Pasca Terbakar, Meru Pura Uluwatu Mulai Diperbaiki, Meru Lama Dilarung di Labuan Sait
MANGUPURA, NusaBali.com – Pasca terbakarnya Meru Tumpang Tiga Pura Uluwatu bertepatan dengan Rahina Purnamaning Kalima pada Anggara Pon Ukir, Selasa (8/11/2022) silam, akhirnya Meru Tumpang Tiga yang merupakan palinggih utama Pura Uluwatu mulai dilakukan pemugaran pada Rabu (23/11/2022) siang.
Panglingsir Puri Agung Jrokuta selaku Pangempon Pura Uluwatu, AA Ngurah Jaka Pratidnya mengungkapkan kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian pemugaran pasca terbakarnya Meru Tumpang Tiga Pura Uluwatu yang sebelunya telah dilakukan upacara Guru Piduka pada Sabtu (12/11/2022) silam.
“Kegiatan hari ini hanya satu yakni Mapralina karena waktu lalu sudah ngaturang Guru Piduka sekarang wantah mau Mampralina Prahayangan Ida Betara yang dilakukan oleh undagi (tukang, Red) yang mengambil,” ujar Panglingsir Puri Agung Jrokuta selaku Pangempon Pura Uluwatu, AA Ngurah Jaka Pratidnya atau yang biasa disapa Turah Joko, Rabu (23/11/2022).
Perbaikan Meru Tumpang Tiga Pura Uluwatu ini, kata Turah Joko, sudah berdasarkan hasil keputusan perum Puri Agung Jero Kuta Desa Adat Dan Bhagawan Kediri.
Bahwa, berdasarkan sastra agama bangunan yang terbakar atau rusak saja yang akan diganti dan tidak menggantinya secara keseluruhan.
Adapun undagi yang akan memperbaiki Meru Tumpang Tiga ini adalah Jero Mangku Dalang Contok asal Tampaksiring.
“Tukangnya hari ini sudah siap untuk melakukan pembongkaran. Hanya saja hari ini dilakukan pembongkaran saja, kelanjutan dari upacara yang kemarin ngaturang Guru Piduka. Eksekusinya mulai hari ini,” paparnya.
Soal lama proses perbaikan, Turah Joko mengungkapkan dalam lamanya proses perbaikan Meru Tumpang Tiga tidak menentukan target kapan harus selesai.
Ini disebabkan menurutnya ia ingin mendapatkan hasil atau sesuatu yang lebih baik. Sehingga pada saat Piodalan Pujawali akan tetap dilaksanakan, dengan mengambil tempat di jaba tengah.
“Karena prediksi kami bersama Jero Mangku Dalang Contok tidak bisa selesai di tanggal 24 Januari 2023. Dan kami juga tidak terburu-buru karena masih ada tempat di jaba tengah ini yang sangat representatif untuk melakukan Pujawali. Sehingga Pujawali akan tetap dilaksanakan selama tiga hari,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta menjelaskan bagi para pamedek atau orang yang akan sembahyang, selama pemugaran Meru Tumpang Tiga akan dialihkan untuk bersembahyang di Madya Mandala atau Jaba Tengah.
Pihaknya juga akan menyiapkan tenda agar para pamedek bisa menggunakan tempat yang nyaman untuk melakukan persembahyangan.
Pemugaran Meru Tumpang Tiga dilakukan dengan pengambilan atap Meru yang berupa ijuk untuk dibakar selanjutnya abu tersebut dilarung (dilebur, Red) ke segara (laut, Red), tepatnya di Pantai Labuan Sait, Pecatu, Badung, Bali, pada Rabu (23/11/2022) sore.
Abu tersebut selanjutnya dibawa ke tengah laut menggunakan perahu karet bersama dua Jero Mangku yang didampingi oleh Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta. Setelah abu tersebut dilarung, perahu karet memutar sebanyak tiga kali di tengah laut yang menyimbolkan prasawya adalah teknik dari kanan kiri atau berlawanan arah jarum jam.
Sementara itu, ditanyai soal kondisi penangkal petir saat ini secara fisik masih ada tetapi untuk secara fungsi masih belum.
“Karena kami bukan unit teknis yang mumpuni dan paham akan hal itu maka PUPR akan mengecek. Kira-kira karena ada kondisi kebakar itu patut diduga tidak bisa berfungsi secara maksimal,” papar anggota DPRD Badung ini.
Maka pihaknya telah mengkoordinasikan hal tersebut dengan Pemerintah Kabupaten Badung bahwa PUPR akan mengecek titik-titik mana saja yang memerlukan alat penangkal petir.
“Mudah-mudahan dengan adanya penambahan penangkal petir ini tidak ada lagi kejadian seperti ini atau hal-hal lain yang berhubungan dengan kesucian dan kita sudah melakukan upaya yang maksimal secara sakala dan niskala,” harapnya. *ris
Komentar