Nelayan Kesulitan BBM
Antre berjam-jam dilakukan, terkadang sampai stok habis. Pembelian BBM dengan jerigen pun harus menggunakan Kartu KUSUKA.
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah nelayan yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Sinar Bahari, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng, mengeluhkan sulitnya mendapat bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite. Hal ini mengakibatkan aktivitas melaut menjadi tersendat.
Keluhan ini disampaikan saat Kapolres Buleleng AKBP I Made Dhanuardana, menggelar pertemuan bersama sejumlah warga desa setempat, Jumat (9/12).
Ketua Kelompok Nelayan Sinar Bahari, Kamarudin mengaku, pihaknya kesulitan mendapat BBM Pertalite. Bahkan, setiap akan membeli Pertalite di SPBU Dencarik, pihaknya harus mengantre hingga berjam-jam. Tak jarang para nelayan kehabisan stok Pertalite sebab petugas SPBU lebih mengutamakan pengecer yang menjual BBM di warung.
"Kami kadang harus ngantre sampai jam 11 atau 12 siang. Kadang tidak mendapat jatah karena stok habis. Waktu kami banyak terbuang, karena kalau siang itu kami membuat alat pancing, untuk dipakai melaut pada malam hari," keluhnya.
Akibat kesulitan mendapatkan BBM, Kamarudin pun mengaku kadang tidak pergi melaut untuk mencari ikan. Ia pun berharap permasalahan ini bisa segera diatasi oleh pihak kepolisian, serta dinas terkait. "Kami berharap SPBU ini lebih mengutamakan nelayan lah ketimbang pengecer. Pekerjaan kami membutuhkan BBM, kalau tidak ada BBM kami tidak bisa melaut," jelasnya.
Kamarudin mengatakan, setiap melaut rata-rata nelayan membutuhkan BBM sekitar 20 hingga 40 liter. Setiap hendak membeli BBM, nelayan diminta menunjukkan KTP yang pekerjaannya sudah tertera sebagai nelayan. Namun, lanjut dia, petugas SPBU, pernah menolak dan tidak percaya. Sehingga Kamarudin diminta untuk mencari Kartu Pelaku Utama Sektor Kelautan dan Perikanan (KUSUKA).
"Karena tidak boleh beli BBM pakai jerigen, harus menunjukkan KUSUKA. Sementara mesin perahu kami itu mesin tempel. Masak kami harus bawa mesin itu ke SPBU, untuk ngisi BBM tentu harus pakai jerigen," katanya. Selanjutnya ia membuat KUSUKA bersama 37 nelayan anggota kelompok ke Dinas Perikanan dan Kelautan (DKPP) RI.
Sementara itu, Kapolres Buleleng, AKBP I Made Dhanuardana mengatakan, keluhan para nelayan ini akan segera ditindaklanjuti oleh pihaknya dengan berkoordinasi ke instansi terkait, serta pemilik SPBU Dencarik. Koordinasi dilakukan agar kiranya para petugas SPBU dapat melayani para nelayan yang memerlukan BBM, sesuai dengan rekomendasi yang dimilikinya. *mz
Keluhan ini disampaikan saat Kapolres Buleleng AKBP I Made Dhanuardana, menggelar pertemuan bersama sejumlah warga desa setempat, Jumat (9/12).
Ketua Kelompok Nelayan Sinar Bahari, Kamarudin mengaku, pihaknya kesulitan mendapat BBM Pertalite. Bahkan, setiap akan membeli Pertalite di SPBU Dencarik, pihaknya harus mengantre hingga berjam-jam. Tak jarang para nelayan kehabisan stok Pertalite sebab petugas SPBU lebih mengutamakan pengecer yang menjual BBM di warung.
"Kami kadang harus ngantre sampai jam 11 atau 12 siang. Kadang tidak mendapat jatah karena stok habis. Waktu kami banyak terbuang, karena kalau siang itu kami membuat alat pancing, untuk dipakai melaut pada malam hari," keluhnya.
Akibat kesulitan mendapatkan BBM, Kamarudin pun mengaku kadang tidak pergi melaut untuk mencari ikan. Ia pun berharap permasalahan ini bisa segera diatasi oleh pihak kepolisian, serta dinas terkait. "Kami berharap SPBU ini lebih mengutamakan nelayan lah ketimbang pengecer. Pekerjaan kami membutuhkan BBM, kalau tidak ada BBM kami tidak bisa melaut," jelasnya.
Kamarudin mengatakan, setiap melaut rata-rata nelayan membutuhkan BBM sekitar 20 hingga 40 liter. Setiap hendak membeli BBM, nelayan diminta menunjukkan KTP yang pekerjaannya sudah tertera sebagai nelayan. Namun, lanjut dia, petugas SPBU, pernah menolak dan tidak percaya. Sehingga Kamarudin diminta untuk mencari Kartu Pelaku Utama Sektor Kelautan dan Perikanan (KUSUKA).
"Karena tidak boleh beli BBM pakai jerigen, harus menunjukkan KUSUKA. Sementara mesin perahu kami itu mesin tempel. Masak kami harus bawa mesin itu ke SPBU, untuk ngisi BBM tentu harus pakai jerigen," katanya. Selanjutnya ia membuat KUSUKA bersama 37 nelayan anggota kelompok ke Dinas Perikanan dan Kelautan (DKPP) RI.
Sementara itu, Kapolres Buleleng, AKBP I Made Dhanuardana mengatakan, keluhan para nelayan ini akan segera ditindaklanjuti oleh pihaknya dengan berkoordinasi ke instansi terkait, serta pemilik SPBU Dencarik. Koordinasi dilakukan agar kiranya para petugas SPBU dapat melayani para nelayan yang memerlukan BBM, sesuai dengan rekomendasi yang dimilikinya. *mz
1
Komentar