara lain kompetitor Bali.
Seperti Thailand yang sangat atraktif untuk memudahkan kedatangan wisman. Demikian juga dengan Singapura dan Vietnam. Namun demikian faktor eksternal juga berpengaruh, yakni krisis ekonomi global, termasuk krisis pangan dan energi dan listrik di pangsa pasar wisata Bali, yakni Eropa dan Amerika Serikat yang semakin serius.
"Itu juga memberi andil untuk target kita 2 juta wisman agak sulit dicapai, "ujar pria yang juga pengurus Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali.
Terkait hal itu, Wisnu Arimbawa mengingatkan untuk menggalakkan berwisata cukup di dalam negeri, cukup di Indonesia saja. "Sebagaimana mana anjuran Presiden kita ikuti," ujarnya.
Hal itu sebagai dampak dari krisis ekonomi global dimana seluruh negara di dunia, memproteksi national interest atau kepentingan nasional masing-masing. *k17
Dari jumlah kumulatif tersebut, wisman dari kawasan Eropa yang paling banyak berwisata ke Bali. Jumlahnya 381.030 (32,13 persen), disusul kawasan Oseania 374.975 (31,67 persen), Asean 166.920 (14.00 persen), Asia 159.676 (13,47 persen), Amerika Serikat 57.012 (7,34 persen). Terakhir kawasan Afrika dan Timur Tengah. Masing-masing 8.749 (0,24 persen) dan 8.367 (0,71 persen).
"Berdasarkan proporsinya wisman dari Eropa yang mendominasi kunjungan wisman ke Bali pada Januari-September," ujar Hanif Yahya.
Sedang berdasarkan kebangsaan, wisman asal negeri Kangguru Australia yang mendominasi. Selama 9 bulan, jumlah wisman asal Australia yang berkunjung ke Bali sebanyak 352.444(29,72.persen).
Wisman asal negeri 'Bollywood' India 93.182(7,86 persen) pada urutan kedua. Disusul wisman Inggris 78.585(6,63 persen) posisi ketiga. Kemudian berurutan dari posisi empat sampai sepuluh yakni wisman asal Perancis, Amerika Serikat, Jerman, Singapura, Malaysia, Belanda dan Vietnam. Ditambah dari kawasan lainnya 305.700 (25,78 persen).
Khusus pada bulan September total kunjungan wisman ke Bali 291.162. "Meningkat 5,24 persen dibanding bulan sebelumnya (Agustus) yang tercatat 276.659," jelasnya. Wisman asal Australia juga kokoh bertengger paling atas dengan jumlah 86.057(29,56 persen dari 10 besar asal kebangsaan wisman. Paling sedikit wisman Belanda 7.861(2,70 persen).
Melihat perkembangan tersebut kalangan pelaku pariwisata Bali, menyatakan Bali bisa mencapai antara 1,8 juta sampai 2 juta. "Kalau ditergetkan paling pesimis kita mencapai 1,8 juta, " ujar Wisnu Arimbawa, Managing Director Gema Destinasi Tour and Travel (GD Tour).
Kalau beruntung Bali bisa mendapatkan 2 juta wisman. Jumlah tersebut masih di bawah tujuan wisata tetangga Bali/Indonesia yang sangat aktif melakukan promosi pariwisata, walaupun musim pandemi," ungkap Wisnu Arimbawa.
Thailand salah satunya, pesaing di kawasan Asean, sudah mampu mendatangkan 7,6 juta wisman. Menurut Wisnu Arimbawa, ada dua faktor yang menjadi penyebab masih belum maksimal wisman datang ke Bali. "Faktor internal dan eksternal, " ujarnya.
Untuk faktor internal, salah satunya kebijakan soal Visa On Arival(VOA). "Sebaiknya dikembalikan lagi kebijakan bebas visa sebagaimana sebelum pandemi, "saran Wisnu Arimbawa. Hal itu sebagaimana yang diterapkan negara lain kompetitor Bali.
Seperti Thailand yang sangat atraktif untuk memudahkan kedatangan wisman. Demikian juga dengan Singapura dan Vietnam. Namun demikian faktor eksternal juga berpengaruh, yakni krisis ekonomi global, termasuk krisis pangan dan energi dan listrik di pangsa pasar wisata Bali, yakni Eropa dan Amerika Serikat yang semakin serius.
"Itu juga memberi andil untuk target kita 2 juta wisman agak sulit dicapai, "ujar pria yang juga pengurus Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali.
Terkait hal itu, Wisnu Arimbawa mengingatkan untuk menggalakkan berwisata cukup di dalam negeri, cukup di Indonesia saja. "Sebagaimana mana anjuran Presiden kita ikuti," ujarnya.
Hal itu sebagai dampak dari krisis ekonomi global dimana seluruh negara di dunia, memproteksi national interest atau kepentingan nasional masing-masing. *k17
Komentar