Boping Bangun Komunitas Anak Angin, Rilis Album 'Jiwa Merdeka'
Lagu-lagu ciptaan Ketut Boping Suryadi diaransemen langsung Sawung Jabo, musisi kondang yang sekaligus menjadi mentornya dalam Kemah Budaya
Jejak Ketua DPRD Tabanan Ketut Boping Suryadi di Luar Panggung Politik
TABANAN, NusaBali
Ketua DPRD Tabanan, I Ketut ‘Boping’ Suryadi, dikenal sebagai politisi yang seniman penyair dan pelukis. Aktivitasnya di bidang kesenian kian getol setelah dia bergandengan dengan musisi kondang Sawung Jabo. Saat ini, Boping Suryadi tengah bersiap me-launching album berjudul ‘Jiwa Merdeka’, yang digarap bersama komunitas ‘Anak Angin’ binaannya.
Album ‘Jiwa Merdeka’ yang dirilis Boping Suryadi tersebut kini sudah rampung dan rekaman, berisi 10 lagu. Dari 10 lagu tersebut, satu di antaranya diciptakan Boping Suryadi sendiri, yakni berjudul ‘Debu Berkabut’. Album ini digarap Boping Suryadi bersama komunitas ‘Anak Angin’ yang didirikan.
Dalam penggarapan album ‘Jiwa Merdeka’, Boping Suryadi melibatkan Andre (di posisi drum) dan Anang (bass). Selain itu, juga dilibatkan tiga penyanyi latar alumni Kemah Budaya Tahun 2016, yakni Mita, Dila, dan Anin.
Sebelum resmi di-launcing, album ‘Jiwa Merdeka’ sudah sempat diperkenalkan Boping Suryadi kepada publik di Desa Selanbawak, Kecamatan Marga, Tabanan, Senin (8/5) lalu. Dalam aksi panggungnya kala itu, Boping Suryadi melibatkan juga dua additional players, yakni Ricki (gitar) dan Gogon (perkusi).
Menurut Boping Suryadi, album berjudul ‘Jiwa Merdeka’ ini merupakan album pertama yang diluncurkan komunitas ‘Anak Angin’ selama 6 tahun berproses. “Ya, selama 6 tahun berproses, kami akhirnya merampungkan album berjudul Jiwa Merdeka,” tandas Boping Suryadi kepada NusaBali di Tabanan, Kamis (11/5) lalu.
Boping Suryadi sendiri merupakan politisi dan seniman yang sudah dua kali periode menjabat Ketua DPRD Tabanan yakni 2009-2014 dan 2014-2019. Politisi asal Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan ini juga sempat dipercaya menjabat Ketua DPC PDIP Tabanan 2010-2015. Saat ini, Boping Suryadi menjadi fungsionaris DPD PDIP Bali 2015-2021.
Sebagai seniman, Boping Suryadi acapkali menorehkan kegelisahan bathinnya dalam bentuk sket hingga puisi, sekalipun sedang bertugas selaku wakil rakyat di Kantor DPRD Tabanan. Sesekali, dia juga menulis opini. Sejak berkawan dengan musisi kondang Sawung Jabo, Boping Suryadi mencetuskan ide Kemah Budaya Tahun 2010. Melalui Kemah Budaya inilah, dia merekrut anak-anak muda untuk berproses kreatif.
Saat Kemah Budaya Tahun 2010 dengan mentor Sawung Jabo dan penyanyi Oppie Andaresta, Boping Suryadi mulai terlibat dalam pembuatan lirik lagu. Adalah Sawung Jabo yang ikut mengarransemen lagu-lagu yang dibuat Ketua DPRD Tabanan ini.
Nah, ketika digelar Kemah Budaya Tahun 2010 di kawasan wisata Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, terciptalah lagu berjudul ‘Merah Mega-mega’. Boping Suryadi naik panggung membawakan lagu ciptaannya itu dengan iringan musik dari Cleopatra (band anak muda asal Tabanan).
Kemah Budaya II digelar lagi tahun 2012 di Bumi Perkemahan Serijong, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Tabanan. Kala itu, Boping menciptakan tiga lagu yang masing-masing berjudul ‘Padamu Negeri’, ‘Rimba Asing’, dan ‘Gumi Brara-brere’. Arrasemen ketiga lagu itu pun masih ada campur tangan Sawung Jabo, sebagai mentor Kemah Budaya dan anak-anak muda Tabanan yang tergabung dalam Cleopatra.
Setelah Kemah Budaya II 2012 selesai, Sawung Jabo, Boping Suryadi, dan anak-anak Cleopatra sempat performance di Panggung HUT ke-18 Harian NusaBali yang digelar di Jalan Hayam Wuruk 110 Denpasar, 3 Oktober 2012. Kala itu, penyanyi I Gusti Ayu Wedayanti, asal Singaraja yang notabene kakak I Gusti Ayu Laksmi ini juga ikut hadir, namun tidak sempat naik pentas.
“Kami memang sering mengikuti pentas Sawung Jabo dan Sirkus Barock. Dari situ akhirnya Sawung Jabo menamakan kami ini kelompok ‘Anak Angin’,” kenang Boping Suryadi, yang sebelum terjun ke dunia politik kerap mangkal di Sanggar Minum Kopi Denpasar.
Boping Suryadi bersama komunitas Anak Angin setiap tahun terus menggulirkan Kemah Bu-daya. Para seniman yang terlibat pun semakin banyak. Mentornya tetap Sawung Jabo, Oppie Andaresta, dan Gusti Ayu Wedayanti. Boping Suryadi juga melibatkan seniman lainnya, seperti Gusti Putu Bawa Samar Gantang, Cok Sawitri, Boby Navicula, perupa Putu ‘Liong’ Sutawijaya, dan kartunis Made Jango Pramarta. Tak ketinggalan, musisi kondang Iwan Fals datang langsung menemui Boping Suryadi dan anak-anak muda Tabanan yang menggelar Kemah Budaya di kawasan dingin Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, beberapa waktu lalu.
Boping Suryadi dan grup Anak Angin semakin intens mengikuti langkah Sawung Jabo dan Sirkus Barock. Boping dan Anak Angin juga sempat beberapa kali ikut manggung di sejumlah daerah seperti Jogjakarta, Surabaya, dan Bali. Sawung Jabo pula yang selalu mendorong dan memotivasi Boping Suryadi bersama Anak Angin untuk membuat album. “Kata Sawung Jabo, lagu-lagu karya saya sudah pantas dan layak diperdengarkan ke masyarakat,” katanya.
Bak gayung bersambut, Boping Suryadi dan komunitas Anak Angin mendapat bantuan dari pengusaha muda asal Kecamatan Kediri, Tabanan, Nyoman Mulyadi, yang memberi mereka markas untuk berkreativitas. Di tempat megah dan besar kawasan Jalan Bypass Dr Ir Soekarno, Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri itulah Anak Angin membangun studio rekaman.
“Studio rekaman dan markas Anak Angin kami bangun tahun 2016,” tandas Boping Suryadi. Di studio itu pula, Teddy Irawan (keyaboard) dan Iwan Andrean (gitar) mengawali mengarransemen lagu-lagu karya Boping Suryadi. Kemudian, Boping Suryadi meminta kedua Teddu Irawan dan Iwan Andrean untuk membuat melodi sederhana, musik yang mengiringi berdasarkan kebutuhan, sesuai nasihat Sawung Jabo.
“Setiap lagu diawali dengan proses perenungan agar jiwa dan karakter lagu benar-benar utuh menyatu antara lirik dan musik,” urai Boping Suryadi. Setelah oke, barulah personel Anak Angin lainnya terlibat untuk proses rekaman. Mereka itu Andre (drum) dan Anang (bass), selain tiga penyanyi latar alumni Kemah Budaya Tahun 2016: Mita, Dila, dan Anin. * k21
1
Komentar