Patirtan Pura Dalem Penataran Desa Adat Sumerta Diramaikan Pratima dari Berbagai Pura
DENPASAR, NusaBali.com – Patirtan Pura Dalem Penataran Desa Adat Sumerta, Kecamatan Denpasar Timur dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Berselang triwarsa tersebut, pratima dari berbagai pura maparuman setiap Tilem Sasih Kalima.
Tahun ini, Tilem Sasih Kalima jatuh pada Buda Pon Tolu, Rabu (23/11/2022). Ratusan krama pangempon Pura Dalem Penataran di Desa Adat Sumerta ini pun bersiap memulai yadnya sejak kemarin Anggara Pahing Tolu, Selasa (22/11/2022) dengan upacara pamelastian.
Menurut Prawertaka Karya Made Tirana, Patirtan Pura Dalem Penataran ini diikuti oleh berbagai pura di internal Desa Adat Sumerta dan pura-pura lain di wilayah Denpasar dan Gianyar.
“Pratima yang diupacarai pada yadnya hari ini berasal dari pura-pura di intern Desa Adat Sumerta dan ada pula yang berasal dari luar wilayah desa adat,” ujar Tirana di sela-sela pelaksanaan upacara.
Ada belasan pura yang meramaikan upacara patirtan ini yaitu Pura Manca, Pura Sanak Dalem Penataran Sumerta, Pura Pengadangan, Pura Batur, Pura Gaduh, Pura Selat, Pura Lombok, Pura Panti Sari, Pura Lumbung, dan Pura Buaji. Kesepuluh pura tersebut berada di dalam wilayah Desa Adat Sumerta.
Sedangkan sisanya seperti Pura Bale Agung berada di wilayah Desa Adat Payangan, Gianyar. Kemudian, Pura Banjar Sindu Kelod di wilayah Sanur, dan Pura Jelih Lambih Pekambingan di wilayah Kelurahan Dauh Puri Kauh.
“Sebagian pratima yang diupacarai hari ini berwujud arca, barong ket, barong landung, rangda, dan lain-lain,” tutur Tirana menambahkan.
Puncak acara patirtan yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Bajing dari Griya Tegal Jingga Denpasar ini, kata Tirana, diawali dengan melakukan ritual pamendakan Ida Bhatara. Kemudian, rangkaian upacara dilanjutkan dengan ngider panggung yang dilakukan pada area madya mandala pura.
Selaku Prawertaka Karya Parirtan Pura Dalem Penataran Desa Adat Sumerta, Tirana berharap segala bentuk yadnya yang dilaksanakan dapat memberikan vibrasi positif terhadap kemajuan Kota Denpasar.
Semangat ini pun disambut baik oleh Wakil Wali Kota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa yang hadir menyaksikan jalannya upacara. Ia menegaskan bahwa berjalannya kegiatan adat dan keagamaan di Denpasar merupakan bentuk spirit kota berbudaya.
“Mari tingkatkan sradha bhakti kita untuk memperkuat diri dalam menjalankan kewajiban kita dalam mendukung kemajuan Kota Denpasar,” ujar Arya Wibawa pada kesempatan yang sama.
Arya Wibawa berharap upacara patirtan yang diikuti oleh berbagai pura di dalam dan luar wilayah desa adat ini dapat menjadi momentum dalam menjaga keharmonisan seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, bentuk kolaborasi lintas desa adat ini diharapkan mampu menjadi contoh implementasi nilai-nilai Tri Hita Karana. *rat
Komentar