Gagas Inovasi 'Badung Bergaya'
Turunkan Angka Stunting dan Kekerasan pada Anak
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Badung membuat gebrakan dengan program Badung Bergaya (Bersama Keluarga Kita Berdaya).
Program ini digodok dengan tujuan untuk menurunkan angka stunting serta kekerasan pada anak dan perempuan. Kepala Dinas P2KBP3A Badung Nyoman Gunarta, mengatakan program ‘Badung Bergaya’ akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Majelis Desa Adat (MDA). Melalui program ini, kata dia, nantinya akan dilakukan pendampingan calon pengantin dalam waktu tiga bulan sebelum menikah. Program ini sedang digodok untuk dijalankan pada tahun 2023.
“Sasaran teknis dalam program ini adalah memperluas akses layanan kepada masyarakan. Dalam program ini akan diciptakan layanan informasi, konsultasi, pendampingan secara online dan on the spot,” ujar Gunarta, Senin (21/11).
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Badung ini menjelaskan, nantinya sejumlah pendampingan akan diberikan dari berbagai instansi yang diajak bekerja sama. Misalnya, dari Dinas P2KBP3A akan melakukan pendampingan dari segi psikis melalui tenaga psikolog yang dimiliki. Sedangkan dari Dinas Kesehatan memberikan pendampingan untuk kesehatan fisik. “Misalkan kita temukan calon pengantin memerlukan pendampingan dari segi kesehatan fisik, kita bekerja sama dengan Dinas Kesehatan. Kalau dari segi budaya dan adat, kami kerjasama dengan PHDI dan MDA,” jelasnya.
Gunarta melanjutkan, ada dua tujuan yang ingin dicapai dari program ‘Badung Bergaya’. Pertama, menurunkan angka stunting. Kedua, menurunkan kasus kekerasan pada perempuan dan anak. Melalui program ini diharapkan dapat memberikan pendampingan calon pengantin, wanita usia subur, serta pendampingan saat kehamilan, sehingga saat menikah sudah siap dari segi fisik dan mental.
Untuk penurunan angka stunting, lanjut Gunarta, juga telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Inovasi ‘Badung Bergaya’ ini nantinya akan memperkuat TPPS tersebut. Angka stunting diharapkan mampu turun di angka 5,3 persen di akhir 2022’ sesuai yang ditentukan Provinsi Bali. Sesuai data SSGI, stunting tahun 2021 di Badung mencapai 7,4 persen.
“Untuk di tahun 2022 sedang dalam penyusunan, tetapi rasanya akan turun. Di tahun 2023, targetnya dari provinsi kita diharapkan sudah di angka 5,3 persen. Tapi kami berharap di Badung dapat mencapai angka tersebut bahkan dapat mencapai angka 4,7 persen,” tegas Gunarta.
Gunarta berharap, melalui program ini juga dapat menekan angka kekerasan kepada anak dan perempuan. Untuk itu, Gunarta mengaku telah membuka layanan Aspirasi dan Pengaduan Masyarakat (Sidumas) melalui hotline nomor 081323232535. Layanan ini dibuka untuk masyarakat yang memerlukan pendampingan selama 24 jam. “Jika ada yang tidak nyaman ditemui di rumahnya, bisa ketemu di kantor atau di cafe, itu silahkan. Tenaga kami menyesuaikan,” kata birokrat asal Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal.
Di sisi lain, dengan gencarnya pendampingan, diharapkan juga dapat memunculkan data secara riil. “Sekarang itu ibaratnya gunung es, yang muncul kasusnya sedikit. Tetapi dengan sekarang kita agresif untuk menyiapkan layanan konseling, semoga mereka tergerak untuk terbuka,” kata Gunarta. *ind
Komentar