Universitas Warmadewa Meet The Expert 2022 Kupas Penyakit Ginjal Misterius pada Anak
DENPASAR, NusaBali.com – Meskipun kabar heboh kasus gagal ginjal akut sudah mereda, namun penyakit yang disebut ‘misterius’ ini masih menimbulkan kekhawatiran.
Untuk itulah Departemen Kajian Strategis dan Advokasi (Kastrad) BEM LMFKIK Universitas Warmadewa menggelar Meet The Expert 2022 mengangkat tema ‘Penyakit Gagal Ginjal Akut pada Anak: Misteri dan Badai Baru Dunia Kesehatan Indonesia’.
Seminar yang dilaksanakan pada 12 November tersebut diharapkan mampu menambah pemahaman masyarakat melalui narasumber yang ahli di bidangnya, antara lain, I Wayan Widia SKM MKes selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Bali; dr Gusti Ayu Putu Nilawati SpA(K) MARS sebagai Kepala Divisi Nefrologi Anak KSM IKA FK Unud/RSUP Prof Ngoerah; dan Drs I Made Bagus Gerametta Apt selaku Kepala Balai Besar POM Denpasar.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Bali, menyebutkan jumlah kasus terbesar di Indonesia saat ini terjadi di DKI Jakarta dengan total 83 kasus dan Bali juga terkena dampak dari kasus ini.
“Di Bali pun jumlah kasusnya cukup besar. Bisa dilihat dari data, kota Denpasar memegang jumlah kasus terbesar di Bali yaitu 11 kasus,” ucap I Wayan Widia.
Menurut dr Gusti Ayu Putu Nilawati, gagal ginjal akut ini bukanlah penyakit baru. Untuk acute kidney injury (AKI) adalah salah satu sindrom nefrologi yang berkembang pesat dalam 15 tahun terakhir. Saat ini masyarakat masih terbilang lalai dalam menghadapi kasus ini.
“AKI ini bukan sesuatu yang baru. AKI ini sudah ada, tapi yang kita tidak ketahui apa etiologinya?”, ungkapnya.
Terjadinya kasus ini juga diduga akibat konsumsi obat sirup pada anak-anak yang mengandung cemaran EG (etilen glikol) dan DEG (dietilen glikol). Hal ini berakibat pada penarikan obat sirup besar-besaran.
Namun Kepala Balai Besar POM Denpasar menegaskan bahwa tidak semua obat sirup mengalami penarikan. “Jika obat sirup tidak menggunakan sorbitol, gliserol, gliserin, polipeptida glikol, maka tidak akan mengandung DEG dan EG,” ungkap I Made Bagus Gerametta.
Diakhir kegiatan, dilakukan pemberian rekomendasi kepada masyarakat maupun pihak yang berwenang, seperti melakukan sosialisasi kepada masyarakat, mendorong perusahaan farmasi untuk senantiasa secara aktif melakukan uji, dan melaporkan efek samping dari produk kepada pusat farmakovigilans.
Secara umum, gagal ginjal adalah penurunan fungsi filtrasi ginjal dalam kurun waktu cepat, berlangsung tiba-tiba, serta ditandai dengan peningkatan konsentrasi serum kreatinin.
1
Komentar