Luncuran Awan Panas Capai 13 Kilometer
Gunung Semeru Erupsi, Bandara Ngurah Rai Masih Normal
Setelah Gunung Semeru erupsi dan memuntahkan awan panas, Badan Meteorologi Jepang memperingatkan ancaman timbulnya tsunami di wilayahnya akibat erupsi Semeru.
LUMAJANG, NusaBali - Gunung Semeru kembali erupsi sekitar pukul 02.46 WIB dinihari, Minggu (4/12) dengan tinggi kolom abu 1.500 meter di atas puncak gunung sekitar 5.176 meter di atas permukaan laut. Hingga pukul 19.00 WIB semalam, luncuran guguran awan panas sejauh 13 Km dari puncak dan terus berlangsung. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan arah luncuran awan panas guguran Gunung Semeru di Jawa Timur mengarah ke sektor tenggara dan selatan dari puncak gunung api dengan jarak lebih dari 13 kilometer.
"Jangkauan awan panas guguran sudah mencapai lebih dari 13 kilometer," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Minggu (4/12).
Hendra menuturkan lahar dingin maupun lahar panas dapat terjadi di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak, khususnya sepanjang aliran sungai. Pada Minggu pukul 00.00 WIB sampai 12.00 WIB, PVMBG mencatat jumlah dan jenis gempa didominasi oleh gempa awan panas dan gempa letusan sebanyak 13 kali dengan amplitudo awan panas terekam 40 milimeter. "Status Gunung Semeru dinaikkan dari Siaga (Level 3) menjadi Awas (Level 4) terhitung hari Minggu 4 Desember 2022 pukul 12.00 WIB," kata Hendra dalam keterangan, Minggu kemarin.
Sebaran material erupsi berupa lontaran batuan pijar diperkirakan dapat mencapai radius 8 kilometer dari puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu saat ini mencapai 12 kilometer ke arah tenggara. "Arah dan jarak sebaran material abu ini dapat berubah tergantung arah dan kecepatan angin," jelas Hendra. PVMBG pada Minggu telah menaikkan status Gunung Semeru dari sebelumnya Level 3 atau Siaga menjadi Level IV atau Awas terhitung pukul 12.00 WIB.
Suplai magma di Gunung Semeru relatif tinggi, demikian juga eruption rate-nya terlihat dari hampir setiap hari Semeru ini meletus dan terjadi akumulasi material vulkanik di puncak. PVMBG merekomendasikan agar tidak ada aktivitas dalam radius 17 kilometer di Besuk Kobokan dan Kali Lanang sejauh 19 kilometer. "Kalau kami melihat data yang kami dapatkan perbedaan dengan sebelumnya suplai magma secara kualitatif lebih besar dibandingkan sebelumnya, ini yang menjadi alasan PVMBG untuk meningkatkan status dan meningkatkan jarak aman," pungkas Hendra.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 1.979 jiwa mengungsi di 11 titik setelah adanya luncuran awan panas guguran (APG) dan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Jawa Timur, Minggu kemarin. Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu merinci 11 titik pengungsian itu meliputi 266 jiwa di SDN 4 Supiturang, 217 jiwa di Balai Desa Oro-oro Ombo, 119 jiwa di SDN 2 Sumberurip.
Kemudian, 228 jiwa di Balai Desa Sumberurip, 131 jiwa di Balai Desa Penanggal, 52 jiwa di Pos Gunung Sawur, 216 jiwa di Balai Desa Pasirian, 150 jiwa di Lapangan Candipuro, 600 jiwa di Kantor Kecamatan Candipuro dan sisanya di SMPN 2 Pronojiwo.
Sementara itu, wilayah yang terdampak APG Gunung Semeru meliputi Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro dan Desa Pasirian di Desa Pasirian. Hingga siaran pers ini diterbitkan, belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa. Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Lumajang, Basarnas, TNI, Polri, relawan dan lintas instansi terkait terus melakukan upaya penyelamatan, pencarian dan evakuasi. Sebanyak 10.000 lembar masker kain, 10.000 lembar masker medis dan 4.000 masker anak telah dibagikan untuk mengurangi dampak risiko kesehatan pernafasan akibat abu vulkanik. Sementara itu pendirian dapur umum sedang dalam proses oleh PMI dan Dinas Sosial Kabupaten Lumajang.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan jalur evakuasi bagi warga di titik-titik terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, telah disiapkan sehingga warga diimbau tidak perlu panik. "Saya mohon agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan tidak melakukan aktivitas apapun dan tidak panik. Saat ini utamakan keselamatan, evakuasi diri terlebih dahulu. Tolong, karena saat ini aktivitas Semeru meningkat. Segera cari dan evakuasi diri agar aman dan selamat," kata Khofifah melalui keterangan tertulis di Surabaya, Minggu malam.
Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Semeru Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (PVMBG ESDM), tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1.500 meter di atas puncak atau 5.176 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Gubernur Khofifah mengungkapkan, dengan status itu, masyarakat dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
"Penanganan bencana Gunung Semeru menjadi prioritas utama Pemerintah Provinsi Jatim, utamanya dalam evakuasi para korban terdampak. Termasuk di antaranya kebutuhan para pengungsi," ujar dia. Gubernur Khofifah memastikan Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim sudah mulai mengirimkan bantuan, baik kebutuhan pokok untuk masyarakat terdampak maupun relawan. "Kami telah menyiapkan langkah sigap yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jatim di bawah koordinasi bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana/ BNPB dan tentunya Pemerintah Kabupaten Lumajang guna memaksimalkan layanan bagi masyarakat yang terdampak," kata Khofifah.
Kemarin awan panas guguran (APG) Semeru sudah menyentuh Jembatan Gladak Perak di Sumber Wuluh, Candipuro. Jembatan Gladak Perak ini bahkan sempat putus akibat terjangan erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 lalu. Hori, salah satu warga sekaligus tokoh masyarakat di Desa Sumber Wuluh yang dekat dengan lokasi Jembatan Gladak Perak, menyatakan awan panas sudah mencapai Gladak Perak pada pukul 12.00 WIB.
"Jam 12 siang sampai Gladak Perak. Kalau situasi terkini, saya nggak berani lihat ke sana lagi. Saya sudah naik ini, menghindari APG," katanya dilansir detik.com. Menurutnya, hingga pukul 13.14 WIB, situasi di dusun terdekat dengan Gladak Perak sudah kosong dari penduduk. Jembatan Gantung Gladak Perak di Desa Sumber Wuluh, Candipuro, Lumajang sempat putus setelah diterjang erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021. Jembatan sepanjang 120 meter itu penghubung Kabupaten Lumajang dan Malang.
Sementara setelah Gunung Semeru di Jawa Timur, erupsi dan memuntahkan awan panas, Badan Meteorologi Jepang memperingatkan ancaman timbulnya tsunami di wilayah Jepang akibat erupsi Gunung Semeru. Dilansir Kyodo News dan detik.com, Minggu kemarin, badan cuaca Jepang memperingatkan bahwa tsunami dapat tiba di Pulau Miyako dan Yaeyama di prefektur selatan Okinawa sekitar pukul 14.30 waktu setempat.
Bagaimana dampak erupsi Gunung Semeru terhadap penerbangan ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Tuban, Bali? PT Angkasa Pura (AP) I selaku pengelola bandara tersibuk nomor dua di Indonesia ini memastikan tidak berpengaruh. Meski sejauh ini tidak ada dampak, AP I terus berkoordinasi dengan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) untuk mengetahui pergerakan angin.
General Manager PT Angkasa Pura I Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan menerangkan aktivitas di Bandara Ngurah Rai pasca erupsi Gunung Semeru pada Minggu siang masih berjalan dengan normal. Belum ada dampak yang dirasakan atas peristiwa tersebut. Pihaknya sampai saat ini mengaku terus memantau perkembangan arah abu vulkanik Gunung Semeru tersebut. "Kondisi operasional masih berjalan normal Tidak ada dampak sejauh ini," ungkap Handy, Minggu malam.
Pihaknya berharap abu vulkanik dari erupsi itu tidak sampai mengarah ke Bali, sehingga penerbangan tetap dapat berjalan dengan normal. Karena itu pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak terkait, utamanya BMKG untuk memantau arah hembusan abu vulkanik tersebut. Dirincikan, seluruh pergerakan pesawat baik yang hendak berangkat maupun yang menuju ke Bandara Ngurah Rai sama sekali tidak ada pembatalan penerbangan, Minggu kemarin. "Kalau pembatalan penerbangan ke Bali tidak ada. Semuanya masih normal," terang Handy. Sementara, berdasarkan informasi yang diperoleh dari BMKG Wilayah III Denpasar, belum ada laporan terdampak debu vulkanik di daerah Bali. 7 ant, dar
Komentar