Pasca KTT G20, Bali Bakal Banjir Wisman
Jika tak ada persoalan internal di negara-negara G20, akan banyak warganya ke Bali.
DENPASAR,NusaBali – Kalangan pelaku pariwisata optimistis, Bali akan ‘diluberi’ wisatawan, baik wisatawan manca negara (wisman) maupun wisatawan domestik (wisdom) pasca pelaksanaan KTT G20. Selain memang jelang Natal dan Tahun Baru 2023(Nataru), gaung pelaksanaan KTT G20 dipastikan berdampak signifikan.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali I Nyoman Nuarta melontarkan optimisme tersebut.“Kita optimistis ke depan akan lebih baik,” ujarnya, Rabu (15/11).
Praktisi pariwisata asal Singaraja, Buleleng ini menunjuk pelaksanaan KTT G20, yang puncaknya Selasa (15/11)- Rabu (16/11). “KTT G20 itu kan indikasinya internasional. Tentunya nanti berpengaruh terhadap potensi kedatangan wisman,” jelasnya.
Terutama wisman dari negara- negara delegasi KTT G20, potensial berwisata ke Bali, karena pelaksanaan KTT G20 berlangsung lancar.
Kata Nuarta, sejumlah negara- negara G20, diantaranya Amerika Serikat, negara- negara Eropa, Jepang, Australia, India dan lainnya merupakan asal wisman yang banyak datang ke Bali. Terutama sebelum pandemi, 2 tahun lalu. “Jika tidak terjadi persoalan internal di negara- negara tersebut, kita yakin pasca G20 akan banyak warganya berkunjung ke Bali,” jelasnya.
Persoalan internal dimaksud, misalnya terdampak krisis, karena pengaruh krisis global. “Hal itu yang membayang-bayangi,” ujarnya.
Dan yang diwanti-wanti tidak diharapkan termasuk oleh HPI adalah jangan sampai pasca G20, angka positif Covid-19 melonjak. Jika sampai kasus Covid-19 melonjak, akan berimbas terhadap antusias wisatawan ke Bali.
Sebelumnya Sekretaris HPI Bali Komang Puji, menyampaikan hal senada. “Apalagi informasi dari perhelatan G20 sejauh ini positif,” ujarnya. Dan jelang Nataru, kata dia memang merupakan moment keramaian kunjungan wisatawan ke Bali. Tidak saja wisman, namun juga wisatawan domestik.
Ismoyo S Soermarlan, pelaku pariwisata lainnya menyatakan optimisme yang sama. “Biasanya dari 15 Desember sampai dengan 10 Januari (tahun berikutnya) merupakan salah satu moment peak season,” ucap Managing Director Uma Sapna Villa di kawasan Seminyak, Kuta, Badung.
Apalagi kata dia, sejak pandemi 2 tahun lalu, ‘orang’ (wisatawan) tidak sempat berwisata ke luar negeri. “Karena jika normal, tentunya akan semakin ramai,” ujar Ismoyo S Soemarlan yang juga Penasehat PHRI Badung.
Saat ini tingkat hunian mengalami penurunan. “Sekarang sekitar 80 persen,” ungkapnya. Kata dia penurunan tingkat hunian merupakan hal yang ‘alami’ pada November. Sampai dengan pertengahan Desember, akan meningkat kembali. “Demikian polanya kalau normal,” kata Ismoyo S Soermarlan. *K17
1
Komentar