Hasto Beberkan Relevansi Pemikiran Geopolitik Soekarno
JAKARTA, NusaBali - Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan, api perjuangan Islam yang menggerakkan Proklamator RI Dr Ir Soekarno dalam membangun sintesa ideologi Pancasila, hingga menggerakkan perjuangan pembebasan bangsa-bangsa Islam di Asia Afrika agar merdeka dari penjajahan.
Hal itu diungkap Hasto saat menjadi pembicara dalam Seminar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (15/12).
"Secara khusus bagaimana api Islam Bung Karno betul-betul menggerakkan Proklamator Bangsa tersebut, baik dalam membangun sintesa ideologi hingga lahir Pancasila, maupun dalam perjuangan Bung Karno dalam meggalang bangsa-bangsa Asia Afrika,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Doktor Ilmu Pertahanan itu, pemikiran geopolitik Soekarno masih relevan dengan kondisi saat ini. Sesuai hasil studi doktoralnya, Hasto menemukan salah satu tesis utama dari pemikiran Bung Karno adalah bahwa dunia akan damai apabila bebas dari imperialisme dan kolonialisme.
Karena itulah menghadapi sistem internasional yang anarkis, Bung Karno mengusulkan PBB harus direformasi. Karena terbukti PBB yang merupakan konstruksi pasca perang dunia II, kerap dianggap tak relevan lagi saat ini.
Selain itu, lanjut Hasto, relevansi pemikiran geopolitik Soekarno makin terbukti jika dikaitkan dengan ketegangan geopolitik yang terjadi di hampir seluruh muka bumi saat ini.
Dijelaskan Hasto, dunia melihat perang Rusia-Ukraina belum selesai. Dan dampaknya mengglobal menyentuh aspek yang sangat mendasar terhadap kemanusiaan. Karena menciptakan krisis energi, diikuti krisis ekonomi, pengangguran, dan kesengsaraan umat manusia.
Juga ada ketegangan di Timur Tengah antara Arab Saudi yang dibelakangnya ada kepentingan-kepentingan Barat. Kemudian Iran, karena merasa terdesak, dengan dibelakangnya ada kepentingan Rusia dan Tiongkok. Juga di laut China Selatan, ketegangan di selat Taiwan.
“Itu menunjukan bahwa pemikiran Bung Karno sangat relevan untuk dijabarkan dalam kebijakan luar negeri, dan juga diplomasi pertahanan agar pemerintah RI dapat mengambil inisiatif-inisiatif dalam membangun perdamaian dunia yang abadi,” urai Hasto.
Sementara Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Dr Phil Al Makin mengatakan, Hasto memiliki kompetensi kuat berbicara tentang geopolitik Soekarno. Sebab pria kelahiran Yogyakarta itu, telah menyelesaikan disertasinya terkait topik tersebut. Hasto juga seorang praktisi di dunia politik.
Mengenai figur Soekarno sendiri, Al Makin menyatakan, bahwa tak bisa dipungkiri adalah sebagai founding father Indonesia. “Jadi sejarah Indonesia tak bisa dipisahkan dari sejarah Soekarno. Soekarno menjadi pemersatu kita, simbol kita yang patut kita gali, dan tulisan beliau sudah banyak sejak muda,” kata Al Makin.*k22
Komentar