Tingkat Hunian 75 Persen, Hotel dan Villa Semangat Sambut Nataru
DENPASAR,NusaBali
Pelaku pariwisata Bali, khususnya pengelola hotel, vila dan jenis akomodasi lainnya kini tengah bersiap-siap jelang keramaian Natal dan Tahun Baru (25 Desember 2022) dan 1 Januari 2023.
Kunjungan wisatawan, baik wisatawan manca negara (wisman) dan wisatawan domestik (wisdom) diprediksi akan ramai. Sukses perhelatan KTT G-20, pada Selasa (15/11)- Rabu (16/11) diyakini memicu pergerakan wisatawan akan mengalir ke Bali. Selain itu, karena faktor mulai ‘normalisasi’ kedatangan wisatawan, sebagaimana sebelum pandemi Covid-19, 3 tahun lalu.
Kalangan pengelola maupun manajemen hotel, vila dan yang lainnya menyatakan bersyukur dengan kondisi yang semakin kondusif.
“Saat ini tingkat hunian antara 65 -90 persen. Jadi rata- rata sekitar 75 persen pada pertengahan November ini,” ujar Sekretaris PHRI Badung I Gede Ricky Sukarta, Rabu(23/11).
Demikian juga pada Desember depan, Ricky Sukarta optimistis tingkat hunian juga berkisar di angka 75 persen. Dikatakan Ricky Sukarta, sudah ada pergerakan yakni peningkatan pesanan kamar hotel maupun vila pasca KTT G-20 maupun jelang Nataru. Diantaranya dari wisman yang semakin ramai adalah Taiwan, Prancis, India dan Australia. Menyusul wisman, wisdom juga diyakini akan tentu ramai.
Namun untuk wisdom biasanya datang pada last minute. “Sehari sebelum Natal atau pada 24 Desember atau sehari setelah Hari Natal pada 26 Desember,” ungkap Sukarta. Keramaian akan berlanjut sampai pada 5 Januari tahun berikutnya.
Dikatakan dalam sebelum pandemi Covid-19 merajam, rentang waktu 24 Desember sampai dengan 5 Januari tahun berikutnya merupakan masa peak season.
“ Itu masa limpahan wisatawan, baik domestik maupun asing,” jelas pria yang juga Penasehat Bali Villa Association (BVA).
Melihat indikasi di lapangan saat ini, Ricky Sukarta optimistis kunjungan wisatawan ke Bali akan meningkat pada Nataru nanti. “Kita juga sudah mulai melakukan persiapan-persiapan, agar lebih meriah nanti,” ujar Manager Villa Kayu Raja, di Kerobokan, Kuta Utara Badung.
Khusus untuk wisatawan domestik, tipikalnya berbeda dengan yang datang pada musim liburan sekolah Juni-Juli, yang kebanyakan berwisata dalam grup-grup rombongan. Tidak wisatawan dari kalangan siswa, mahasiswa, namun juga pegawai, baik pegawai negeri (ASN) maupun kooperasi. Sedang wisdom pada masa Nataru, cenderung kebanyakan merupakan wisatawan leasure.
“Mereka biasanya kebanyakan berangkat sendiri-sendiri atau keluarga. Tidak dalam rombongan atau grup-grup besar,” ungkap Rikcy Sukarta.
Hal senada disampaikan I Nyoman Wirayasa, GM Harris Hotel di Sunset Road, Kuta. Dikatakan pasca perhelatan G-20 tingkat hunian mencapai 75 persen. “Beberapa property sudah menyentuh 85 persen,” ujarnya.
Dia optimistis kondisi pariwisata Bali akan membaik, dalam artian kunjungan wisatawan meningkat. Dengan catatan, tidak ada lagi ada kebijakan Program Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang membatasi berbagai hal seperti pandemi tahun-tahun sebelumnya. *K17
Komentar