Istri Perdana Menteri Jepang Kunjungi Puri Agung Ubud
GIANYAR, NusaBali
Istri Perdana Menteri Jepang Madam Kishida berkunjung ke Puri Agung Ubud, Gianyar, Senin (14/11).
Kunjungan ini serangkaian penguatan relasi budaya Indonesia - Jepang dari Bali, khususnya Ubud. Kunjungan Madam Kishida juga terkait pendampingan suami, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dalam acara KTT G20, 15 – 16 Nopember 2022, di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Madam Kishida ke Ubud didampingi istri Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Mrs Yasuko Kanasugi. Madam dan rombongan tiba di Ancaksaji, Puri Agung Ubud, pukul 13.50 Wita. Mereka disambut adik Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Raka Sukawati alias Prof Cok De, dan putra-putra puri. Antara lain, Tjokorda Gde Agung Ichiro Sukawati, Tjokorda Gde Anggara Sukawati, Tjokorda Gde Bayu Putra Sukawati, dan lain-lain. Di Ancaksaji, Madam Kishida sempat menyaksikan puluhan anak belajar menarikan tari Bali.
Beberapa menit kemudian, Madam diantar untuk menemui Panglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati alias Cok Putra, di Gedong Betel, kediaman Cok Putra. Tokoh utama puri ini didampingi istrinya, Tjokorda Istri Vera Sukawati dan Prof Cok De. Mereka pun berbincang hangat.
Madam Kishida tampak terkagum dengan paparan Cok Putra tentang hubungan para tokoh, seniman, dan sejumlah warga Ubud dengan pihak Jepang. Karena terlibat langsung, dirinya lugas menceritakan tentang relasi kebudayaan Indonesia – Jepang melalui Ubud. Antara lain, Cok Putra memimpin kolaborasi budaya Bali – Jepang, sejak tahun 1984. Dia menyatakan terkesan pada tahun 1985 memimpin pameran yang diberi nama ‘Pesta Kesenian Bali’ di Tokyo, Jepang. Pameran ini dengan materi seni berat 11 ton. Materi dimaksud, pelbagai jenis patung, lukisan, seni kriya, alat-alat dapur Bali, perkakas pertanian, dan lainnya. Ada juga pameran seni seniman secara solo, hingga tahun 1992 mementaskan tari dengan sekaa anak-anak usia 6 - 12 tahun dari Tokyo - Fukuoka, Jepang. ’’Masyarakat di Ubud ini sudah biasa dengan warga Jepang. Bahkan, banyak orang Ubud beristrikan wanita Jepang,’’ ujar Cok Putra tersenyum.
Sebagaimana diungkapkan Cok Putra, Madam Kishida mengakui antara budaya Bali dan Jepang secara prinsip sama. Antara lain, sama-sama berbasis tradisi dan berkearifan lokal, namun tetap dinamis dan terbuka dengan modernitas. ‘’Tampilan tradisi budaya Hindu di Bali, misalnya, dinamis. Sama dengan tradisi keagamaan di Jepang,’’ jelas peraih Penghargaan Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI Joko Widodo, 17 Agustus 2021 ini.
Melalui Madam Kishida, Cok Putra menyampaikan pernyataan maaf. Karena sejak Covid-19 yang merajam Bali tahun 2020 - 2021, Bali khususnya Ubud, tak bisa bergerak. Akibatnya, kolaborasi budaya Jepang – Bali, melalui seniman Ubud, yang biasa dikoordinirnya terhenti sementara.
Untuk diketahui, sebelum ke Puri Agung Ubud. Madam Kishida dan rombongan menikmati santap siang di Hotel The Royal Pita Maha, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud. Serangkaian program pendampingan pejabat negara dalam KTT G20 di Nusa Dua, dalam waktu agak berbeda, Senin siang kemarin, Nyonya Andika Perkasa, istri Panglima TNI juga bersantap siang di Taman Dedari, kawasan The Royal Pita Maha.*lsa
1
Komentar