Tabanan Bakal Bangun Rumah Singgah Jenazah
Rumah singgah untuk jenazah ini akan dibangun di RS Nyitdah. Dibuatnya rumah singgah ini untuk meminimalisir penumpukan jenazah di RSUD Tabanan karena tempatnya kecil.
TABANAN, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Tabanan bakal bangun rumah singgah untuk jenzah di areal Rumah Sakit Nyitdah, di Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri. Latar belakang dibuatnya rumah singgah ini untuk meminimalisir penumpukan jenazah di RSUD Tabanan karena tempatnya kecil atau sempit. Pembangunan rumah singgah akan dieksekusi di 2023.
Pembangunan rumah singgah jenazah dikonsep seiring dengan Rumah Sakit Nyitdah bakal diubah namanya menjadi Rumah Sakit Singasana. Perubahan nama ini rencananya di-launching atau diresmikan bertepatan dengan HUT ke–529 Kota Tabanan pada 29 November nanti.
Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya mengatakan, rumah singgah ini nantinya dibuat mirip rumah duka. Akan difungsikan sebagai tempat penitipan jenazah, karena ruang jenazah di RSUD Tabanan terlalu kecil. “Karena ruang jenazah kecil dan terbatas, jenazah kerap kali ditumpuk-tumpuk jadi kalau mayat ditumpuk begitu etikanya kurang elok,” ujarnya, Rabu (23/11), usai sidang rapat paripurna di gedung dewan.
Kata Bupati Sanjaya, saat ini sedang dikonsep untuk membuat rumah singgah itu di sekitaran areal Rumah Sakit Nyitdah. Sebab Pemkab memiliki lahan yang kosong sekitar 7 hektare.
“Kita nanti fokus untuk memanfaatkan lahan ini. Dibuatnya rumah singgah sesuai dengan usulan wakil rakyat. Realisasi nanti di tahun 2023, untuk anggaran masih belum,” ungkap Bupati Sanjaya.
Sementara terkait dengan perubahan nama Rumah Sakit Nyitdah, karena selama ini memang belum ada nama. Untuk itu dikonsep mengambil nama dari ibukota Tabanan menjadi Rumah Sakit Singasana. “Kami terinspirasi buat nama seperti Rumah Sakit Sanglah, Rumah Sakit Mangusada, dan lainnya. Jadi kami namakan Rumah Sakit Singasana. Nanti akan di-launching saat HUT, pada 29 November,” imbuhnya.
Seiring dengan rencana perubahan nama tersebut, diakui Bupati Sanjaya, pelayanan di RS Nyitdah sekarang sudah baik. Setiap hari dilaksanakan sidak oleh Sekda Tabanan. Namun perlu dilakukan penataan, utamanya pintu masuk. “Tinggal penataan, seperti dibuatkan taman, hingga penataan parkir menjadi lebih bagus. Kalau pelayanan sudah bagus sekali,” tandas Bupati Sanjaya.
Terpisah, Direktur RSUD Nyitdah dr Dodi Setiawan menjelaskan layanan di RSUD Nyitdah hampir mendekati lengkap. Saat ini hanya tiga layanan saja yang belum lengkap yakni layanan jantung, ortopedi, dan rekam medis. “Kalau yang lainnya sudah lengkap, tiga layanan yang belum lengkap. Astungkara di tahun 2023 sudah ada, karena tinggal penataan ruangan saja, sebab SDM-nya sudah ada,” ucap dr Dodi.
Dikatakannya, meskipun ada tiga layanan belum tersedia, untuk layanan yang lainnya seperti ruang ICU, kamar operasi, layanan intensif care untuk bayi sudah tersedia. “Yang jelas pengembangan tetap kita teruskan, seperti pengembangan dokter spesialis agar bisa mencapai layanan di tipe B. Tapi kita tak mencari tipe B, tetap di tipe C, hanya saja layanannya agar bisa seperti layanan di rumah sakit tipe B di Tabanan,” harap dr Dodi. *des
Pembangunan rumah singgah jenazah dikonsep seiring dengan Rumah Sakit Nyitdah bakal diubah namanya menjadi Rumah Sakit Singasana. Perubahan nama ini rencananya di-launching atau diresmikan bertepatan dengan HUT ke–529 Kota Tabanan pada 29 November nanti.
Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya mengatakan, rumah singgah ini nantinya dibuat mirip rumah duka. Akan difungsikan sebagai tempat penitipan jenazah, karena ruang jenazah di RSUD Tabanan terlalu kecil. “Karena ruang jenazah kecil dan terbatas, jenazah kerap kali ditumpuk-tumpuk jadi kalau mayat ditumpuk begitu etikanya kurang elok,” ujarnya, Rabu (23/11), usai sidang rapat paripurna di gedung dewan.
Kata Bupati Sanjaya, saat ini sedang dikonsep untuk membuat rumah singgah itu di sekitaran areal Rumah Sakit Nyitdah. Sebab Pemkab memiliki lahan yang kosong sekitar 7 hektare.
“Kita nanti fokus untuk memanfaatkan lahan ini. Dibuatnya rumah singgah sesuai dengan usulan wakil rakyat. Realisasi nanti di tahun 2023, untuk anggaran masih belum,” ungkap Bupati Sanjaya.
Sementara terkait dengan perubahan nama Rumah Sakit Nyitdah, karena selama ini memang belum ada nama. Untuk itu dikonsep mengambil nama dari ibukota Tabanan menjadi Rumah Sakit Singasana. “Kami terinspirasi buat nama seperti Rumah Sakit Sanglah, Rumah Sakit Mangusada, dan lainnya. Jadi kami namakan Rumah Sakit Singasana. Nanti akan di-launching saat HUT, pada 29 November,” imbuhnya.
Seiring dengan rencana perubahan nama tersebut, diakui Bupati Sanjaya, pelayanan di RS Nyitdah sekarang sudah baik. Setiap hari dilaksanakan sidak oleh Sekda Tabanan. Namun perlu dilakukan penataan, utamanya pintu masuk. “Tinggal penataan, seperti dibuatkan taman, hingga penataan parkir menjadi lebih bagus. Kalau pelayanan sudah bagus sekali,” tandas Bupati Sanjaya.
Terpisah, Direktur RSUD Nyitdah dr Dodi Setiawan menjelaskan layanan di RSUD Nyitdah hampir mendekati lengkap. Saat ini hanya tiga layanan saja yang belum lengkap yakni layanan jantung, ortopedi, dan rekam medis. “Kalau yang lainnya sudah lengkap, tiga layanan yang belum lengkap. Astungkara di tahun 2023 sudah ada, karena tinggal penataan ruangan saja, sebab SDM-nya sudah ada,” ucap dr Dodi.
Dikatakannya, meskipun ada tiga layanan belum tersedia, untuk layanan yang lainnya seperti ruang ICU, kamar operasi, layanan intensif care untuk bayi sudah tersedia. “Yang jelas pengembangan tetap kita teruskan, seperti pengembangan dokter spesialis agar bisa mencapai layanan di tipe B. Tapi kita tak mencari tipe B, tetap di tipe C, hanya saja layanannya agar bisa seperti layanan di rumah sakit tipe B di Tabanan,” harap dr Dodi. *des
Komentar