Desa Adat Kuta Libatkan 13 Banjar Pasang 146 Penjor
MANGUPURA, NusaBali
Menjelang perhelatan KTT G20 pada 15-16 November mendatang, Desa Adat Kuta menyiapkan 146 penjor yang akan menghiasi jalan yang bakal dilalui para kepala dan delegasi.
Desa Adat Kuta bahkan melibatkan 13 banjar adat untuk proses pengerjaan dan pemasangan. Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista, mengatakan sengaja memanfaatkan momentum pembuatan penjor sebagai ajang pelestarian tradisi memenjor. Pembuatan penjor untuk menyambut KTT G20 dikerjakan dan dipasang secara swakarya oleh yowana dari 13 banjar adat di Kuta. Untuk masing-masing banjar mendapatkan 9-10 unit penjor, sedangkan penjor besar digarap oleh pihak koordinator bersama prajuru Desa Adat Kuta.
“Untuk rincian penjor itu ada 120 yang ukuran sedang dan 26 ukuran besar. Sumber pendanaan dari pembuatan penjor itu berasal dari Dinas Pemajuan Desa Adat Provinsi Bali. Lantaran waktunya agak terbatas dan mepet, jadi kita beli semua perlengkapan. Para yowana hanya merakit dan memasang, dan prajuru mengawasi kondisi penjor,” kata Wasista, Rabu (9/11).
Masih menurut Wasista, ratusan penjor itu akan dipasang di jalan utama yang masuk wewidangan palemahan Desa Adat Kuta, termasuk sampai ke perbatasan dengan wilayah Tuban dan Pemogan. Titik pemasangan penjor itu sudah ditentukan oleh Dinas Pemajuan Desa Adat Provinsi Bali dengan lobang pemasangan yang dibuatkan oleh Dinas PU. “Nantinya untuk penjor ukuran besar akan di pasang di daerah perbatasan dengan Pemogan dan Tuban, di sekitaran Taman Dewa Ruci. Pemasangan penjor dipastikan rampung besok (hari ini),” tegasnya.
Kendati sudah mendapatkan titik pemasangan penjor yang berjarak 50 meter, namun hal itu tidak serta merta dapat dilakukan. Sebab kondisi di titik tersebut beberapa di antaranya terdapat tiang listrik, kabel, beton, serta banyak merupakan akses keluar masuk tempat usaha.
Masih menurut Wasista, event KTT G20 menjadi event internasional pertama yang melibatkan langsung peran masyarakat adat Kuta. Hal itu menjadi suatu kebanggannya tersendiri, sehingga apapun perintah yang dimandatkan akan dilaksanakan. Hal tersebut semata demi kepentingan bangsa dan negara. “Selain berupa pembuatan penjor, sebanyak 50 orang petugas Bakamda (Bantuan Keamanan Desa Adat) Kuta juga dilibatkan dalam pengamanan bersama, di mana penugasan mereka diatur oleh TNI dan Polri, termasuk dijadikan contoh dalam Sipanduberadat,” katanya. *dar
Komentar