DPD I Golkar Bali Inginkan Head to Head
Munculnya paket I Nyoman Parta (politisi PDIP) – Tjokorda Asmara Putra Sukawati (politisi Demokrat) untuk Pilkada Gianyar 2018 mendapatkan respons dari DPD I Golkar Bali.
Wacana Parta–Tjok Asmara di Pilkada Gianyar
DENPASAR, NusaBali
Sekretaris DPD I Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry mengatakan kalau mau menang di Pilkada Gianyar dan pilkada serentak 2018, harus head to head menghadapi PDI Perjuangan.
Sugawa Korry menyebutkan dari strategi dan logika politik, tidak ada pilihan lain kecuali head to head untuk bisa mengalahkan kekuatan PDIP di Gianyar. Munculnya paket Parta–Tjok Asmara adalah sebuah wacana yang dilempar ke masyarakat.
“Kalau bicara strategi ya harus head to head. Di Gianyar saya berpendapat harus ada partai koalisi besar dan bergabung untuk menghadapi PDIP. Baru ada peluang menang. Jika tidak head to head sulit menang,” kata Sugawa Korry, di Denpasar, Sabtu (6/5).
Head to head menghadapi PDIP sebagai incumbent di Gianyar bisa mencontoh ketika Pilgub Bali 2013, di mana saat itu terbangun koalisi besar yang digagas Golkar, Demokrat, dan Gerindra bersama sejumlah partai lainnya. Saat itu koalisi besar tersebut dinamai Koalisi Bali Mandara (KBM), mengusung Made Mangku Pastika–I Ketut Sudikerta, yang berhasil mengalahkan pasangan Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga–Dewa Nyoman Sukrawan yang diusung PDIP–PKS.
“Jadi selain menyangkut figur yang memang memiliki akar dukungan yang kuat, peran koalisi partai politik juga sangat penting,” tegas politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, ini.
Sugawa Korry mengapresiasi gerakan kader Golkar di Gianyar yang sudah mampu menggalang komunikasi politik dengan perebutan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPRD Gianyar. “Koalisi itu menjadi embrio untuk bertarung head to head dengan PDIP. Nah, nanti siapa figurnya itu, DPD II yang berwenang memberikan masukan kepada induk partai. Koalisi dengan partai lain juga adalah DPD II yang melakukan penjajakan,” ucap mantan Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali, ini.
Untuk saat ini, menurut Sugawa Korry, DPD I Golkar Bali melakukan inventarisasi nama-nama yang diprioritaskan untuk disurvei sebagai kandidat calon di Pilkada Gianyar 2018.
”Ada delapan nama yang diprioritaskan. Nanti disurvei dulu di Golkar melibatkan survei independen. Nama-nama ini diajukan oleh DPD II Golkar Gianyar. H-6 bulan survei dilaksanakan oleh partai,” tegasnya.
Sementara kader senior Golkar Bali yang mantan Ketua OKK DPD I Golkar Bali Dewa Ngakan Rai Budiasa, mengatakan, survei kandidat calon kepala daerah di Pilkada Gianyar 2018 bisa saja ditambah kalau memang ada yang layak dan ada yang memang tidak bersedia. ”Antisipasi, kan tidak semua kandidat yang disurvei siap maju di pilkada. Walaupun namanya masuk survei,” ujar Rai Budiasa.
Politisi asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar, ini mencontohkan salah satu kandidat calon yang disurvei Golkar adalah Tjokorda Gde Raka Sukawati (Tjok De). Seniman dan arsitek bade asal Puri Ubud ini mengatakan tidak bersedia maju di pilkada. Padahal Tjok De namanya masuk dalam delapan besar yang disurvei. “Nah kan bisa ditambah kandidat yang disurvei. Ini menyangkut kesiapan yang bersangkutan juga,” kata mantan anggota DPRD DKI Jakarta ini.
Sebelumnya diberitakan, dalam rolling pimpinan AKD DPRD Gianyar, Selasa (25/4), PDIP selaku pemegang suara mayoritas, tidak dapat jatah satu pun jabatan ketua AKD. Enam jabatan ketua AKD DPRD Gianyar dibagi-bagi Golkar, Demokrat, Gerindra, Hanura, dan PKPI.
Bukan hanya itu, Fraksi PDIP bahkan tidak dapat jatah sekadar jabatan wakil ketua atau sekretaris AKD DPRD Gianyar. Semula, PDIP (yang mendominasi 16 dari total 40 kursi DPRD Gianyar hasil Pileg 2014) menduduki 3 jabatan ketua AKD DPRD Gianyar sebelum rolling. Masing-masing, Ketua Komisi III yang diduduki AA Gede Agung Wira Mantra, Ketua Komisi IV yang diduduki I Putu Gede Pebrianta, dan Ketua Badan Legislasi (Baleg) yang diduduki I Made Budiasa.
Namun, dalam rolling pada Selasa (25/4), ketiga kursi ketua AKD yang diduduki PDIP ini disambar partai lain. Jabatan Ketua Komisi III direbut politisi Hanura I Nyoman Artawa Putra, jabatan Ketua Komisi IV disambar politisi Golkar Cokorda Wisnu Parta, sementara kursi Ketua Baleg beralih ke tangan politisi Golkar Wayan Gede Sudarta.
Sedangkan untuk kursi Ketua Komisi I, Ketua Komisi II, dan Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Gianyar bertukar posisi antar-politisi di luar PDIP. Untuk Ketua Komisi I yang semula dipegang Nyoman Artawa Putra (Hanura), berpindah ke Ngakan Ketut Putra (kader PKPI). Sementara Ketua Komisi II yang semula diduduki I Wayan Gede Sudarta (Golkar), beralih ke tangan IB Nyoman Rai (kader Gerindra). Sebaliknya, kursi Ketua BK DPRD Gianyar yang semula diduduki IB Nyoman Rai (Gerindra), beralih ke tangan I Gede Sudiarta (kader Demokrat).
Dengan demikian, Golkar yang hanya menguasai 7 kursi dari total 40 kursi DPRD Gianyar hasil Pileg 2014, menjadi raja dalam rolling ketua AKD kemarin. Sebab, Golkar menduduki 2 dari total 6 kursi ketua AKD. Bahkan, Fraksi Golkar boleh dikata mendominasi 3 kursi ketua AKD, karena PKPI yang merebut jabatan Ketua Komisi I selama ini masuk Fraksi Golkar DPRD Gianyar 2014-2019.
Sedangkan Demokrat yang menguasai 5 kursi DPRD Gianyar, kebagian jatah Ketua BK. Demikian pula Gerindra yang punya 5 kursi DPRD Gianyar, kebagian jatah Ketua Komisi II. Sementara Hanura yang punya 3 kursi DPRD Gianyar, kebagian jatah Ketua Komisi III. Dalam DPRD Gianyar 2014-2019, Hanura bersama NasDem (punya 2 kursi parlemen) masuk Fraksi Gabungan.
Sebaliknya, PKPI hanya punya 2 kursi DPRD Gianyar 2014, namun kebagian jatah Ketua Komisi I. Maka, boleh dikata PDIP telah dipecundangi ‘Koalisi Dadakan’ Golkar-Demokrat-Gerindra-Hanura-NasDem-PKPI dalam roling pimpinan AKD, Selasa (25/4).
Bisa jadi, inilah sebuah isyarat akan terjadi tarung head to head Jilid II Koalisi Rakyat Gianyar (KRG) vs PDIP dalam Pilkada Gianyar 2018 mendatang. Jika betul, ini akan mengulangi tarung head to head Jilid I KRG vs PDIP di Pilkada Gianyar 2008, ketika pasangan Tjokorda Oka Ardhana Sukawati alias Cok Ace-Dewa Made Sutanaya (diusung KRG) mengalahkan AA Gde Agung Bharata-Putu Yudha Tema (yang diusung PDIP) dengan suara tipis. * nat
DENPASAR, NusaBali
Sekretaris DPD I Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry mengatakan kalau mau menang di Pilkada Gianyar dan pilkada serentak 2018, harus head to head menghadapi PDI Perjuangan.
Sugawa Korry menyebutkan dari strategi dan logika politik, tidak ada pilihan lain kecuali head to head untuk bisa mengalahkan kekuatan PDIP di Gianyar. Munculnya paket Parta–Tjok Asmara adalah sebuah wacana yang dilempar ke masyarakat.
“Kalau bicara strategi ya harus head to head. Di Gianyar saya berpendapat harus ada partai koalisi besar dan bergabung untuk menghadapi PDIP. Baru ada peluang menang. Jika tidak head to head sulit menang,” kata Sugawa Korry, di Denpasar, Sabtu (6/5).
Head to head menghadapi PDIP sebagai incumbent di Gianyar bisa mencontoh ketika Pilgub Bali 2013, di mana saat itu terbangun koalisi besar yang digagas Golkar, Demokrat, dan Gerindra bersama sejumlah partai lainnya. Saat itu koalisi besar tersebut dinamai Koalisi Bali Mandara (KBM), mengusung Made Mangku Pastika–I Ketut Sudikerta, yang berhasil mengalahkan pasangan Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga–Dewa Nyoman Sukrawan yang diusung PDIP–PKS.
“Jadi selain menyangkut figur yang memang memiliki akar dukungan yang kuat, peran koalisi partai politik juga sangat penting,” tegas politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, ini.
Sugawa Korry mengapresiasi gerakan kader Golkar di Gianyar yang sudah mampu menggalang komunikasi politik dengan perebutan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPRD Gianyar. “Koalisi itu menjadi embrio untuk bertarung head to head dengan PDIP. Nah, nanti siapa figurnya itu, DPD II yang berwenang memberikan masukan kepada induk partai. Koalisi dengan partai lain juga adalah DPD II yang melakukan penjajakan,” ucap mantan Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali, ini.
Untuk saat ini, menurut Sugawa Korry, DPD I Golkar Bali melakukan inventarisasi nama-nama yang diprioritaskan untuk disurvei sebagai kandidat calon di Pilkada Gianyar 2018.
”Ada delapan nama yang diprioritaskan. Nanti disurvei dulu di Golkar melibatkan survei independen. Nama-nama ini diajukan oleh DPD II Golkar Gianyar. H-6 bulan survei dilaksanakan oleh partai,” tegasnya.
Sementara kader senior Golkar Bali yang mantan Ketua OKK DPD I Golkar Bali Dewa Ngakan Rai Budiasa, mengatakan, survei kandidat calon kepala daerah di Pilkada Gianyar 2018 bisa saja ditambah kalau memang ada yang layak dan ada yang memang tidak bersedia. ”Antisipasi, kan tidak semua kandidat yang disurvei siap maju di pilkada. Walaupun namanya masuk survei,” ujar Rai Budiasa.
Politisi asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar, ini mencontohkan salah satu kandidat calon yang disurvei Golkar adalah Tjokorda Gde Raka Sukawati (Tjok De). Seniman dan arsitek bade asal Puri Ubud ini mengatakan tidak bersedia maju di pilkada. Padahal Tjok De namanya masuk dalam delapan besar yang disurvei. “Nah kan bisa ditambah kandidat yang disurvei. Ini menyangkut kesiapan yang bersangkutan juga,” kata mantan anggota DPRD DKI Jakarta ini.
Sebelumnya diberitakan, dalam rolling pimpinan AKD DPRD Gianyar, Selasa (25/4), PDIP selaku pemegang suara mayoritas, tidak dapat jatah satu pun jabatan ketua AKD. Enam jabatan ketua AKD DPRD Gianyar dibagi-bagi Golkar, Demokrat, Gerindra, Hanura, dan PKPI.
Bukan hanya itu, Fraksi PDIP bahkan tidak dapat jatah sekadar jabatan wakil ketua atau sekretaris AKD DPRD Gianyar. Semula, PDIP (yang mendominasi 16 dari total 40 kursi DPRD Gianyar hasil Pileg 2014) menduduki 3 jabatan ketua AKD DPRD Gianyar sebelum rolling. Masing-masing, Ketua Komisi III yang diduduki AA Gede Agung Wira Mantra, Ketua Komisi IV yang diduduki I Putu Gede Pebrianta, dan Ketua Badan Legislasi (Baleg) yang diduduki I Made Budiasa.
Namun, dalam rolling pada Selasa (25/4), ketiga kursi ketua AKD yang diduduki PDIP ini disambar partai lain. Jabatan Ketua Komisi III direbut politisi Hanura I Nyoman Artawa Putra, jabatan Ketua Komisi IV disambar politisi Golkar Cokorda Wisnu Parta, sementara kursi Ketua Baleg beralih ke tangan politisi Golkar Wayan Gede Sudarta.
Sedangkan untuk kursi Ketua Komisi I, Ketua Komisi II, dan Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Gianyar bertukar posisi antar-politisi di luar PDIP. Untuk Ketua Komisi I yang semula dipegang Nyoman Artawa Putra (Hanura), berpindah ke Ngakan Ketut Putra (kader PKPI). Sementara Ketua Komisi II yang semula diduduki I Wayan Gede Sudarta (Golkar), beralih ke tangan IB Nyoman Rai (kader Gerindra). Sebaliknya, kursi Ketua BK DPRD Gianyar yang semula diduduki IB Nyoman Rai (Gerindra), beralih ke tangan I Gede Sudiarta (kader Demokrat).
Dengan demikian, Golkar yang hanya menguasai 7 kursi dari total 40 kursi DPRD Gianyar hasil Pileg 2014, menjadi raja dalam rolling ketua AKD kemarin. Sebab, Golkar menduduki 2 dari total 6 kursi ketua AKD. Bahkan, Fraksi Golkar boleh dikata mendominasi 3 kursi ketua AKD, karena PKPI yang merebut jabatan Ketua Komisi I selama ini masuk Fraksi Golkar DPRD Gianyar 2014-2019.
Sedangkan Demokrat yang menguasai 5 kursi DPRD Gianyar, kebagian jatah Ketua BK. Demikian pula Gerindra yang punya 5 kursi DPRD Gianyar, kebagian jatah Ketua Komisi II. Sementara Hanura yang punya 3 kursi DPRD Gianyar, kebagian jatah Ketua Komisi III. Dalam DPRD Gianyar 2014-2019, Hanura bersama NasDem (punya 2 kursi parlemen) masuk Fraksi Gabungan.
Sebaliknya, PKPI hanya punya 2 kursi DPRD Gianyar 2014, namun kebagian jatah Ketua Komisi I. Maka, boleh dikata PDIP telah dipecundangi ‘Koalisi Dadakan’ Golkar-Demokrat-Gerindra-Hanura-NasDem-PKPI dalam roling pimpinan AKD, Selasa (25/4).
Bisa jadi, inilah sebuah isyarat akan terjadi tarung head to head Jilid II Koalisi Rakyat Gianyar (KRG) vs PDIP dalam Pilkada Gianyar 2018 mendatang. Jika betul, ini akan mengulangi tarung head to head Jilid I KRG vs PDIP di Pilkada Gianyar 2008, ketika pasangan Tjokorda Oka Ardhana Sukawati alias Cok Ace-Dewa Made Sutanaya (diusung KRG) mengalahkan AA Gde Agung Bharata-Putu Yudha Tema (yang diusung PDIP) dengan suara tipis. * nat
Komentar