Wisata Alam Perlu Perhatikan Daya Dukung Ekosistem
DENPASAR, NusaBali
Pariwisata berkelanjutan yang ramah alam disebut menjadi pariwisata masa depan Bali. Bali yang kaya akan pesona alamnya punya potensi besar mengembangkan ecotourism.
Namun sebagian pihak juga mengingatkan bahwa pariwisata berbasis alam punya kapasitas terbatas, sehingga tidak cocok dikembangkan sebagai mass tourism seperti yang dikembangkan Bali selama ini.
Wisata menyelam melihat keindahan terumbu karang misalnya, akan punya dampak kurang baik jika pengunjung yang datang melebihi daya dukung ekosistem terumbu karang itu sendiri. Membeludaknya kunjungan wisatawan justru kontradiktif dengan upaya konservasi yang biasanya dikampanyekan pada tempat wisata alam.
“Peneliti terumbu karang bilang kadang-kadang seperti pasar malam, jadi ramai banget di bawah laut,” ungkap Sustainable Fisheries Senior Manager Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Glaudy Perdanahardja, di Denpasar, Selasa (29/11).
Glaudy mengatakan upaya konservasi terumbu karang di Bali menurutnya sudah cukup baik. Terdapat beberapa kawasan konservasi terumbu karang yang dibangun di Bali. Menurutnya antara kawasan konservasi dan pariwisata punya potensi melakukan sinergi yang dapat saling menguatkan satu sama lain.
Di sisi lain, Glaudy menyebut, jika tidak dikelola dengan bijak banyaknya jumlah pengunjung yang datang akan menjadi kontraproduktif bagi upaya konservasi terumbu karang yang selama ini sudah dibangun.
“Pariwisata kalau tidak didukung sama kondisi laut yang cukup baik nggak akan hidup juga,” tambah Glaudy.
Glaudy menyebut secara umum ekosistem terumbu karang di Bali juga masih cukup baik, meskipun pada beberapa spot (titik) terjadi kunjungan yang terkesan over capacity. Upaya untuk menghindari dampak negatif membeludaknya pengunjung menurutnya sudah disadari beberapa pihak.
Para peneliti telah mengajak para dive operator untuk menemukan titik optimal jumlah kunjungan penyelam dalam satu waktu, yang dirasa masih aman bagi terumbu karang untuk hidup dengan baik.
Direktur Pengembangan dan Pemasaran YKAN Ratih Loekito, menambahkan pariwisata berbasis alam sejatinya tidak tepat dikembangkan sebagai pariwisata massal. Dengan daya dukung terbatas pariwisata alam lebih tepat dikembangkan sebagai segmented/targeted tourism yang menyasar segmen wisatawan tertentu.
“Kita harus melihat dulu daya dukung alamnya seperti apa. Kalau dia tidak sanggup dikunjungi dalam saat bersamaan oleh banyak orang, akhirnya jadi kontraproduktif,” ujarnya.
“Terumbu karang itu makhluk hidup bukan benda mati, jadi dia butuh ruang di mana dia bisa bertumbuh,” imbuh Ratih.
Dijelaskannya, dengan pariwisata segmented yang membatasi jumlah pengunjung tidak serta merta menurunkan jumlah pendapatan. Menurut Ratih, pariwisata segmented punya potensi dari sisi jumlah waktu dan uang yang lebih besar yang bisa dihabiskan wisatawan untuk menikmati atraksi alam yang disajikan.
“Bali kan banyak banget site diving yang bagus-bagus, pasti banyak orang yang pengen melihat,” ucap Ratih. *cr78
Komentar