Badung Lulus Seleksi Gerakan Menuju 100 Smart City
Program smart city (kota pintar) yang digagas Pemkab Badung lulus penilaian dan terpilih untuk mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City bersama 25 kabupaten/kota se-Indonesia.
MANGUPURA, NusaBali
Kabupaten Badung menjadi satu-satunya wakil Provinsi Bali dalam program yang dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Terpilihnya Kabupaten Badung berdasarkan surat Kemenkominfo No 265/KOMINFO/DJAI/AI.01.05/05/2017, tertanggal 5 Mei 2017. Kabupaten Badung terpilih bersama kabupaten/kota se-Indonesia seperti Kabupaten Sleman, Kota Bandung, Kota Tangerang, Kota Makassar, dan yang lain.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Badung I Made Weda Dharmaja, Minggu (7/5), menjelaskan, Kabupaten Badung terpilih berdasarkan penilaian tentang pembangunan smart city yang telah dipresentasikan pada 2 – 3 Mei 2017 di Ciputat.
“Penilaian dilakukan oleh asesor independen, dan ahli IT dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dengan mediator dari Kemenkominfo. Dan kami dinyatakan lulus dan terpilih untuk menjadi bagian dari program 100 smart city,” kata birokrat asal Desa Sembung, Mengwi, itu.
Dengan terpilihnya Kabupaten Badung ini akan ada pendampingan dari Kemenkominfo dalam pelaksanaan smart city. Seperti diketahui gagasan smart city dicanangkan oleh Bupati I Nyoman Giri Prasta dan Wakil Bupati I Ketut Suiasa. Program ini menjadi salah program prioritas duet Giriasa.
Untuk mewujudkan program ini Pemkab Badung telah bekerjasama dengan Pemkot Tangerang.
Ditanya soal perkembangan program smart city di Badung, Weda Dharmaja menjelaskan, sejumlah sistem hampir final dan tinggal presentasi ke bupati. Bahkan sarana dan prasarana seperti fiber optik (fo) telah terpasang hingga wilayah Belok Sidan di Kecamatan Petang. Diharapkan dengan perluasan jaringan hingga ke pelosok desa, masyarakat dapat mengakses layanan yang dirancang terkoneksi satu sama lain. “Kami targetkan bulan November 2017, smart city di Badung sudah bisa berjalan,” katanya.
Weda Dharmaja juga menyebut pihaknya sedang menyiapkan pembangunan aplikasi smart city berbasis data kepegawaian, kependudukan maupun data spasial dari masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD), sehingga seluruh data dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Total ada 84 aplikasi yang dikembangkan menuju smart city.
“Badung smart city, artinya Badung ‘kota pintar’. Jadi bapak bupati merancang suatu program untuk memudahkan masyarakat karena satu sama lain sudah terkoneksi. Misalkan pelayanan kesehatan, berobat ke rumah sakit, rekam medis pasien dari data di klinik maupun puskesmas sudah ada semua (sudah terekam). Sehingga dokter dapat mengetahui catatan medis pasien,” tutur Weda Dharmaja. Termasuk apakah di rumah sakit sedang penuh atau tidak, bisa diakses menggunakan aplikasi.
“Di bidang pariwisata, untuk mencari hotel dimana, tarif berapa, masyarakat cukup mengakses pada program yang sudah disiapkan. Termasuk pemasangan CCTV yang sudah kami mulai tahun lalu, itu semua bagian dari program smart city,” jelasnya.
Saat ini semua persiapan menuju smart city terus dimatangkan. “Kami sudah mendata SDM dari masing-masing OPD, sehingga seluruh aktivitas data termasuk data kepegawaian dapat terintegrasi. Kami juga sudah menyiapkan tenaga ahli yang dapat menjalankan semua aplikasi yang kami persiapkan,” lanjut Weda Dharmaja.
Tak hanya itu, anggaran tahun 2017 pemerintah juga menyiapkan command centre atau ruang komando. Ruang komando ini dibangun di areal Puspem Badung berlantai tiga dengan anggaran sekitar Rp 50 miliar lebih. Untuk segala peralatan di dalam ruang komando disiapkan oleh Dinas Kominfo dengan anggaran sekitar Rp 26 miliar lebih, meliputi pengadaan sarana prasarana (komputer, layar monitor, dan lainnya), jaringan, operatornya, interior keseluruhan. “Command center ini menampilkan semua hasil analisis data digital Badung untuk monitoring dan nanti bisa sebagai dasar dalam pengambilan keputusan,” jelasnya. * asa
Terpilihnya Kabupaten Badung berdasarkan surat Kemenkominfo No 265/KOMINFO/DJAI/AI.01.05/05/2017, tertanggal 5 Mei 2017. Kabupaten Badung terpilih bersama kabupaten/kota se-Indonesia seperti Kabupaten Sleman, Kota Bandung, Kota Tangerang, Kota Makassar, dan yang lain.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Badung I Made Weda Dharmaja, Minggu (7/5), menjelaskan, Kabupaten Badung terpilih berdasarkan penilaian tentang pembangunan smart city yang telah dipresentasikan pada 2 – 3 Mei 2017 di Ciputat.
“Penilaian dilakukan oleh asesor independen, dan ahli IT dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dengan mediator dari Kemenkominfo. Dan kami dinyatakan lulus dan terpilih untuk menjadi bagian dari program 100 smart city,” kata birokrat asal Desa Sembung, Mengwi, itu.
Dengan terpilihnya Kabupaten Badung ini akan ada pendampingan dari Kemenkominfo dalam pelaksanaan smart city. Seperti diketahui gagasan smart city dicanangkan oleh Bupati I Nyoman Giri Prasta dan Wakil Bupati I Ketut Suiasa. Program ini menjadi salah program prioritas duet Giriasa.
Untuk mewujudkan program ini Pemkab Badung telah bekerjasama dengan Pemkot Tangerang.
Ditanya soal perkembangan program smart city di Badung, Weda Dharmaja menjelaskan, sejumlah sistem hampir final dan tinggal presentasi ke bupati. Bahkan sarana dan prasarana seperti fiber optik (fo) telah terpasang hingga wilayah Belok Sidan di Kecamatan Petang. Diharapkan dengan perluasan jaringan hingga ke pelosok desa, masyarakat dapat mengakses layanan yang dirancang terkoneksi satu sama lain. “Kami targetkan bulan November 2017, smart city di Badung sudah bisa berjalan,” katanya.
Weda Dharmaja juga menyebut pihaknya sedang menyiapkan pembangunan aplikasi smart city berbasis data kepegawaian, kependudukan maupun data spasial dari masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD), sehingga seluruh data dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Total ada 84 aplikasi yang dikembangkan menuju smart city.
“Badung smart city, artinya Badung ‘kota pintar’. Jadi bapak bupati merancang suatu program untuk memudahkan masyarakat karena satu sama lain sudah terkoneksi. Misalkan pelayanan kesehatan, berobat ke rumah sakit, rekam medis pasien dari data di klinik maupun puskesmas sudah ada semua (sudah terekam). Sehingga dokter dapat mengetahui catatan medis pasien,” tutur Weda Dharmaja. Termasuk apakah di rumah sakit sedang penuh atau tidak, bisa diakses menggunakan aplikasi.
“Di bidang pariwisata, untuk mencari hotel dimana, tarif berapa, masyarakat cukup mengakses pada program yang sudah disiapkan. Termasuk pemasangan CCTV yang sudah kami mulai tahun lalu, itu semua bagian dari program smart city,” jelasnya.
Saat ini semua persiapan menuju smart city terus dimatangkan. “Kami sudah mendata SDM dari masing-masing OPD, sehingga seluruh aktivitas data termasuk data kepegawaian dapat terintegrasi. Kami juga sudah menyiapkan tenaga ahli yang dapat menjalankan semua aplikasi yang kami persiapkan,” lanjut Weda Dharmaja.
Tak hanya itu, anggaran tahun 2017 pemerintah juga menyiapkan command centre atau ruang komando. Ruang komando ini dibangun di areal Puspem Badung berlantai tiga dengan anggaran sekitar Rp 50 miliar lebih. Untuk segala peralatan di dalam ruang komando disiapkan oleh Dinas Kominfo dengan anggaran sekitar Rp 26 miliar lebih, meliputi pengadaan sarana prasarana (komputer, layar monitor, dan lainnya), jaringan, operatornya, interior keseluruhan. “Command center ini menampilkan semua hasil analisis data digital Badung untuk monitoring dan nanti bisa sebagai dasar dalam pengambilan keputusan,” jelasnya. * asa
1
Komentar