Alit Yudha Meninggal karena Sakit Jantung
Putra Pahlawan I Gusti Ngurah Rai yang Juga Sesepuh Golkar
Di mata Gek Inda, sang ayah adalah tokoh eksentrik, unik, memiliki jiwa adventure tersendiri, banyak pengalaman organisasi dan berjiwa sosial tinggi.
MANGUPURA, NusaBali
Putra bungsu Pahlawan I Gusti Ngurah Rai, yakni I Gusti Ngurah Alit Yudha berpulang di usia 76 tahun, Senin (12/12) pukul 12.30 Wita di RSUP Prof IGNG Ngoerah (RSUP Sanglah) Denpasar. Sesepuh Partai Golkar Bali ini menghembuskan napas terakhir setelah berjuang dari penyakit jantung yang dideritanya selama beberapa tahun terakhir.
Kepergian Alit Yudha menjadi duka mendalam bagi keluarga Puri Carangsari Petang. Jenazah almarhum kini disemayamkan di Puri Carangsari yang beralamat di Banjar Pemijian, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung. Hingga sore kemarin, keluarga besar masih berembug untuk menghadap Sulinggih guna meminta petunjuk hari baik (dewasa ayu) palebon mendiang Alit Yudha yang juga merupakan Panglingsir Puri Carangsari ini.
"Belum ada kepastian kapan akan dipalebon. Karena saat ini baru rembug keluarga untuk meminta petunjuk ke sulinggih," ujar putri ketiga mendiang Alit Yudha, IGA Agung Inda Trimafo Yudha ditemui NusaBali di rumah duka, sore kemarin. Perempuan yang akrab disapa Gek Inda ini menuturkan, kondisi ayahnya sudah mulai drop saat, Jumat (9/12) malam dalam perawatan ICU RSUP Prof Ngoerah. Bahkan sempat tiga kali pindah ICU. "Jumat sore masuk rumah sakit untuk konsultasi biasa masih sadar. Setelah konsultasi, lanjut diobservasi. Di situ Ajung (Panggilan untuk Alit Yudha) sudah mulai kehilangan kesadaran. Langsung dipakaikan ventilator. Tadi malam langsung dipindah ke ICU burn unit. Pertama ICU penyakit dalam, kemudian distabilkan di ICU jantung, baru ke ICU burn unit. Tadi (kemarin) sebelum jam 1 siang meninggalkan kami untuk selamanya," tuturnya Anggota Komisi IV DPRD Badung ini.
Dia menceritakan, penyakit jantung yang diderita sang ayah sebenarnya sudah dialami sejak beberapa tahun lalu. Bahkan saat kakak pertama Gek Inda meninggal, Alm I Gusti Ngurah Agung Danil Yunanda Yudha, sang ayah sudah sempat menjalani perawatan karena terkena serangan jantung. "Waktu kakak meninggal itu, Ajung baru saja habis dirawat karena serangan jantung. Setelah beberapa minggunya, Gung Danil kakak saya, anak pertama Ajung, yang dalam keadaan sehat justru mendadak kena serangan jantung. Waktu itu, kami menyampaikan berita duka ini ke Ajung pelan-pelan. Karena Ajung baru habis dirawat waktu itu," katanya.
Dikatakan, kondisi ayahnya semakin berat di awal tahun 2022. Ayahnya kembali menjalani rawat inap karena riwayat serangan jantung tersebut. Oleh dokter, disarankan untuk memasang ring. Namun, mendiang Alit Yudha menolak untuk dipasangkan ring di jantungnya. "Saran dari dokter untuk pasang ring. Tapi beliau gak mau. Padahal kita sudah rayu-rayu. Jadinya terus pakai obat selama ini. Kita dari keluarga sudah berupaya. Tapi mungkin ini sudah jalannya," kata Gek Inda.
"Beliau tokoh, banyak berbuat pasti banyak salah. Untuk itu kami dari pihak keluarga mohon doa terbaik dan mohon dimaafkan segala kesalahan yang pernah beliau lakukan," pinta Gek Inda. Mendiang Alit Yudha memiliki empat orang anak dari pernikahannya dengan I Gusti Ayu Wardhani Pindha. Keempatnya, yakni Alm I Gusti Ngurah Agung Danil Yunanda Yudha, I Gusti Ayu Elis Indira, I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha, dan I Gusti Ngurah Agung Donal Jogani Yudha, serta 9 cucu.
Seperti kutipan bahwa ayah adalah cinta pertama anak perempuannya, begitulah yang dirasakan Gek Inda. Dia mengaku sangat berat kehilangan sosok sang ayah. Apalagi sang ayah memiliki pengaruh besar dalam perjalanan kariernya. Terlebih lagi, ayahnya mengajarkan bagaimana memiliki jiwa sosial yang tinggi.
"Kehilangan ayah itu paling berat. Karena Ajung punya pengaruh besar dalam karier saya. Saya kehilangan temen diskusi, bahkan juga temen ke salon. Sewaktu saya kecil Ajung jarang pulang, karena jiwa sosialnya tinggi dan dia sering memberi. Saya tanya kenapa sering bagi-bagi ke orang, katanya itu cara dia memayungi kami, anak-anaknya," katanya sambil menahan air mata.
Di mata Gek Inda, sang ayah adalah tokoh yang eksentrik, unik, memiliki jiwa adventure tersendiri. Mendiang Alit Yudha juga memiliki banyak pengalaman organisasi dan berjiwa sosial tinggi. Tak jarang itu juga mempengaruhi cara dia mendidik anak-anaknya. "Gaya mendidik Ajung sangat soft, mendorong belajar ke masyarakat. Dia gak pernah marah dan ngomong keras. Demokratis, loyal, dan pemaaf dengan siapapun," sebut Gek Inda.
Dari keempat anaknya, hanya Alm Gung Danil dan Gek Inda yang mengikuti jejak mendiang Alit Yudha sebagai politisi. Ditanya soal pendidikan politik dari sang ayah, Gek Inda mengungkapkan secara tak langsung terpengaruh saat kecil berada di komplek DPR RI. Sewaktu ayahnya duduk di DPR RI, Gek Inda sering menyaksikan Alit Yudha membahas politik dengan rekan-rekannya.
"Jadi ketika Ajung pulang ke rumah, lalu cerita soal politik dengan temannya atau dengan ibu saya, secara tidak langsung alam bawah sadar saya menyerap. Dari situ saya bisa sampai di tahap ini. Pengalaman berorganisasi saya pun tak terlepas dari peran beliau. Kalau ngobrolin politik seru, tapi kalau ngomongin perusahaan sama beliau, suka berdebat. Karena beliau orangnya terlalu sosial," pungkasnya.
Sementara itu pihak RSUP Prof Ngoerah menyampaikan I Gusti Ngurah Alit Yudha sudah dirawat di RSUP Prof Ngoerah sejak Jumat (9/12). Kasubag Humas RSUP Prof Ngoerah Dewa Ketut Kresna mengatakan almarhum dirawat di ruang Pelayanan Jantung Terpadu (JPT). "Masuk rumah sakit tanggal 9 Desember 2022, meninggal tanggal 12 Desember 2022 pukul 14.00 Wita," terangnya.
Dokter Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Prof Ngoerah dr Ida Bagus Putu Alit DFM SpF menyampaikan begitu dimandikan di ruang Instalasi Kedokteran Forensik, jenazah I Gusti Ngurah Alit Yudha langsung dibawa pulang oleh pihak keluarga.
Sedangkan Golkar Bali menyiapkan acara penghormatan kepada almarhum I Gusti Ngurah Alit Yudha, sesepuh Partai Golkar yang mantan Ketua DPD I Golkar Bali ini. Ketua DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry dihubungi NusaBali, Senin kemarin mengatakan, Alit Yudha adalah sosok kader yang konsisten di barisan Partai Golkar.
Sehingga partai akan melakukan penghormatan terakhir saat upacara palebon nanti. “Kami berencana akan melaksanakan upacara penghormatan kepada almarhum (Alit Yudha). Sama seperti upacara penghormatan kepada almarhum Rai Wiranata (Anak Agung Ngurah Rai Wiranata, Sekretaris Wantimbang DPD I Golkar Bali, Red) yang juga meninggal dunia beberapa waktu lalu,” ujar Sugawa Korry.
Kata Sugawa Korry, penghormatan akan dilakukan Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Bali. “Apabila pihak keluarga berkenan, kita akan laksanakan upacara penghormatan. Saya akan pimpin langsung,” ujar politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini. Sugawa korry menyebutkan, jajaran kader dan simpatisan Partai Golkar Bali berduka atas kepulangan almarhum Alit Yudha. Saat ini, Alit Yudha masih tercatat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan (Wantimbang) DPD I Golkar Bali. “Semoga mendapatkan tempat yang mulia dan keluarga diberikan ketabahan,” ujar Wakil Ketua DPRD Bali ini. *ind, nat, cr78
Kepergian Alit Yudha menjadi duka mendalam bagi keluarga Puri Carangsari Petang. Jenazah almarhum kini disemayamkan di Puri Carangsari yang beralamat di Banjar Pemijian, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung. Hingga sore kemarin, keluarga besar masih berembug untuk menghadap Sulinggih guna meminta petunjuk hari baik (dewasa ayu) palebon mendiang Alit Yudha yang juga merupakan Panglingsir Puri Carangsari ini.
"Belum ada kepastian kapan akan dipalebon. Karena saat ini baru rembug keluarga untuk meminta petunjuk ke sulinggih," ujar putri ketiga mendiang Alit Yudha, IGA Agung Inda Trimafo Yudha ditemui NusaBali di rumah duka, sore kemarin. Perempuan yang akrab disapa Gek Inda ini menuturkan, kondisi ayahnya sudah mulai drop saat, Jumat (9/12) malam dalam perawatan ICU RSUP Prof Ngoerah. Bahkan sempat tiga kali pindah ICU. "Jumat sore masuk rumah sakit untuk konsultasi biasa masih sadar. Setelah konsultasi, lanjut diobservasi. Di situ Ajung (Panggilan untuk Alit Yudha) sudah mulai kehilangan kesadaran. Langsung dipakaikan ventilator. Tadi malam langsung dipindah ke ICU burn unit. Pertama ICU penyakit dalam, kemudian distabilkan di ICU jantung, baru ke ICU burn unit. Tadi (kemarin) sebelum jam 1 siang meninggalkan kami untuk selamanya," tuturnya Anggota Komisi IV DPRD Badung ini.
Dia menceritakan, penyakit jantung yang diderita sang ayah sebenarnya sudah dialami sejak beberapa tahun lalu. Bahkan saat kakak pertama Gek Inda meninggal, Alm I Gusti Ngurah Agung Danil Yunanda Yudha, sang ayah sudah sempat menjalani perawatan karena terkena serangan jantung. "Waktu kakak meninggal itu, Ajung baru saja habis dirawat karena serangan jantung. Setelah beberapa minggunya, Gung Danil kakak saya, anak pertama Ajung, yang dalam keadaan sehat justru mendadak kena serangan jantung. Waktu itu, kami menyampaikan berita duka ini ke Ajung pelan-pelan. Karena Ajung baru habis dirawat waktu itu," katanya.
Dikatakan, kondisi ayahnya semakin berat di awal tahun 2022. Ayahnya kembali menjalani rawat inap karena riwayat serangan jantung tersebut. Oleh dokter, disarankan untuk memasang ring. Namun, mendiang Alit Yudha menolak untuk dipasangkan ring di jantungnya. "Saran dari dokter untuk pasang ring. Tapi beliau gak mau. Padahal kita sudah rayu-rayu. Jadinya terus pakai obat selama ini. Kita dari keluarga sudah berupaya. Tapi mungkin ini sudah jalannya," kata Gek Inda.
"Beliau tokoh, banyak berbuat pasti banyak salah. Untuk itu kami dari pihak keluarga mohon doa terbaik dan mohon dimaafkan segala kesalahan yang pernah beliau lakukan," pinta Gek Inda. Mendiang Alit Yudha memiliki empat orang anak dari pernikahannya dengan I Gusti Ayu Wardhani Pindha. Keempatnya, yakni Alm I Gusti Ngurah Agung Danil Yunanda Yudha, I Gusti Ayu Elis Indira, I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha, dan I Gusti Ngurah Agung Donal Jogani Yudha, serta 9 cucu.
Seperti kutipan bahwa ayah adalah cinta pertama anak perempuannya, begitulah yang dirasakan Gek Inda. Dia mengaku sangat berat kehilangan sosok sang ayah. Apalagi sang ayah memiliki pengaruh besar dalam perjalanan kariernya. Terlebih lagi, ayahnya mengajarkan bagaimana memiliki jiwa sosial yang tinggi.
"Kehilangan ayah itu paling berat. Karena Ajung punya pengaruh besar dalam karier saya. Saya kehilangan temen diskusi, bahkan juga temen ke salon. Sewaktu saya kecil Ajung jarang pulang, karena jiwa sosialnya tinggi dan dia sering memberi. Saya tanya kenapa sering bagi-bagi ke orang, katanya itu cara dia memayungi kami, anak-anaknya," katanya sambil menahan air mata.
Di mata Gek Inda, sang ayah adalah tokoh yang eksentrik, unik, memiliki jiwa adventure tersendiri. Mendiang Alit Yudha juga memiliki banyak pengalaman organisasi dan berjiwa sosial tinggi. Tak jarang itu juga mempengaruhi cara dia mendidik anak-anaknya. "Gaya mendidik Ajung sangat soft, mendorong belajar ke masyarakat. Dia gak pernah marah dan ngomong keras. Demokratis, loyal, dan pemaaf dengan siapapun," sebut Gek Inda.
Dari keempat anaknya, hanya Alm Gung Danil dan Gek Inda yang mengikuti jejak mendiang Alit Yudha sebagai politisi. Ditanya soal pendidikan politik dari sang ayah, Gek Inda mengungkapkan secara tak langsung terpengaruh saat kecil berada di komplek DPR RI. Sewaktu ayahnya duduk di DPR RI, Gek Inda sering menyaksikan Alit Yudha membahas politik dengan rekan-rekannya.
"Jadi ketika Ajung pulang ke rumah, lalu cerita soal politik dengan temannya atau dengan ibu saya, secara tidak langsung alam bawah sadar saya menyerap. Dari situ saya bisa sampai di tahap ini. Pengalaman berorganisasi saya pun tak terlepas dari peran beliau. Kalau ngobrolin politik seru, tapi kalau ngomongin perusahaan sama beliau, suka berdebat. Karena beliau orangnya terlalu sosial," pungkasnya.
Sementara itu pihak RSUP Prof Ngoerah menyampaikan I Gusti Ngurah Alit Yudha sudah dirawat di RSUP Prof Ngoerah sejak Jumat (9/12). Kasubag Humas RSUP Prof Ngoerah Dewa Ketut Kresna mengatakan almarhum dirawat di ruang Pelayanan Jantung Terpadu (JPT). "Masuk rumah sakit tanggal 9 Desember 2022, meninggal tanggal 12 Desember 2022 pukul 14.00 Wita," terangnya.
Dokter Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Prof Ngoerah dr Ida Bagus Putu Alit DFM SpF menyampaikan begitu dimandikan di ruang Instalasi Kedokteran Forensik, jenazah I Gusti Ngurah Alit Yudha langsung dibawa pulang oleh pihak keluarga.
Sedangkan Golkar Bali menyiapkan acara penghormatan kepada almarhum I Gusti Ngurah Alit Yudha, sesepuh Partai Golkar yang mantan Ketua DPD I Golkar Bali ini. Ketua DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry dihubungi NusaBali, Senin kemarin mengatakan, Alit Yudha adalah sosok kader yang konsisten di barisan Partai Golkar.
Sehingga partai akan melakukan penghormatan terakhir saat upacara palebon nanti. “Kami berencana akan melaksanakan upacara penghormatan kepada almarhum (Alit Yudha). Sama seperti upacara penghormatan kepada almarhum Rai Wiranata (Anak Agung Ngurah Rai Wiranata, Sekretaris Wantimbang DPD I Golkar Bali, Red) yang juga meninggal dunia beberapa waktu lalu,” ujar Sugawa Korry.
Kata Sugawa Korry, penghormatan akan dilakukan Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Bali. “Apabila pihak keluarga berkenan, kita akan laksanakan upacara penghormatan. Saya akan pimpin langsung,” ujar politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini. Sugawa korry menyebutkan, jajaran kader dan simpatisan Partai Golkar Bali berduka atas kepulangan almarhum Alit Yudha. Saat ini, Alit Yudha masih tercatat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan (Wantimbang) DPD I Golkar Bali. “Semoga mendapatkan tempat yang mulia dan keluarga diberikan ketabahan,” ujar Wakil Ketua DPRD Bali ini. *ind, nat, cr78
1
Komentar