Koopssus TNI Latihan Gultor di Pulau Serangan
KTT G20, TNI AU Siagakan Pesawat F-16 dan Sukhoi
DENPASAR, NusaBali
Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI menggelar latihan Penanggulangan Teror (Gultor) di kawasan Bali Turtle Island Development (BTID) Kelurahan Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar selama dua hari sejak, Selasa (8/11).
Latihan dengan melibatkan pasukan khusus dari TNI AD, TNI AL, dan TNI AU ini dipimpin langsung oleh Komandan Komando Operasi Khusus (Dankoopssus) TNI, Mayjen TNI Joko Purwo Putranto.
Di sela kegiatan latihan kemarin siang, Dankoopssus TNI Mayjen Joko Purwo Putranto mengungkapkan latihan ini melibatkan 408 personel. Ratusan personel tersebut berasal dari pasukan khusus setiap matra, yakni Sat 81 Kopassus, Denjaka TNI AL, dan Sat Bravo 90 Kopasgat. Mereka mengikuti latihan siang dan malam, baik di darat, laut, maupun udara. Latihan berakhir pada, Rabu (9/11) malam ini. Mereka menggunakan peralatan yang mendukung operasi malam hari.
Mayjen TNI Joko Purwo Putranto mengatakan latihan ini sebenarnya adalah latihan rutin yang digelar setiap tahun. Khusus untuk tahun ini, latihan yang digelar di Pulau Serangan merupakan latihan pada semester II alias latihan untuk kedua kalinya tahun ini. Latihan ini digelar dikaitkan dengan pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20).
"Koopssus TNI menjadi bagian dari pengamanan KTT G20. Latihan ini menggunakan peralatan khusus yang juga digunakan dalam operasi khsusus. Keamanan KTT G20 merupakan taruhan bagi aparat keamanan. Latihan ini untuk menajamkan latihan-latihan yang sudah secara rutin dilakukan sebelumnya," tegas jenderal bintang dua di pundak ini.
Puncak pertemuan KTT G20 pada 15-16 November 2022 ini di hadiri oleh para kepala negara/pemerintahan sejumlah negara di dunia. Oleh karena itu persiapan pengamanan harus dilakukan semaksimal mungkin. Dalam latihan ini dilakukan simulasi manakala terjadi ancaman kepada para kepala negara yang hadir, misalnya penyanderaan oleh teroris atau hal-hal yang terkait dengan tindakan-tindakan yang luar biasa.
Perwira tinggi TNI lulusan Akmil 1990 ini mengaku, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa memerintahkannya agar para pasukan khusus ini harus mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi. Oleh karena itu, latihan di semester II ini back to back dengan KTT G20. Maksudnya, setelah selesai latihan, langsung melakukan pengamanan KTT G20.
"Latihan yang kita lakukan dalam rangka mendukung secara keseluruhan pengamanan KTT G20. Latihan ini kita simulasikan kejadian yang menurut prediksi kita bisa terjadi. Pada intinya kita siap menghadapi skenario yang terburuk terjadi. Harapannya itu tidak terjadi," tandasnya.
Latihan kemarin siang meliputi latihan free fall (terjun payung) dan latihan penyerbuan dengan menggunakan gedung Kampus Upaya Indonesia Damai (UID) yang baru dibangun di kawasan tersebut. Untuk kelancaran latihan tersebut, di sekitar kawasan tempat digelarnya kegiatan disterilkan. Setiap orang yang masuk ke dalam kawasan BTID diperiksa ketat. Tujuannya agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan terjadi.
Terpisah Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan pihaknya sudah menyiapkan pengamanan udara saat KTT G20 di Bali. Sejumlah pesawat tempur dan personel telah disiapkan.
"Dari TNI AU sudah menggelar kekuatan untuk pertahanan udara. Dan untuk dukungan mobilitas yang lainnya," kata Marsekal Fadjar di Gedung Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa kemarin.
Persiapan sudah digelar di sejumlah pangkalan TNI Angkatan Udara yang ada di sekitar Bali. Sejumlah pesawat juga sudah disediakan untuk mengamankan KTT G-20.
“Ada pesawat F-16 dan Sukhoi, dan juga dukungan dari pesawat lain. Dan kita gelar juga pesawat Hercules untuk dukungan logistik," kata dia. Marsekal Fadjar menyebut sekitar 3.000 personel dari TNI AU telah disiapkan. Ia pun memastikan pihaknya telah siap dalam melakukan pengamanan di KTT G20. "Kalau tidak salah 3.000-an personel, dari berbagai percabangan," pungkasnya dilansir detik.com.
Sedangkan untuk pengamanan pertemuan puncak KTT G20, Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Bali juga dilibatkan dalam tim food safety. Tim ini di lapangan akan berkaloborasi dengan tim food safety dari TNI. Tim ini nantinya bertugas mengecek keamanan menu makanan yang dihidangkan untuk para delegasi dan kepala negara yang hadir dalam kegiatan tersebut. Mereka bertanggung jawab penuh terhadap higienisnya makanan yang dihidangkan.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto dalam keterangan persnya, Selasa kemarin mengungkapkan untuk menjaga keamanan menu makanan, tim akan menyiapkan reagen untuk mengecek kandungan logam berat yang bersifat racun, seperti timbal, sianida dan arsenik.
"Tim akan memeriksa satu-persatu makanan yang akan dihidangkan untuk para tamu di ruang makan. Ini untuk memastikan menu makanan terhindar dari zat berbahaya. Jadi, sebelum dihidangkan makanan tersebut sudah diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan keamananya," ujarnya. Sementara Kabagopsnalmed Pusdokkes Polri, Kombes Pol dr Budi Heryadi mengatakan dalam menunjang pengamanan KTT G20, Mabes Polri juga menerjunkan tim kesehatan untuk personel yang jaga. Pusdokkes Mabes Polri menerjunkan 12 ambulans. Belasan ambulans itu dioperasikan oleh 60 personel. Puluhan personel ini merupakan gabungan dari Biddokkes Polda Bali, Brimob, Pusdokkes Mabes Polri, dan RS Trijata Bhayangkara Polda Bali.
"Mereka diploting pada tempat-tempat yang telah ditentukan. Tim ini juga menyiapkan vitamin dan obat-obatan nonvitamin untuk dibagikan kepada seluruh personil yang dilibatkan dalam pengamanan ini. Tim ini bergerak untuk mengantisipasi kondisi darurat," tuturnya. *pol
1
Komentar