Aliran Sungai Yeh Penet Akan Ditanami Bambu
MANGUPURA, NusaBali
Sebagai upaya menjaga sumberdaya air di Pulau Dewata, Yayasan Bambu Lestari akan menanamkan pohon bambu di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Yeh Penet.
Rencana ini setelah adanya kolaborasi antara Diageo Indonesia dengan Yayasan Bambu Lestari sebagai bentuk komitmen keberlanjutan dalam pelestarian air untuk kehidupan. Tujuan dari kerja sama ini untuk meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai dalam menjaga ketersediaan air berkualitas.
Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Teja, mengatakan kerja sama kali ini dapat menjadi model percontohan untuk menjaga sumber daya air Bali. Mudah-mudahan di Bali menjadi sesuatu yang luar biasa untuk menjaga konservasi terutama di kawasan Yeh Penet. “Kami harapkan ke depan bukan hanya di Yeh Penet saja. Kami juga berharap ada lokasi-lokasi lain yang dapat dikembangkan untuk menjaga sumber daya air di Provinsi Bali,” ujarnya saat menghadiri penandatanganan kerjasama di Bali Colletion, kawasan The Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Senin (14/11).
Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari Monica Tanuhandaru, menyampaikan terima kasih kepada Diageo Indonesia, karena telah membantu Bali melalui kerja sama yang panjang ini. Yayasan Bambu Lestari tidak bekerja sendirian. Dia juga berharap dapat bermitra dengan Diageo di negara lain terutama di sabuk tropis tempat bambu dapat tumbuh dan menjaga sumber daya air, serta mengurangi emisi. “Ada kearifan lokal yang percaya kalau menanam bambu, maka menanam air,” ujar Monica.
Monica lebih lanjut mengatakan, melalui penanaman bambu di Yeh Penet ini, yang melibatkan peran serta masyarakat dan pemerintah, akan dipertunjukkan bagaimana restorasi lingkungan dan mitigasi perubahan iklim dapat turut berpartisipasi pada pemberdayaan perempuan, dan pembukaan lapangan pekerjaan. Program kolaborasi ini akan berlangsung selama lima tahun dan dipusatkan pada sejumlah desa di alur Yeh Penet, salah satu daerah aliran sungai terbesar di Bali. “Kolaborasi ini menargetkan peningkatan debit air dan penyerapan air bawah tanah, sehingga mampu menghasilkan air yang berkualitas,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan Presiden Direktur PT Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo Indonesia), Alefiyah Sarma. Dia mengatakan acara ini merupakan milestone penting bagi Diageo Indonesia, karena inklusivitas dan keberlanjutan lingkungan merupakan inti dari rencana aksi 10 tahun ‘Society 2030: Spirit of Progress’ untuk membangun dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan. “Melalui kolaborasi kami dengan Yayasan Bambu Lestari, kami berkomitmen untuk mempelopori ‘Grain-to-Glass Sustainability’ dan tujuan kami untuk melestarikan air untuk kehidupan merupakan salah satu bagian utama,” ujar Alefiyah.
Penandatanganan perjanjian kerja sama antara Diageo Indonesia dan Yayasan Bambu Lestari yang dilakukan di Bali Colletion itu turut disaksikan oleh Komisioner Dagang Inggris untuk Asia Pasifik Natalie Black CBE, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Owen Jenkins, Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan Gede Susila. *dar
1
Komentar