Kawasan Pantai Samigita Semakin Eksotis
Dihiasi 4 Patung yang Kini Hampir Rampung Dikerjakan
MANGUPURA, NusaBali
Dari 4 patung yang bakal menghiasi kawasan Pantai Samigita (Seminyak, Legian, dan Kuta) Kecamatan Kuta, Badung, Patung Mesolah Bawa menjadi yang pertama rampung dan berdiri di Pantai Legian.
Saat ini Patung Tiga Dewa Dewi di dekat Breakwater Pantai Jerman kawasan Pura Cedok Waru, Kuta juga sudah berdiri megah dan masih dalam proses finishing. Disusul Patung Dewa Baruna di atas Bedawangnala yang sudah bertengger di atas bangunan tsunami shelter di kawasan Pura Segara Pantai Kuta. Terakhir Patung Arjuna di Pantai Seminyak yang bakal menjadi penutup rangkaian patung yang menghiasi Pantai Samigita.
Project Manager Tunas Jaya Sanur (TJS)-Bianglala KSO, Nyoman Agus Sandika mengatakan Patung Mesolah Bawa di Pantai Legian telah rampung dikerjakan 1,5 bulan lalu. Saat ini pihaknya masih berproses untuk merampungkan Patung Tiga Dewa Dewi (Kanjeng Ratu Pantai Selatan, Dewa Baruna dan Dewi Kwan Im) yang ada di kawasan pantai dekat Pura Cedok Waru yang mulai dikerjakan sejak 3 bulan lalu.
Saat ini pengerjaan patung tersebut hampir selesai, tinggal dalam tahap pewarnaan ombak-ombakan pada bagian bawah. Ukuran dan berat ketiga patung tersebut bervariasi, 2 patung memiliki ukuran 9 meter dengan berat sekitar 30-40 ton dan 1 patung berukuran 18 meter dengan berat sekitar 60 ton. "Untuk kekuatan pondasi sudah kami perhitungkan berdasarkan tinggi dan lebar patung," beber Agus Sandika, Senin (26/12). Selain ornamen ombak, pada bagian bawah patung juga diapit sepasang naga.
Adapun jejeran posisi patung, yaitu Kanjeng Ratu Pantai Selatan pada sisi selatan, kemudian di tengah Patung Dewa Baruna dengan sosok perwajahan naga dan sisi utara Patung Dewi Kwan Im. Semua patung tersebut menghadap ke arah timur laut atau arah Gunung Agung (Toh Langkir). Dalam 1 patung dikerjakan oleh 1 tim yang beranggotakan 12-15 orang. Adapun maestro pembuat patung tersebut, yaitu Nyoman Sunada asal Jimbaran yang berkolaborasi dengan Wayan Winten dari Ubud dan Nyoman Sudarwa dari Penatih, Denpasar.
"Untuk ketiga patung itu dikerjakan dengan metode langsung di tempat. Ketika pondasi dan struktur kolom selesai, itu langsung dikerjakan dan disusun bentuk patung di atas," jelasnya. Ke depan, sesuai rencana Dinas PUPR dengan warga, lokasi itu akan dibuatkan semacam pedestrian sebelah timur daratan pantai. Di mana pengunjung nantinya dapat mengambil lokasi di sana untuk spot foto. Nantinya pasir yang dipakai akses jalan proyek saat ini akan kembali dinormalisasi, sehingga air laut kembali terhubung saat terjadi pasang. "Dengan kondisi itu, nantinya patung seolah ada di tengah laut. Namun ketika air laut surut, daratan akan kembali terlihat menyambung dengan breakwater dan dudukan patung," terang Agus Sandika.
Sedangkan untuk Patung Dewa Baruna (Shelter Kuta), saat ini masih dalam proses penghalusan, pengukiran dan pewarnaan detail. Badan patung diakuinya sudah dinaikkan ke atas bangunan shelter berlantai 3 pada, Sabtu (24/12) lalu. Sedangkan dudukannya berupa Bedawangnala juga sudah naik, tinggal memposisikan. Proses menaikkan patung dilakukan setelah gedung bangunan tsunami shelter selesai dikerjakan. Dimana antara pengerjaan bangunan dan patung dilaksanakan secara pararel. Patung Dewa Baruna yang bersosok wajah manusia itu dikerjakan oleh Wayan Winten asal Ubud.
"Untuk Patung Dewa Baruna itu di atas bangunan tsunami shelter yang posisinya ada di darat. Itu nanti akan connect dengan cara dilas sambungannya dan dicor. Struktur bangunan dengan dudukan patung akan menjadi satu," ungkapnya. Tinggi Patung Dewa Baruna dengan dudukannya berukuran 11 meter. Sedangkan tinggi bangunan tsunami shelter berlantai 3 itu berukuran 17 meter dari dasar area pelataran. Patung Dewa Baruna itu berposisi tegak dengan membawa senjata tombak pataka.
Agus Sandika menambahkan semula posisi wajah patung itu direncanakan sedikit menoleh, namun berdasarkan koordinasi dengan pihak desa adat disepakati posisi wajah kini menghadap lurus ke depan. Sementara untuk Patung Arjuna di Pantai Seminyak memiliki posisi tegak dengan membawa busur panah. Tinggi patung itu sekitar 9 meter, posisinya menghadap ke candi bentar pantai. Metode pengerjaannya hampir sama dengan di shelter Kuta, yaitu pararel. Saat ini proses patung masih dikerjakan di bawah (belum naik ke shelter), karena kondisi struktur bangunan shelternya masih dikerjakan. "Jika cuaca mendukung, dalam 2 minggu ke depan patung itu sudah bisa dinaikkan dan diharapkan rampung total pada awal Januari 2023," jelasnya. *dar
1
Komentar