Bukan Sekadar Mall, Park 23 Bali Jadi Creative Hub Kekinian
MANGUPURA, NusaBali.com – Semakin bertumbuhnya industri kreatif dan event kreativitas anak muda di Bali menunjukkan bahwa semakin tingginya inovasi yang dikembangkan, sehingga perlu adanya dukungan dengan fasilitas yang cukup. Selain fasilitas yang cukup dan nyaman, rasanya juga harus mewakili isi dompet sekelas anak muda yang tentunya ramah di kantong.
Salah satu mall di Bali yang memberikan ruang khusus seperti creative hub (pusat kreatif, Red) adalah Mall Park 23 Creative Hub yang berlokasi di Jalan Kediri, Tuban, Kuta, Badung, Bali.
Tentunya hadirnya gebrakan baru dari Mall Park 23 Cretive Hub ini bertujuan untuk mewadahi dan memfasilitasi para kreator, komunitas, seniman, entrepreneur dalam berkreasi, berkolaborasi sehingga berkembang bersama serta sebagai inkubator para entreprenuer usaha lokal dalam mengembangkan usahanya, membuka jejaring komunitas, memfasilitasi pelaku industri, para wirausaha sebagai inkubator hingga event-event yang memberikan inspirasi dan inovasi.
Mall Manager Park 23, Edi Fahrudin menjelaskan Mall Park 23 Creative Hub sudah menjadi creative hub sejak masa pandemi di akhir tahun 2021, tepatnya mulai beroperasi sejak bulan September 2021 silam.
Perubahan ini terjadi akibat pandemi yang melanda Bali pada tahun 2020 silam sehingga banyak tenant Food and Beverage (F&B) dan bisnis retail lainnya mengalami dampak krisis finansial dan tidak dapat bertahan dan terpaksa menutup usahanya.
“Dari sanalah kami ingin membuat sesuatu untuk mengembangkan para entrepreneur lokal maupun nasional serta para kreator, komunitas, seniman, dan entrepreneur yang berbeda dari Mall pada umumnya. Karena mall lainnya itu kan biasanya menonjolkan F&B, fashion, retail dan lainnya. Jadi orang-orang yang datang ke mall tersebut untuk rekreasi berbelanja. Nah, kami ini lain, untuk aktivitas. Dan itu yang spesifik di mall kami ini,” ujar Edi Fahrudin, Senin (28/11/2022).
Pihaknya kini menggandeng PT Darmawan Negara Abiyasa (DNA) sebagai manajemen yang mengelola untuk mencetuskan creative hub di Mall Park 23 Bali.
Setiap bulannya, kata Edi Fahrudin minimal sebanyak 5 hingga 10 kali kegiatan atau aktivitas terselenggarakan di Mall Park 23 Creative Hub Bali.
Bagi siapa pun yang ingin mengajukan untuk menyelenggarakan event atau kegiatan di Park 23 Creative Hub Bali, pihaknya dengan senang hati menerima hal tersebut namun melalui proses dari manajemen Park 23 Creative Hub.
“Syaratnya jika ada pihak yang akan menyelenggarakan event, mereka mengajukan ke kami lalu dari manajemen akan memberikan penawaran dan dari penyelenggara akan memberikan feed back apakah mereka bisa membayar fee untuk event tersebut atau minta kebijakan untuk tidak membayar fee, tetapi minimal hanya membayar biaya listrik saja,” jelas Edi.
Memiliki luas bangunan atrium 200 m2 dan ditunjang dengan area koridor yang cukup luas, Mall Park 23 Creative Hub Bali membuat gebrakan baru yang berbeda dari Mall pada umumnya.
Berlokasi tepat di lantai satu, atrium bisa diperuntukkan untuk coworking, diskusi, berkreasi, dan hang out. Para mahasiswa, pelajar, pegawai, dan anak muda yang ingin membuat tugas, diskusi, bahkan tempat nongkrong dengan desain artistik, kekinian, cozy, dan instagramable.
Selain sebagai tempat hangout nongkrong, kawasan Atrium Park 23 Creative Hub bisa digunakan juga sebagai lokasi event, workshop, inkubasi bisnis, exhibisi, talkshow, fashion show, dan lain sebagainya.
Terlihat dari pantauan NusaBali.com terdapat beberapa sudut di sekitar Atrium Park 23 Creative Hub yang telah dilengkapi dengan meja dan juga tempat duduk serta akses internet gratis.
Saat ini, ruangan kreatif yang terisi di lantai satu tepatnya di atrium terpampang pameran lukisan, busana kreatif, hasil loka karya yang tentunya bisa dikunjungi secara gratis.
Park23 Creative Hub Terbuka peluang kerjasama juga para kreator, seniman, entreprenueur yang memiliki hasta karya atau produk atau instansi lainnya.
Edi Fahrudin berharap ke depannya antusiasme para kreator, seniman, entreprenuer dan juga pengunjung dapat meningkat untuk bersama saling mensupport serta gebrakan-gebrakan aktivitas baru lainnya.
Antusias pengunjung untuk melihat-lihat pameran saat ini masih berada di angka 10 persen. Edi menyebutkan alasan mengapa masih di angka 10 persen dikarenakan selera seni setiap orang berbeda-berbeda.
“Pameran di sini mungkin spesifik ya, jadi hanya orang-orang tertentu yang menyukainya. Apa lagi orang yang ke mall lebih banyak datang untuk ingin refreshing,” jelasnya.
Walaupun demikian, gebrakan creative hub yang sudah masuk tahun kedua ini, diharapkan terus diikuti dengan gebrakan baru lainnya.
“Mungkin perlu ada inovasi baru dan ada perbaikan agar mereka yang sudah bekerjasama dengan kita bisa terus berjalan,” pungkas Edi Fahrudin. *ris
1
Komentar