Kolaborasikan Seni Tradisi dan Modern, Tampilkan Maestro Made Djimat
Puncak Penutupan Peringatan Sahasra Warsa Batuan
GIANYAR, NusaBali
Puncak peringatan Sahasra Warsa Batuan, 1.000 tahun ditulisnya Prasasti Baturan Caka 944 berlangsung meriah di wantilan sisi Kauh Pura Desa lan Puseh Desa Adat Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Senin (26/12) malam.
Kolaborasi seni tradisi dan modern ditampilkan apik lewat tarian, tabuh, peragaan busana, hingga musik. Turut tampil, maestro Made Djimat membawakan tari Topeng Tua. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengapresiasi sinergitas Pemerintahan Desa Batuan dan Desa Adat Batuan merayakan peristiwa penting dicatatnya aktivitas seni Karaman I Baturan seribu tahun yang lalu.
Acara penutupan Saharsa Warsa Batuan dihadiri Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank bjb Widi Hartoto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, anggota DPR RI Nyoman Parta, Bupati Gianyar Made Mahayastra beserta jajaran, anggota DPRD Provinsi Bali, anggota DPRD Kabupaten Gianyar, Forum Perbekel se-Kecamatan Sukawati, Bendesa Adat se-Kecamatan Sukawati, serta undangan lainnya. Bupati Mahayastra beserta undangan sebelumnya juga menyempatkan keliling melihat pameran lukisan, pameran kerajinan, dan pameran bonsai.
Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank bjb, Widi Hartoto berterima kasih telah menjadi bagian dari momen langka, peringatan seribu tahun ini. Selanjutnya, Bank bjb akan tetap hadir di Bali, khususnya Gianyar untuk mendukung digitalisasi UMKM. “Kami sudah kerja sama dengan Disperindag untuk digitalisasi UMKM menggunakan DigiCash, belanja tanpa uang cash,” jelas Widi Hartoto.
Bendesa Adat Batuan I Nyoman Megawan menjelaskan, suksesnya pelaksanaan even Sahasra Warsa Batuan tak terlepas dari kolaborasi antara Pemerintah Desa Batuan dan Desa Adat Batuan. Segala potensi terlibat tanpa terkecuali, sehingga peringatan ini dirayakan oleh seluruh lapisan masyarakat Desa Batuan. Kaum milenial meluapkan euforia kegembiraan dalam konser musik 'Bank bjb Batuan Musik Festival'.
Sahasra Warsa Batuan ini menjadi sarana dan upaya pemajuan kebudayaan. Menjaga keberlanjutan budaya ini dilakukan dengan cara investarisasi, pembinaan SDM dan lembaga kebudayaan, penyelamatan, pelestarian dan pengembangan. “Seribu tahun lalu, aktivitas Karaman I Baturan sudah melukis, menari, melawak, dan banyak lagi. Ada pande emas, pande besi, tukang batu. Merupakan warisan budaya leluhur adi luhung. Ada amanat, membebaskan Karaman I Baturan dari kewajiban kerja rodi, penghapusan tanggungan pajak, serta menghentikan penyuguhan hidangan pada petugas kerajaan,” jelas Nyoman Megawan.
Pada malam puncak penutupan peringatan Sahasra Warsa Batuan, ada pementasan Tari Kembang Rijasa, Tarian Maskot Desa Batuan Panji Malat Rasmin, peragaan busana karya disainer Cok Abi oleh muda-mudi desa, pementasan tari barong, pementasan drama tari mengisahkan eksistensi Gambuh dan Genggong Batuan. Acara dipungkasi musisi I Wayan Balawan bersama Batuan Ethnic Fusion dan penyanyi muda Batuan dengan lagu spesial Sahasra Warsa Batuan yang liriknya ditulis langsung oleh Perbekel Batuan Ari Anggara. Turut tampil maestro seni tari I Made Djimat, 74, membawakan tari Topeng Tua. *nvi
1
Komentar