HUT MGPSSR ke-65 Berlangsung Meriah
Perayaan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) Pasemetonan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) ke-65 berlangsung meriah di atas Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Bali, Denpasar, Sabtu (6/5) sore.
DENPASAR, NusaBali
Semakin malam, ribuan penonton baik dari kalangan semeton MGPSSR maupun masyarakat lainnya berbondong-bondong menyaksikan pagelaran seni budaya, pameran mobil dan motor klasik serta sejumlah stan kuliner dan produk-produk lainnya.
Ketua Panitia HUT MGPSSR ke-65, Putu Muktiyasa melaporkan, puncak HUT yang dilaksanakan di Panggung Ardha Candra adalah kali pertama dilaksanakan di ruang terbuka. Sebelum puncak HUT, telah dilaksanakan beberapa kegiatan sejak bulan April 2017 lalu. Kegiatan diawali pada 17 April dengan kegiatan bakti sosial penanaman pohon di sekitar Pura Lempuyang Madya, Karangasem. Dilanjutkan dengan lomba tari jauk manis dan makendang pada 22 April, dan futsal MGPSSR Cup II pada 23-24 April lalu. "Tema HUT kali ini adalah 'Bakti ring Kawitan Manut ring Sesana Kepasekan'. Sangat singkat namun maknanya sangat mendalam. Bahwa sesungguhnya wujud bakti kepada Ida Bhatara Kawitan bagi setiap Pratisentana Pasek adalah senantiasa patuh dengan kewajiban sebagai seorang Pasek," ungkapnya.
Dalam puncak perayaan HUT itu, Ketua Umum MGPSSR Pusat, Prof Wayan Wita mengatakan, usia 65 tahun tidak bisa lagi dibilang muda. Usia itu dinilai usia yang sangat semakin matang. Berbagai program sudah dilaksanakan, seperti program pendidikan dan latihan (diklat), krematorium, hingga membentuk koperasi dan yayasan. Ke depan, MGPSSR akan terus membangun kualitas SDM semeton pasek menjadi semakin baik. "Kita sedang giat-giatnya membangun SDM. Membangun SDM ini lebih berat. Puluhan pelatihan kita telah adakan. Kita bersyukur. Di usia yang semakin matang ini, mari kita bangkitkan persatuan dan rasa pasemetonan Pasek," katanya.
Senada dengan Prof Wita, Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang menghadiri langsung perayaan tersebut berpesan agar perayaan HUT ke-65 ini dijadikan momentum syukur dan evaluasi agar lebih memberikan manfaat bagi semeton. Semeton Pasek juga diminta tidak bersikap eksklusif apalagi menang sendiri. Melainkan bisa bersanding dengan semeton lainnya. Sekaligus, Gubernur Pastika berpesan agar generasi MGPSSR kini mampu merintis dan membangun hal-hal baru untuk generasi mendatang.
"Kita boleh bangga dengan perjuangan leluhur tapi tidak boleh terlena. Leluhur adalah generasi perintis dan pembangun. Sedangkan generasi saat ini adalah pemelihara dan penikmat. Generasi masa kini juga harus mampu merintis dan membangun hal-hal baru, untyk menghadapi tantangan kekinian di zaman yang penuh ketidakpastian dan penuh dengan perubahan," ucapnya.
Perayaan HUT MGPSSR ke-65 kemarin diisi pula dengan pemberian penghargaan ‘Life Achievement’ kepada tokoh-tokoh inspiratif, pemangku, dan sulinggih dari Warga Pasek, begitu juga penyerahan bantuan bedah rumah kepada masyarakat. Lantas, perayaan HUT ditutup dengan penampilan Wayang Cenk Blonk yang begitu menghibur penonton. * in
Ketua Panitia HUT MGPSSR ke-65, Putu Muktiyasa melaporkan, puncak HUT yang dilaksanakan di Panggung Ardha Candra adalah kali pertama dilaksanakan di ruang terbuka. Sebelum puncak HUT, telah dilaksanakan beberapa kegiatan sejak bulan April 2017 lalu. Kegiatan diawali pada 17 April dengan kegiatan bakti sosial penanaman pohon di sekitar Pura Lempuyang Madya, Karangasem. Dilanjutkan dengan lomba tari jauk manis dan makendang pada 22 April, dan futsal MGPSSR Cup II pada 23-24 April lalu. "Tema HUT kali ini adalah 'Bakti ring Kawitan Manut ring Sesana Kepasekan'. Sangat singkat namun maknanya sangat mendalam. Bahwa sesungguhnya wujud bakti kepada Ida Bhatara Kawitan bagi setiap Pratisentana Pasek adalah senantiasa patuh dengan kewajiban sebagai seorang Pasek," ungkapnya.
Dalam puncak perayaan HUT itu, Ketua Umum MGPSSR Pusat, Prof Wayan Wita mengatakan, usia 65 tahun tidak bisa lagi dibilang muda. Usia itu dinilai usia yang sangat semakin matang. Berbagai program sudah dilaksanakan, seperti program pendidikan dan latihan (diklat), krematorium, hingga membentuk koperasi dan yayasan. Ke depan, MGPSSR akan terus membangun kualitas SDM semeton pasek menjadi semakin baik. "Kita sedang giat-giatnya membangun SDM. Membangun SDM ini lebih berat. Puluhan pelatihan kita telah adakan. Kita bersyukur. Di usia yang semakin matang ini, mari kita bangkitkan persatuan dan rasa pasemetonan Pasek," katanya.
Senada dengan Prof Wita, Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang menghadiri langsung perayaan tersebut berpesan agar perayaan HUT ke-65 ini dijadikan momentum syukur dan evaluasi agar lebih memberikan manfaat bagi semeton. Semeton Pasek juga diminta tidak bersikap eksklusif apalagi menang sendiri. Melainkan bisa bersanding dengan semeton lainnya. Sekaligus, Gubernur Pastika berpesan agar generasi MGPSSR kini mampu merintis dan membangun hal-hal baru untuk generasi mendatang.
"Kita boleh bangga dengan perjuangan leluhur tapi tidak boleh terlena. Leluhur adalah generasi perintis dan pembangun. Sedangkan generasi saat ini adalah pemelihara dan penikmat. Generasi masa kini juga harus mampu merintis dan membangun hal-hal baru, untyk menghadapi tantangan kekinian di zaman yang penuh ketidakpastian dan penuh dengan perubahan," ucapnya.
Perayaan HUT MGPSSR ke-65 kemarin diisi pula dengan pemberian penghargaan ‘Life Achievement’ kepada tokoh-tokoh inspiratif, pemangku, dan sulinggih dari Warga Pasek, begitu juga penyerahan bantuan bedah rumah kepada masyarakat. Lantas, perayaan HUT ditutup dengan penampilan Wayang Cenk Blonk yang begitu menghibur penonton. * in
Komentar