Mesin Pengering Padi Minim, Picu Kenaikan Harga
SINGARAJA, NusaBali
Pengusaha penggilingan padi di Buleleng mengaku masih mengalami kendala dalam proses produksi beras.
Persoalan yang masih dihadapi yakni masih minimnya ketersediaan mesin pengering padi di Buleleng. Kendala ini seringkali memicu membengkaknya biaya produksi yang berakibat kenaikan harga beras.
Hal itu disampaikan Ketua Perhimpunan Penggilingan Padi dan pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Buleleng Putu Oka Putra, Minggu (27/11) kemarin. Dia mengatakan ketersediaan mesin pengering padi sangat penting. Selain untuk menjaga kualitas beras, mesin pengering padi sangat dibutuhkan saat musim hujan.
Menurutnya untuk mengeringkan gabah secara konvensional memerlukan waktu penjemuran 3 hari. Situasi ini pun tidak memungkinkan saat musim hujan. Gabah yang tidak bisa kering tepat waktu akan mempengaruhi kualitas beras.
Saat ini, keberadaan mesin pengering padi di Buleleng masih sangat terbatas kapasitasnya. Mesin pengeringan padi rata-rata memiliki kapasitas 3-6 ton. Kapasitas terbesar hanya 12 ton. Padahal di daerah lain, seperti Jembrana, memiliki mesin pengeringan padi dengan kapasitas hingga 30 ton.
“Kapasitas yang terbatas, membuat daftar antrian menjadi panjang. Kalau sudah begitu biasanya kami lari ke Jembrana. Kadang di sana penuh juga. Kalau sudah begitu, ya harus lempar ke Jawa. Ini yang menyebabkan harga beras jadi naik saat musim hujan. Karena ongkos produksinya naik,” jelas Oka.
Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng I Gede Putra Aryana mengaku telah mendengar masalah tersebut. Pemerintah saat ini tengah menyiapkan skema, agar mesin pengeringan padi bisa ditambah. Proposal pengusulan pengadaan mesin pengering padi juga sudah diajukan ke pemerintah provinsi dan pusat.
“Mesin pengering saat ini masih terpusat di wilayah Buleleng Tengah. Seputaran Kecamatan Sawan dan Buleleng. Sedangkan di daerah Seririt, Busungbiu, dan Gerokgak itu belum ada,” ungkap mantan Camat Busungbiu ini,
Putra Aryana pun berencana akan mengatur jadwal pengeringan padi dengan memperhatikan waktu panen. Sehingga proses pengeringan padi dapat memaksimalkan mesin yang ada di dalam kabupaten. Jadi tidak sampai ke luar kabupaten, apalagi ke luar provinsi, maka ongkos angkutnya bisa ditekan,” tegas dia.*k23
1
Komentar