Disperinaker Pilih Gandeng LPK Ketimbang Gelar Job Fair
Percepat Penyerapan Tenaga Kerja
MANGUPURA, NusaBali
Guna mengatasi angka pengangguran terbuka, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Badung, menggandeng Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) untuk mengatasi persoalan penyerapan tenaga kerja.
Setelah melakukan evaluasi, kerja sama dengan LPK dinilai lebih relevan dibanding program bursa kerja atau job fair. Disperinaker pun tidak lagi merancang bursa kerja, seperti sebelum-sebelumnya.
“Hasil evaluasi, bursa kerja setahun sekali itu tidak banyak menyerap tenaga kerja. Jadi polanya kita ubah sekarang. Dari hulu kita siapkan bekerja sama dengan LPK,” kata Kepala Disperinaker Badung Putu Eka Mertawan, Kamis (3/11).
Mantan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Badung ini menambahkan, kebutuhan industri yang mengharuskan pekerja tersertifikasi menjadi alasan mengapa kini menggandeng LPK. Selain itu, LPK pastinya memiliki jaringan perusahaan yang membutuhkan karyawan sesuai kompetensi yang dikembangkan LPK. Tercatat pihaknya bekerja sama dengan 42 LPK di Badung untuk mengakomodir angkatan kerja.
“LPK ini proaktif menjalin kerja sama semua lowongan pekerjaan. Bahkan masih sekolah sudah bekerja. Buktinya kalau sebelum Covid-19 terserap hanya 5.000 pekerja setahun. Sekarang justru per tahunnya melebihi 25.000 pekerja,” beber Eka Merthawan.
Pola strategi ini diakui cukup berbeda dengan rekrutmen tahun-tahun sebelumnya yang tidak mengharuskan pekerja tersertifikasi. Dengan status tenaga tenaga kerja yang tersertifikasi, Eka Mertawan meyakini tenaga kerja tidak hanya mendapat peluang kerja di dalam negeri, namun juga kesempata bekerja di luar negeri. “Sekarang harus pekerja tersertifikasi. Kalau dulu beda asal bisa bahasa Inggris, entah tamat S1 atau SMA bisa masuk. Itu dulu polanya, sekarang kemampuannya apa, kompetensinya apa, ini yang dibutuhkan. Jadi tak lagi tertumpu pada job fair setahun sekali, yang pembukaan meriah tapi outputnya rendah. Kami tidak mau,” tegasnya.
Lebih lanjut Eka Merthawan, mengatakan ada empat inovasi yang dikemas Disperinaker untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan pasca pandemi Covid-19. Seperti Inovasi Badung Siki (Inovasi Badung Siap Kerja Mandiri), inovasi Pejati (Pelatihan Kerja Produktif dan Mandiri), Inovasi Marmer (Magang Kerja Merdeka), dan Inovasi Badung Panten (Pekerja Kompeten). *ind
Komentar