Pemuda Pingsan di Pinggir Jurang, Diduga Gara-gara Dilarang Pacaran
Seorang pemuda asal Braja Harjosari RT 27/7 Braja Selebah, Lampung Timur, Sumatera, Wayan Sudarsane, 21, ditemukan pingsan di jurang Tukad Pakerisan, Banjar Klusu, Desa Pejeng Kelod, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Kamis (11/5).
GIANYAR, NusaBali
Olah warga sekitar, ia dilarikan ke RSUD Sanjawani Gianyar guna mendapatkan penanganan lebih lanjut. Informasi di lokasi, Sudarsane ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri di semak-semak oleh warga Banjar Klusu, I Wayan Sama,52, dan Ni Made Kari,52. Saat itu, mereka hendak mencuci pakaian di dekat lokasi. Melihat seseorang dalam keadaan terlentang dan tidak sadarkan diri, Sama memberitahukan hal tersebut kepada Bendesa Adat Patemon, Desa Penjeng Kelod.
Selanjutnya Bendesa menghubungi pihak kepolisian Polsek Tampaksiring. Sejumlah warga mendatangi lokasi, dan mengevakuasi Sudarsane. Warga ramai-ramai menggotong tubuh Sudarsane dari pinggir Tukad Pakerisan.
Saat ditemui di RSUD Sanjiwani, Sudarsane belum sadarkan diri, bahkan ia dirawat dengan bantuan alat pernafasan. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan luka pada tubuhnya. Kesehariannya, Sudarsane tinggal di Banjar Bandung, Desa Siangan, Kecamatan Gianyar, bersama sang paman I Nengah Sumerta.
Nengah Sumerta yang menunggu keponakannya tersebut menuturkan, sejak tiga hari lalu Sudarsane meninggalkan rumah tanpa membawa alat komunikasi. Sehingga ia sulit dihubungi. "Tidak membawa apa-apa, maka saya tidak bisa menghubungi, dan tadi ada warga yang memberitahu kondisi keponakan saya," ungkapnya.
Dikatakan pula, keponakannya itu biasa jualan souvenir di Pasar Ubud. Sejak tiga hari lalu, Sumerta melihat ada sesuatu yang agak aneh dari keponakannya. Biasanya ia selalu ceria. Diakui pula, Sumerta sempat melarang korban Suardane menjalin hubungan asmara dengan sesorang. “Saya sempat nasehati, jangan dulu, jangan sama itu (seorang perempuan). Tapi dia langsung murung. Mungkin itu penyebabnya,” ujar. Hingga pukul 16.00 Wita, Sudarsane belum sadarkan diri.
Kapolsek Tampaksiring AKP Made Tama membenarkan kejadian tersebut. “Kami masih melakukan penyelidikan atas kasus ini,” ujarnya singkat. *e
Selanjutnya Bendesa menghubungi pihak kepolisian Polsek Tampaksiring. Sejumlah warga mendatangi lokasi, dan mengevakuasi Sudarsane. Warga ramai-ramai menggotong tubuh Sudarsane dari pinggir Tukad Pakerisan.
Saat ditemui di RSUD Sanjiwani, Sudarsane belum sadarkan diri, bahkan ia dirawat dengan bantuan alat pernafasan. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan luka pada tubuhnya. Kesehariannya, Sudarsane tinggal di Banjar Bandung, Desa Siangan, Kecamatan Gianyar, bersama sang paman I Nengah Sumerta.
Nengah Sumerta yang menunggu keponakannya tersebut menuturkan, sejak tiga hari lalu Sudarsane meninggalkan rumah tanpa membawa alat komunikasi. Sehingga ia sulit dihubungi. "Tidak membawa apa-apa, maka saya tidak bisa menghubungi, dan tadi ada warga yang memberitahu kondisi keponakan saya," ungkapnya.
Dikatakan pula, keponakannya itu biasa jualan souvenir di Pasar Ubud. Sejak tiga hari lalu, Sumerta melihat ada sesuatu yang agak aneh dari keponakannya. Biasanya ia selalu ceria. Diakui pula, Sumerta sempat melarang korban Suardane menjalin hubungan asmara dengan sesorang. “Saya sempat nasehati, jangan dulu, jangan sama itu (seorang perempuan). Tapi dia langsung murung. Mungkin itu penyebabnya,” ujar. Hingga pukul 16.00 Wita, Sudarsane belum sadarkan diri.
Kapolsek Tampaksiring AKP Made Tama membenarkan kejadian tersebut. “Kami masih melakukan penyelidikan atas kasus ini,” ujarnya singkat. *e
1
Komentar