Petani Garam Manfaatkan Mesin Pompa

Petani garam tradisional Pantai Karangnadi, Nengah Kerta Yasa mengaku kewalahan mengambil air dengan cara manual dengan adanya tanggul pengaman pantai yang cukup tinggi. Sehinga menggunakan mesin pompa untuk memperlancar penggaraman. “Mesin pompa ini kami manfaatkan sejak tiga bulan lalu,” ujar Yasa, Minggu (27/22).

Air laut yang dipompa dialirkan ke tempat penampungan air, baru disiramkam ke lahan penggaraman. Dengan mesin pompa ini, pekerjaan dimudahkan. Terutama saat ombak besar masih bisa memproduksi garam. “Kalau cara manual sangat berisiko mengambil air laut saat ombak besar,” kata Yasa. Setiap mengoperasikan mesin pompa memerlukan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite sebanyak dua liter.

Nengah Sukarti, petani garam lainnya mengaku sudah mengembalikan bantuan mesin yang diterimanya. Alasannya, khawatir mesin itu rusak jika tidak digunakan. Namun dengan adanya tanggul, dia agak kewalahan harus naik ke tanggul untuk mengambil air ke laut. “Saya sudah sampaikan ke ketua kelompok semoga saya bisa segera mendapat bantuan mesin pompa,” harap Sukarti. *wan