Topeng Mewakili Perilaku Masyarakat pada Zamannya
Pergelaran Topeng Topeng Karya Sukmawati Soekarnoputri
DENPASAR, NusaBali
Topeng merupakan salah satu hasil budaya manusia yang ada di setiap daerah di Indonesia.
Bahkan, seni topeng ditemukan hampir di setiap negara. Topeng tak hanya mencerminkan karakter penarinya. Lebih daripada itu, topeng juga mencerminkan nilai etika, logika, dan estetika. Menonton tarian topeng ibarat menyaksikan perilaku masyarakat pada zamannya.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) ketika menghadiri Pergelaran Topeng Topeng yang digagas dan disutradarai oleh Sukmawati Soekarnoputri, di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Jumat (18/11) petang. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno juga hadir dalam kesempatan tersebut.
Dalam sambutan singkatnya, Wagub Cok Ace memuji sosok Sukmawati Soekarnoputri yang menggagas pergelaran ini. Menurutnya, kegigihan Sukmawati dalam merealisasikan pertunjukan merupakan bukti dedikasi dan pengabdiannya dalam pelestarian seni dan budaya, khususnya dalam hal ini topeng.
“Saya mengikuti, bagaimana pergelaran ini mulai digagas dan disiapkan sejak dua tahun lalu dan akhirnya bisa dipentaskan. Ini momen yang luar biasa,” ujar Wagub Cok Ace.
Untuk itu, dia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Sukmawati dan seluruh seniman pendukung Pergelaran Topeng Topeng.
Wagub Cok Ace berharap, pergelaran kali ini mampu memberikan nuansa dan cakrawala baru terhadap perkembangan seni topeng.
Pujian senada juga disampaikan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno. Pria yang akrab disapa Mas Menteri itu menyebut Sukmawati sebagai sosok seniman yang mampu berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi dalam menciptakan sebuah karya. Dia juga menyampaikan rasa salut terhadap Sukmawati yang konsisten dalam melestarikan seni topeng.
Ditambahkan olehnya, pergelaran topeng ini merupakan bagian dari upaya menggali potensi serta menunjukkan kepada dunia kepedulian terhadap pelestarian adat dan budaya nusantara. “Ini adalah sebuah pergelaran warisan budaya yang dikemas menjadi produk wisata budaya. Ini kita sebut sebagai produk wisata budaya yang berkelanjutan,” beber Sandiaga Uno.
Pada prinsipnya, menurut Sandiaga Uno, warisan budaya dapat dilestarikan dengan cara memberi perlindungan dan dimanfaatkan tanpa mengurangi nilai dan makna yang terkandung di dalamnya. Dia berharap, di masa mendatang pola-pola seperti ini terus dikembangkan sehingga upaya pelestarian budaya bisa sejalan dengan penguatan ekonomi.
Mengakhiri sambutannya, Sandiaga Uno mengingatkan kembali jurus 3G yang mesti diterapkan dalam upaya pemulihan sektor pariwisata. 3G yang dimaksudnya adalah Gercep (Gerak Cepat), Geber (Gerak Bersama), dan Gaspol (Garap Semua Potensi).
Pembukaan Pergelaran Topeng Topeng ditandai pemukulan gong secara bergantian oleh Menteri Sandiaga Uno, Wagub Cok Ace, dan Sukmawati Soekarnoputri. Pergelaran Topeng Topeng yang berdurasi dua jam ini mengangkat tema Tri Hita Karana.
Melibatkan beberapa grup tari, pergelaran juga dimaksudkan mengenang maestro seniman topeng I Wayan Kakul dan semua kreativitas leluhur Topeng Bali. Pergelaran yang digarap apik dengan nuansa kontemporer modern dan tradisional itu mampu memukau penonton yang memadati panggung terbuka Ardha Candra. *cr78
1
Komentar