Dewan Pengupahan Bongkar Formula UMP Bali
DENPASAR,NusaBali
Dewan Pengupahan Provinsi Bali ‘membongkar’ formula besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar Rp 2.601.310,48 yang diputuskan sebelumnya berdasarkan PP 36/2021.
Hal tersebut menyusul terbitnya Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) No 18/2022. Mengacu Permenaker tersebut, formula UMP Provinsi Bali menjadi Rp 2.713.672,28.
Besaran UMP Rp 2.601.310,48 sebelumnya hasil dari perhitungan kenaikkan sebesar 3,35 persen dari UMP Tahun 2021. Sedang formula terbaru yang diputuskan pada Selasa (22/11) mengacu Permenaker 18/2022, UMP 2023 meningkat 7,815 persen dari UMP 2022.
Kepala Dinas Tenaga Kerja – Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Ida Bagus Ngurah Arda mengatakan Rabu (23/11). “Itu yang diputuskan Dewan Pengupahan berdasarkan Permaneker No 18/2022,” ujarnya.
Salah seorang pejabat senior di Pemprov Bali ini pun memaparkan kronologi proses ‘teranulirnya’ formula yang telah diputuskan sebelumnya berdasarkan PP 36/2021.
“Begitu ada Surat Pemberitahuan tentang UMP 2023, besoknya tanggal 14 November kita Dewan Pengupahan langsung rapat,” ungkapnya.
Setelah diputuskan besaran formula UMP 2023 dengan kenaikkan 3,35 persen dari UMP 2022, kemudian ada pemberitahuan dari Pusat agar perhitungan UMP 2023 yang menggunakan PP 36/2021 agar dipending.
Hal itu karena Pemerintah akan mengeluarkan regulasi baru terkait UMP, sehingga kemudian keluar Permenaker 18/2022. Berdasarkan itulah, formula UMP Bali 2023 naik 7,815 persen dari UMP 2022.
“Karena formulanya baru, penetapan UMP oleh Gubernur diundur. Paling lambat nanti 28 November,” ujar IB Arda.
Terpisah Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (Apindo) Bali I Nengah Nurlaba menyatakan, Apindo sebagai anggota Dewan Pengupahan tidak menandatangani formula UMP ‘baru’ berdasarkan Permanaker No 18/2022. “Sebagaimana imbauan dari DPN (Dewan Pimpinan Nasional), Apindo tetap berpegang agar besaran UMP mengacu pada PP 36/2021,” ujar Mendra. *K17
1
Komentar