Korban Meninggal Gempa Cianjur Menjadi 268 Orang
Anak-anak Banyak Jadi Korban, Jokowi Cek Lokasi Bencana
CIANJUR, NusaBali
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengonfirmasi korban meninggal akibat gempa Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sejumlah 268 orang.
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengungkap kebanyakan korban gempa Cianjur adalah anak-anak yang kena reruntuhan bangunan sekolah.
"Terkait dengan korban dalam bencana alam di Kabupaten Cianjur ini yang pertama, korban jiwa meninggal dunia sekarang ada 268," ujar Suharyanto di Pendopo Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11). Suharyanto menjelaskan dari 268 orang tersebut, yang sudah teridentifikasi identitasnya sebanyak 122 jenazah.
Dia mengatakan masih ada korban hilang, dan ini masih dilakukan pencarian secara terus-menerus sejumlah 151 orang. "Apakah 151 orang ini nanti bagian dari yang belum teridentifikasi, nanti kami akan dalami lebih lanjut. Begitu ya, bisa saja yang masih hilang dalam pencaharian," kata Suharyanto melanjutkan. Selain itu, korban luka-luka yang diperoleh dari data BNPB sampai Selasa sore sebanyak 1.083 orang. Kemudian untuk yang mengungsi ada sejumlah 58.362 orang. Sementara kerugian material rumah rusak berat dapat informasi sejumlah 6.570 unit. Kemudian rumah yang rusak sedang sejumlah 2.071 unit rumah yang rusak ringan ada 12.641, sisanya semuanya masih terus dilaksanakan pendataan.
Sementara Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya Henri Alfiandi menyebutkan kebanyakan korban gempa Cianjur adalah anak-anak. Henri mengatakan anak-anak itu kena reruntuhan bangunan sekolah.
"Kebanyakan korban yang terdampak Cianjur ini adalah mereka yang keruntuhan bangunan. Pada hari kemarin kita mendapat laporan banyak sekali anak-anak yang ada di sekolah yang menjadi korban," kata Henri dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR, di Kompleks Parlemen DPR, Senayan, Jakarta, Selasa kemarin.
Henri mengatakan anak-anak tersebut masih berada di dalam kelas saat gempa terjadi. Apalagi titik gempa berada di bawah permukiman sehingga dampaknya menjadi besar. "Seperti apa yang dijelaskan pihak BMKG tadi, episentrumnya persis di bawah permukiman dengan 5,6 (magnitudo) ini kita tidak perlu lagi menyangsikan dampak kerusakannya," kata Henri.
Menurutnya, sampai kemarin bantuan dari berbagai wilayah dikerahkan ke lokasi. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah belum terjangkaunya kampung kecil di luar perkotaan. "Sejak mulai terjadi kemarin, kita melakukan diskusi singkat di depan pintu karena kita harus keluar (dari gedung). Saya mau memberikan respons cepat kami kerahkan (bantuan) dari Bandung, Jakarta, Cirebon, Cilacap untuk segara merapat ke daerah terdampak," kata Henri.
"Dan juga banyaknya kampung-kampung atau daerah yang terpencil yang belum bisa kita tangani segera," lanjutnya. Basarnas mengatakan kesulitan evakuasi warga dari reruntuhan. Salah satunya, kurangnya alat yang memadai. "Yang kedua terbatasnya peralatan spesial untuk membelah beton, memotong baja, dan juga untuk mengungkit atau membuka beton yang menghimpit. Ini (alat) bisa kita hitung, dari banyaknya bangunan yang runtuh. kita merasa sangat kekurangan, dan solusinya kita memberangkatkan bantuan dari Solo, Semarang, Jogja, Cilacap untuk bawa peralatan ini ke Cianjur sehingga pelayan untuk menolong di dalam reruntuhan bisa dipenuhi," ujarnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa kemarin langsung turun ke lokasi untuk mengetahui secara langsung penanganan bencana pasca gempa. Dia pun memerintahkan BNPB hingga Basarnas untuk menangani dampak gempa di Cianjur, Jawa Barat. Jokowi meminta evakuasi korban yang tertimbun reruntuhan bangunan disegerakan.
"Kepada BNPB kepada Basarnas kemudian juga disampaikan juga kepada TNI dan Polri, kepada Kementerian PUPR untuk bersama-sama menggerakkan jajarannya dalam membantu musibah gempa bumi di Kabupaten Cianjur ini utamanya yang berkaitan dengan akses, pembukaan akses yang terkena longsor," kata Jokowi saat meninjau lokasi gempa di Cianjur, Jawa Barat.
Presiden Jokowi juga menggelar rapat terbatas di lokasi pengungsian korban gempa Cianjur di Taman Prawatasari, Kabupaten Cianjur. Dalam rapat mendadak tersebut, Jokowi memerintahkan jajarannya untuk segera membuka daerah terisolasi. "Ada beberapa daerah yang masih terisolasi, kami berusaha buka," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto. "Dahulukan, kalau perlu pakai heli, pakai heli. Kalau tidak bisa pakai darat, pakai heli," ujar Jokowi dilansir detik.com. Selain itu, Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk segera memperbaiki infrastruktur fasilitas umum ataupun rumah warga yang terdampak gempa. *ant
1
Komentar