RSM Bali Mandara Raih Predikat WBBM
Predikat WBBM ini semakin menyempurnakan Pembangunan Zona Integritas setelah tahun 2019 RS Mata Bali Mandara telah meraih predikat menuju WBK.
DENPASAR, NusaBali
Rumah Sakit Mata (RSM) Bali Mandara berhasil meraih predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) dari Kementerian Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Sebelumnya RS Mata Bali Mandara telah melakukan sejumlah inovasi untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat.
Penganugerahan WBBM kepada RS Mata Bali Mandara diberikan pada 6 Desember 2022 dalam acara Penganugerahan Bersama Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi yang diselenggarakan secara hibrida di Hotel Bidakara, Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh Direktur RS Mata Bali Mandara dr Ni Made Yuniti, MM secara daring.
dr Made Yuniti mengatakan, dalam penganugerahan tersebut terdapat 209 instansi pemerintah yang mengusulkan 1.061 unit kerja untuk Pembangunan Zona Integritas menuju WBK (Wilayah Bersih Korupsi) dan WBBM.
Dari 1.061 unit kerja tersebut, 102 berhasil mendapat predikat Menuju WBK dan 17 unit kerja mendapat predikat Menuju WBBM termasuk RS Mata Bali Mandara. Predikat WBBM ini semakin menyempurnakan Pembangunan Zona Integritas setelah tahun 2019 RS Mata Bali Mandara telah meraih predikat menuju WBK.
“Diraihnya predikat WBBM pada tahun 2022 tidak lepas dari usaha dan kerja keras seluruh pihak yang diawali dengan niat untuk melakukan pembangunan Zona Integritas sejak tahun 2016. Berbagai usaha kami lakukan mulai dari perbaikan tata kelola dan menciptakan inovasi-inovasi yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dan pegawai,” ujar dr Yuniti, Kamis (15/12).
Lebih lanjut, disampaikan juga bahwa predikat WBBM ini semakin menguatkan insan hospitalia di RS Mata Bali Mandara untuk mewujudkan birokrasi yang lebih sederhana, lincah dan cepat serta birokrasi berorientasi hasil. Sehingga semakin memacu seluruh pihak di rumah sakit untuk semakin berbenah, menciptakan inovasi baru, dan masyarakat semakin nyaman dalam menerima pelayanan rumah sakit.
Ditegaskan dr Yuniti bahwa salah satu dari inovasi yang menjadi unggulan RS Mata Bali Mandara adalah sistem pendaftaran mandiri (KIOSK). Sistem ini membuat pasien tidak perlu mengantre di loket pendaftaran karena pasien dapat melakukan pendaftaran di anjungan pendaftaran mandiri dengan menscan kartu berobat dan memilih dokter yang akan dikunjungi.
"Hal ini menyebabkan waktu tunggu pasien di loket pendaftaran menjadi berkurang secara signifikan serta meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pelayanan publik," kata dr Yuniti.
Guna memudahkan pelayanan RS Mata Bali Mandara telah mengimplementasikan smart hospital yang terdiri dari digitalisasi layanan, manajemen dan juga digitalisasi pengawasan yang terintegrasi.
Digitalisasi pelayanan dilakukan mulai dari pendaftaran online, e-rekam medis, e-resep, dan e-payment. Digitalisasi manajemen antara lain adalah SIPETASAN, yang digunakan untuk sistem keuangan di RS Mata Bali Mandara.
Untuk proses pengawasan dan pengendalian, RS Mata Bali Mandara melakukan digitalisasi berupa SIPRIMA yang berfungsi untuk proses manajemen risiko, SI EDIS CETAR untuk proses SPJ, SISMADAK untuk pemantauan indikator mutu serta SIKEDOK dan SIKIPER yang digunakan untuk evaluasi kinerja dokter dan perawat.
Guna pengendalian infeksi, RS Mata Bali Mandara telah menerapkan sistem SINOPPI. Sistem tersebut akan terus dikembangkan oleh pihak rumah sakit sehingga menjadi sistem informasi dengan tingkat maturitas terus meningkat.
Saat ini RS Mata Bali Mandara mengembangan pelayanan VIP dan lasik (operasi laser) yang bersinergi dengan travel medicine (wisata kedokteran). Dengan ini diharapkan rumah sakit semakin dipercaya di lingkup lokal namun juga menjadi pilihan pelayanan kesehatan mata di tingkat nasional dan internasional.
“Seiring dengan predikat WBBM maka harapan masyarakat bahwa RS Mata Bali Mandara akan memberikan kepastian layanan dan pelayanan yang cepat. Sehingga insan hospitalia akan semakin giat berinovasi sehingga terciptanya pandangan masyarakat bahwa berobat ke RS Mata Bali Mandara adalah berobat ke rumah sakit pemerintah tapi pelayanan yang mereka dapatkan bagaikan berkunjung ke rumah sakit swasta,” tandas dr Yuniti. *cr78
Komentar