Karateka Bali Raih Perunggu di ISG 2017
Saya bangga Coki bisa meraih perunggu bagi Indonesia. Meraih juara adalah cita-cita kami, dan kami memeras keringat demi mengharumkan Merah Putih.
JAKARTA, NusaBali
Karateka Bali Cokorda Istri Agung Sanistya Rani atau biasa disapa Coki mempersembahkan medali perunggu kelas -55 kg putri di Islamic Solidarity Games (ISG) 2017, di Baku, Azerbaijan. Untuk mendapat perunggu, Coki sukses mengalahkan M. Albashaireh dari Jordania.
"Tim karateka Indonesia melalui Coki mendapatkan medali perunggu ISG di kumite -55 kg," ujar Humas PB FORKI Fauzi Saidi, Senin (15/5).
Juara pertama di kelas itu diraih karateka Mesir, Yassmin Attia. Yassmin mendapatkan emas lantaran mengalahkan Ilaha Gasimova dari Azerbaijan. Gasimova adalah karateka yang mengalahkan Coki di babak perempat final.
Atas prestasi yang diraih Coki, pelatih Coki di Bali Putu Deddy Mahardika mengatakan, sudah mengetahui anak didiknya meraih perunggu. Maklum, sebelum bertanding Coki selalu mengabarinya. Sebagai pelatih, Deddy merasa senang dan bahagia.
"Saya bangga Coki bisa meraih perunggu bagi Indonesia. Meraih juara merupakan cita-cita kami, karena sejak kecil kami memeras keringat demi mengharumkan Merah Putih," tegas Deddy.
Oleh karena itu, setiap anak didiknya berlaga Deddy selalu menekankan kepada mereka agar berjuang keras meraih prestasi. Setiap anak-anak akan berlaga, ia berpesan hanya satu "Jvara". Jvara adalah bahasa sansekerta yang artinya tak terkalahkan.
“Jvara diserap sebagai bahasa Indonesia menjadi juara atau jawara. Saya sendiri pengagum cerita Mahabharata, terutama episode Krsna Jvara," kata Deddy.
Sama dengan Deddy, mantan karateka pelatnas yang baru saja turun di kejuaraan Silent Knight Open di GOR Ciracas, Jakarta Timur, I Made Budi Kertiyasa juga merasa bangga atas keberhasilan Coki memperoleh perunggu. Terlebih Budi dan Coki satu dojo. Plus pernah satu pelatnas dengannya.
"Saya sangat bangga atas torehan prestasi Coki di ISG. Kami adalah keluarga yang saling support. Kami satu dojo dan satu pelatih, almarhum Ketut Suriata dan Putu Deddy Mahardika sebagai penerusnya. Untuk itu, saya sangat senang melihat saudara saya meraih prestasi disana," ucap Budi. (15/5). *k22
"Tim karateka Indonesia melalui Coki mendapatkan medali perunggu ISG di kumite -55 kg," ujar Humas PB FORKI Fauzi Saidi, Senin (15/5).
Juara pertama di kelas itu diraih karateka Mesir, Yassmin Attia. Yassmin mendapatkan emas lantaran mengalahkan Ilaha Gasimova dari Azerbaijan. Gasimova adalah karateka yang mengalahkan Coki di babak perempat final.
Atas prestasi yang diraih Coki, pelatih Coki di Bali Putu Deddy Mahardika mengatakan, sudah mengetahui anak didiknya meraih perunggu. Maklum, sebelum bertanding Coki selalu mengabarinya. Sebagai pelatih, Deddy merasa senang dan bahagia.
"Saya bangga Coki bisa meraih perunggu bagi Indonesia. Meraih juara merupakan cita-cita kami, karena sejak kecil kami memeras keringat demi mengharumkan Merah Putih," tegas Deddy.
Oleh karena itu, setiap anak didiknya berlaga Deddy selalu menekankan kepada mereka agar berjuang keras meraih prestasi. Setiap anak-anak akan berlaga, ia berpesan hanya satu "Jvara". Jvara adalah bahasa sansekerta yang artinya tak terkalahkan.
“Jvara diserap sebagai bahasa Indonesia menjadi juara atau jawara. Saya sendiri pengagum cerita Mahabharata, terutama episode Krsna Jvara," kata Deddy.
Sama dengan Deddy, mantan karateka pelatnas yang baru saja turun di kejuaraan Silent Knight Open di GOR Ciracas, Jakarta Timur, I Made Budi Kertiyasa juga merasa bangga atas keberhasilan Coki memperoleh perunggu. Terlebih Budi dan Coki satu dojo. Plus pernah satu pelatnas dengannya.
"Saya sangat bangga atas torehan prestasi Coki di ISG. Kami adalah keluarga yang saling support. Kami satu dojo dan satu pelatih, almarhum Ketut Suriata dan Putu Deddy Mahardika sebagai penerusnya. Untuk itu, saya sangat senang melihat saudara saya meraih prestasi disana," ucap Budi. (15/5). *k22
1
Komentar