Ide Pohon Natal Sabut Kelapa Ramah Lingkungan dari Batuan
GIANYAR, NusaBali.com – Tahun 2022 sudah memasuki bulan Desember. Artinya perayaan Natal dan tahun baru semakin dekat. Bagi umat Kristiani, perayaan kelahiran Yesus Kristus tanpa pohon Natal sepertinya kurang afdol.
Sayangnya, penggunaan pohon Natal berbahan sintetis dapat menimbulkan limbah yang kurang baik bagi lingkungan. Sedangkan kalau menggunakan pohon alami, harganya bisa jauh lebih mahal.
Menjelang perayaan Natal ini, NusaBali.com ingin membagikan satu ide pohon Natal yang terbuat dari serat sabut kelapa. Selain ramah lingkungan, pohon Natal dari bahan alami ini dapat bertahan lebih lama dan memberikan nuansa berbeda dari biasanya.
Pohon Natal dari sabut kelapa ini diproduksi oleh Yasminida Bali, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang eco-home living product atau alat kebutuhan rumah tangga dari bahan ramah lingkungan. Yasminida Bali sendiri terletak di Jalan Raya Sukawati, Banjar Dentiyis, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar.
Ketika dijumpai NusaBali.com serangkaian tur bersama KemBALI Becik pada Jumat (2/12/2022) sore, Yasminida Bali tengah mengerjakan ratusan pesanan hampers Natal untuk diekspor ke Amerika Serikat. Namun, yang menarik perhatian NusaBali.com adalah pohon Natal yang terbuat dari serat sabut kelapa yang dikunci dalam pelintiran kawat.
Foto: Proses pemelintiran serat sabut kelapa pada kawat. -NGURAH RATNADI
Pohon Natal tersebut berukuran sekitar 20-25 cm. Yasminda tidak sendiri mengerjakan pesanan pohon Natal ramah lingkungan dari salah satu hotel bintang lima di Bali ini. Dikatakan bahwa ada rekanan yang digandeng untuk melakukan proses finishing. Selain dibuat dari serat sabut kelapa, ada pula yang terbuat dari prasok untuk pohon Natal bernuansa putih.
Ide pohon Natal dari serat sabut kelapa ini dapat menjadi salah satu alternatif bagi yang ingin merayakan Natal dengan pernak-pernik ramah lingkungan. Akan tetapi, menurut pendiri dan Direktur Yasminida Bali, Yasminida Muridan Perry, 36, saat ini pohon Natal dari serat sabut kelapa tersebut masih berupa produk business-to-business (B2B) antara Yasminida Bali dan hotel bitang lima di Nusa Dua itu.
“Ini privatized (khusus), jadi ini orderan The Apurva Kempinski Bali, ada hubungan B2B. Karena seasonal (musiman), kami tidak buat banyak dan tidak dijual bebas,” ujar Yasminida.
Foto: Yasminida Muridan Perry, pendiri dan Direktur Yasminida Bali. -NGURAH RATNADI
Karena bersifat B2B dan terprivatisasi, harga satu pohon Natal tersebut tidak dapat dipublikasikan. Selain itu, Yasminida pun belum terpikirkan untuk menjual pohon Natal dari serat sabut kelapa tersebut kepada masyarakat.
Meskipun demikian, peluang tersebut pohon Natal ramah lingkungan ini untuk dijadikan produk business-to-consumer masih terbuka lebar. Untuk itu, Yasminida mengundang pihak-pihak yang tertarik dengan pohon Natal serat sabut kelapa ini agar mengunjungi booth Yasminida Bali pada Christmas Market di Pelangi School, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar.
Pohon Natal unik itu akan dipajang pada booth yang mereka tempati di Pelangi Christmas Market yang digelar pada Jumat (9/12/2022) mendatang dari pukul 16.00-22.00 Wita. *rat
1
Komentar