KESEHATAN: Hati-hati, Varises Mengintai Kaum Rebahan
PARA kaum rebahan yang lebih suka bermalas-malasan, ini saatnya untuk bergerak bila tak ingin mengalami varises.
Orang-orang yang jarang bergerak aktif dalam kehidupan sehari-hari bisa berisiko mengalami varises. Menurut spesialis bedah vaskular dr Febiansyah Kartadinata Rachim SpB, Subsp BVE (K), malas bergerak membuat aliran darah jadi melambat.
“Ketika aliran darah melambat, darah bisa membeku dan membuat katup di pembuluh darah bekerja lebih keras,” kata Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular Konsultan, di Jakarta, seperti dilansir dari antaranews, Senin (21/11/2022).
Varises adalah insufisiensi vena kronis, di mana ada gangguan aliran darah dari pembuluh darah vena tungkai ke jantung.
Varises terjadi akibat dari abnormalitas fungsi sistem vena yang disebabkan inkompetensi katup vena.
Ketika katup bekerja secara baik, darah bisa mengalir dengan lancar ke jantung. Pada varises, katup di pembuluh darah vena mengalami malfungsi.
Selain karena jarang bergerak, faktor risiko dari varises dipengaruhi oleh kehamilan, penggunaan alas kaki hak tinggi juga membuat tekanan di betis terlalu tinggi. Akibatnya sirkulasi darah jadi tidak lancar. Kebiasaan buruk seperti merokok juga berisiko menimbulkan varises.
Dia mengatakan yang berbahaya dari rokok adalah zat karsinogenik yang merusak lapisan pembuluh darah di bagian dalam yang bersinggungan dengan darah.
“Akibatnya, katup-katup di pembuluh darah semakin cepat rusak,” jelas Febiansyah.
Konsumsi alkohol, kegemukan, penambahan usia serta riwayat keluarga juga merupakan faktor risiko dari varises.
Secara statistik, perempuan lebih berisiko terkena varises karena data menunjukkan 81,3 persen penderita.
Febiansyah menjelaskan sebetulnya angka kejadian hampir sama, namun data menunjukkan lebih banyak perempuan karena mereka cenderung lebih peduli dan segera berobat ketika timbul gejala varises.
Gejala yang patut diwaspadai adalah adanya pelebaran pembuluh darah vena di kaki, kemudian muncul bengkak di pergelangan kaki.
Waspada juga bila kaki mudah kram dan nyeri. Ini terjadi karena ‘racun’ yang harusnya dialirkan ke jantung malah menumpuk di kaki akibat gangguan sirkulasi. Akibatnya, warna kulit jadi semakin gelap dan menyebabkan kulit kering, gatal-gatal, dan pada akhirnya ketika timbul luka, proses penyembuhannya jadi semakin lama.
Namun, belum tentu gejala tersebut memastikan seseorang varises. Untuk mendapatkan jawaban pasti, seseorang harus menjalani pemeriksaan untuk mengetahui kondisi katup di pembuluh vena dengan Doppler Ultrasonography di mana dokter akan memeriksa kondisi katup di pembuluh darah.
Varises bukan sekadar urusan estetika, tetapi juga kesehatan karena komplikasi dari varises dapat mengakibatkan serangan jantung hingga stroke. Menurut dia, varises yang tidak ditangani bisa menyebabkan peningkatan rasa sakit, pembengkakan, dan peradangan pada pembuluh darah.
Varises terjadi ketika ada kerusakan katup pada pembuluh darah sehingga aliran darah ke jantung menjadi terganggu. Aliran yang melambat membuat darah bisa menggumpal.
Gumpalan tersebut lama kelamaan bisa menimbulkan penggumpalan darah di vena dalam (deep vein thrombosis) yang dapat menyebabkan aliran darah jadi tersumbat. Gumpalan tersebut bisa terlepas dan terbawa ke dalam sirkulasi darah.
“Kalau gumpalan itu tersangkut ke jantung, bisa serangan jantung. Tersangkut ke otak bisa menyebabkan stroke, jika tersangkut di kaki saya sebut stroke kaki (limb ischemic),” ucap Febiansyah.
Bila terkena varises, seseorang bisa mengonsumsi obat-obatan, suntik varises atau skleroterapi, atau terapi kompresi dengan stocking. Penggunaan stocking dilakukan untuk melancarkan aliran darah dari kaki ke jantung,
Namun, skleroterapi bukan pilihan pertama untuk penyakit vena kronik C2-C6, terapi ini adalah pilihan kedua untuk pasien yang tidak bisa menjalani pembedahan terbuka atau tindakan minimal invasif.
Terapi yang utama, jelas dia, adalah pembedahan terbuka dan flebektomi serta tindakan minimal invasif yang membuat darah tidak lagi mengalir ke pembuluh darah yang rusak.
Varises mengakibatkan kondisi yang tak indah dipandang dan bisa membahayakan penderitanya karena menyebabkan serangan jantung.
Spesialis bedah toraks dan kardiovaskular dari RS Pondok Indah dr Achmad Faisal SpBTKV, mengatakan, di luar faktor keturunan, sebenarnya varises bisa Anda cegah.
Caranya? Yakni menjaga berat badan ideal, menghindari menyilangkan kaki saat duduk, rutin berolahraga untuk menguatkan otot kaki.
Selain itu, usahakan lakukan peregangan kaki secara rutin apalagi jika sudah duduk terlalu lama. Jika harus berdiri lama, pindahkan beban dari satu kaki ke kaki lainnya setiap beberapa menit,” tutur Faisal seperti dilansir antaranews.
Cara lain, menghindari celana terlalu ketat terutama di pangkal paha, bijak menggunakan sepatu bertumit tinggi, dan konsumsilah makanan tinggi vitamin serta serat.
Faisal mengungkapkan, varises sebaiknya ditangani. Ada sejumlah cara yang bisa penderita lalukan, seperti menggunakan perban elastis, stoking, menjalani sclerotherapy, mini phlebectomy atau terapi laser.
Varises yang tak ditangani mengakibatkan peningkatan rasa sakit, pembengkakan, dan peradangan pada pembuluh darah.
“Penggumpalan darah dapat terbentuk di vena dalam, menyebabkan penyumbatan aliran darah kembali ke jantung. Penggumpalan darah itu dapat terlepas dan mengikuti aliran darah, yang dapat berpotensi menjadi emboli paru yang sangat fatal,” kata Faisal. *
“Ketika aliran darah melambat, darah bisa membeku dan membuat katup di pembuluh darah bekerja lebih keras,” kata Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular Konsultan, di Jakarta, seperti dilansir dari antaranews, Senin (21/11/2022).
Varises adalah insufisiensi vena kronis, di mana ada gangguan aliran darah dari pembuluh darah vena tungkai ke jantung.
Varises terjadi akibat dari abnormalitas fungsi sistem vena yang disebabkan inkompetensi katup vena.
Ketika katup bekerja secara baik, darah bisa mengalir dengan lancar ke jantung. Pada varises, katup di pembuluh darah vena mengalami malfungsi.
Selain karena jarang bergerak, faktor risiko dari varises dipengaruhi oleh kehamilan, penggunaan alas kaki hak tinggi juga membuat tekanan di betis terlalu tinggi. Akibatnya sirkulasi darah jadi tidak lancar. Kebiasaan buruk seperti merokok juga berisiko menimbulkan varises.
Dia mengatakan yang berbahaya dari rokok adalah zat karsinogenik yang merusak lapisan pembuluh darah di bagian dalam yang bersinggungan dengan darah.
“Akibatnya, katup-katup di pembuluh darah semakin cepat rusak,” jelas Febiansyah.
Konsumsi alkohol, kegemukan, penambahan usia serta riwayat keluarga juga merupakan faktor risiko dari varises.
Secara statistik, perempuan lebih berisiko terkena varises karena data menunjukkan 81,3 persen penderita.
Febiansyah menjelaskan sebetulnya angka kejadian hampir sama, namun data menunjukkan lebih banyak perempuan karena mereka cenderung lebih peduli dan segera berobat ketika timbul gejala varises.
Gejala yang patut diwaspadai adalah adanya pelebaran pembuluh darah vena di kaki, kemudian muncul bengkak di pergelangan kaki.
Waspada juga bila kaki mudah kram dan nyeri. Ini terjadi karena ‘racun’ yang harusnya dialirkan ke jantung malah menumpuk di kaki akibat gangguan sirkulasi. Akibatnya, warna kulit jadi semakin gelap dan menyebabkan kulit kering, gatal-gatal, dan pada akhirnya ketika timbul luka, proses penyembuhannya jadi semakin lama.
Namun, belum tentu gejala tersebut memastikan seseorang varises. Untuk mendapatkan jawaban pasti, seseorang harus menjalani pemeriksaan untuk mengetahui kondisi katup di pembuluh vena dengan Doppler Ultrasonography di mana dokter akan memeriksa kondisi katup di pembuluh darah.
Varises bukan sekadar urusan estetika, tetapi juga kesehatan karena komplikasi dari varises dapat mengakibatkan serangan jantung hingga stroke. Menurut dia, varises yang tidak ditangani bisa menyebabkan peningkatan rasa sakit, pembengkakan, dan peradangan pada pembuluh darah.
Varises terjadi ketika ada kerusakan katup pada pembuluh darah sehingga aliran darah ke jantung menjadi terganggu. Aliran yang melambat membuat darah bisa menggumpal.
Gumpalan tersebut lama kelamaan bisa menimbulkan penggumpalan darah di vena dalam (deep vein thrombosis) yang dapat menyebabkan aliran darah jadi tersumbat. Gumpalan tersebut bisa terlepas dan terbawa ke dalam sirkulasi darah.
“Kalau gumpalan itu tersangkut ke jantung, bisa serangan jantung. Tersangkut ke otak bisa menyebabkan stroke, jika tersangkut di kaki saya sebut stroke kaki (limb ischemic),” ucap Febiansyah.
Bila terkena varises, seseorang bisa mengonsumsi obat-obatan, suntik varises atau skleroterapi, atau terapi kompresi dengan stocking. Penggunaan stocking dilakukan untuk melancarkan aliran darah dari kaki ke jantung,
Namun, skleroterapi bukan pilihan pertama untuk penyakit vena kronik C2-C6, terapi ini adalah pilihan kedua untuk pasien yang tidak bisa menjalani pembedahan terbuka atau tindakan minimal invasif.
Terapi yang utama, jelas dia, adalah pembedahan terbuka dan flebektomi serta tindakan minimal invasif yang membuat darah tidak lagi mengalir ke pembuluh darah yang rusak.
Varises mengakibatkan kondisi yang tak indah dipandang dan bisa membahayakan penderitanya karena menyebabkan serangan jantung.
Spesialis bedah toraks dan kardiovaskular dari RS Pondok Indah dr Achmad Faisal SpBTKV, mengatakan, di luar faktor keturunan, sebenarnya varises bisa Anda cegah.
Caranya? Yakni menjaga berat badan ideal, menghindari menyilangkan kaki saat duduk, rutin berolahraga untuk menguatkan otot kaki.
Selain itu, usahakan lakukan peregangan kaki secara rutin apalagi jika sudah duduk terlalu lama. Jika harus berdiri lama, pindahkan beban dari satu kaki ke kaki lainnya setiap beberapa menit,” tutur Faisal seperti dilansir antaranews.
Cara lain, menghindari celana terlalu ketat terutama di pangkal paha, bijak menggunakan sepatu bertumit tinggi, dan konsumsilah makanan tinggi vitamin serta serat.
Faisal mengungkapkan, varises sebaiknya ditangani. Ada sejumlah cara yang bisa penderita lalukan, seperti menggunakan perban elastis, stoking, menjalani sclerotherapy, mini phlebectomy atau terapi laser.
Varises yang tak ditangani mengakibatkan peningkatan rasa sakit, pembengkakan, dan peradangan pada pembuluh darah.
“Penggumpalan darah dapat terbentuk di vena dalam, menyebabkan penyumbatan aliran darah kembali ke jantung. Penggumpalan darah itu dapat terlepas dan mengikuti aliran darah, yang dapat berpotensi menjadi emboli paru yang sangat fatal,” kata Faisal. *
Komentar