Indeks Kebahagiaan Masyarakat Jembrana 72,30 Poin
Indeks kebahagiaan ini dicapai berdasar tiga indikator atau dimensi, yakni dimensi kepuasan hidup, dimensi perasaan, dan dimensi makna hidup.
NEGARA, NusaBali
Untuk pertamakalinya, Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei pengukuran tingkat kebahagiaan (SPTK) masyarakat Kabupaten Jembrana pada 2022 ini. Dari hasil survei tersebut, Indeks Kebahagiaan Jembrana saat ini mencapai rata-rata 72,30 poin. Indeks kebahagiaan ini dicapai berdasar tiga indikator atau dimensi. Yakni indeks dimensi kepuasan hidup dengan capaian 75,73 poin, indeks dimensi perasaan 66,64 poin, dan indeks dimensi makna hidup 73,85 poin.
Hal itu terungkap dalam acara workshop diseminasi hasil SPTK dan rilis Indeks Kebahagiaan Kabupaten Jembrana Tahun 2022 di Hotel Jimbarwana, Jalan Udayana, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana, Senin (19/12). Hadir di acara tersebut, Direktur Statistik Ketahanan Sosial BPS RI Nurma Midayanti, Bupati Jembrana I Nengah Tamba, Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya, Kepala BPS Jembrana, Sekda Jembrana I Made Budiasa, Waka Polres Jembrana Kompol Losa Lusiano Araujo, Pasi Intel Kodim 1617/Jembrana, para kepala OPD di Pemkab Jembrana, dan para camat se-Jembrana.
Nurma mengatakan, angka Indeks Kebahagiaan Kabupaten Jembrana 2022 lebih tinggi dari Indeks Kebahagiaan Provinsi Bali tahun 2021. Indeks Kebahagiaan Provinsi Bali tahun 2021 berada di angka 71,44. "Indeks Kebahagiaan Jembrana lebih tinggi dari Provinsi Bali. Namun itu berdasarkan pengukuran tahun lalu. Ini dipengaruhi oleh kondisi yang sedang dihadapi. Maka dari itu, kondisi ini memang harus tetap dijaga setiap tahunnya,” ujarnya.
Nurma menambahkan, pengukuran indeks kebagian ini dilakukan berdasar beberapa dimensi. Di antaranya dimensi kepuasan hidup, dimensi perasaan, dan dimensi makna hidup. Di dalam tiga dimensi itu terdiri dari berbagai subdimensi yang berkaitan dengan masing-masing dimensi. “Dari tiga dimensi itu, ada banyak subdimensi yang harus diukur. Misal dari pendidikan, pekerjaan, waktu luang, dan termasuk perasaan terhadap pelayanan publik,” ucap Nurma.
Sebelumya, Nurma mengatakan, untuk pengukuran indeks kebahagiaan ini hanya dilaksanakan di level provinsi. Namun saat ini, dari Kabupaten Jembrana mengadakan survei khusus yang diadakan melalui BPJS Jembrana. Dalam SPTK di Kabupaten Jembrana, dilakukan survei dengan sampel 560 rumah tangga.
Kemudian, sambung Nurma, hasil survei itu dihitung menggunakan perhitungan statistik, dan dapatlah angka yang mewakili Indeks Kebahagiaan Kabupaten Jembrana. “Anggap saja satu rumah tangga itu ada empat anggota. Jadi dari 560 rumah tangga sudah ribuan orang jumlahnya. Karena pendekatan kita memang kepada rumah tangga,” ujar Nurma.
Bupati Tamba mengungkapkan, hasil Indeks Kebahagiaan Kabupaten Jembrana ini merupakan fakta hasil survei dan perhitungan BPS di lapangan terhadap masyarakat Jembrana. Dirinya mengaku ikut merasa bahagia dengan capaian Indeks Kebahagiaan Kabupaten Jembrana yang mencapai 72,30. “Dari nilai itu, berarti saat ini masyarakat Jembrana sudah menunjukkan rasa kebahagiaan,” ujar Bupati Tamba.
Bupati Tamba menyatakan, menilai sebuah kebahagiaan sangat majemuk. Menurutnya, dalam pengertian yang sangat luas, kebahagiaan bukan sebuah ukuran yang kuantitatif. “Ada beberapa indikator yang saya rasa menyebabkan indeks kebahagiaan Jembrana mencapai target. Misalkan, pertama kita telah terlepas dari pandemi Covid-19. Kedua gerakan kemajuan potensi Jembrana yang digarap telah kita mulai,” ucap Bupati asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara ini.
Menurut Bupati Tamba, hasil capaian indeks kebahagiaan masyarakat Jembrana itu, telah sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Jembrana. Yaitu untuk membangun dan menciptakan masyarakat Jembrana Bahagia. "Kita selalu berusaha membangun makna kebahagiaan yang sebenarnya. Salam Bahagia bukan hanya menjadi sebuah slogan. Hari ini kita buktikan bahwa target dari indeks masyarakat Jembrana Bahagia telah tercapai," ujarnya.
Bupati Tamba berkomitmen untuk terus meningkatkan Indeks Kebahagiaan Jembrana ini. Salah satunya dengan meningkatkan pembangunan yang memang dibutuhkan masyarakat yang mayoritas adalah petani dan nelayan. Di samping itu, dirinya akan terus mengajak seluruh masyarakat untuk berupaya membangun Jembrana melalui hal-hal positif. “Hindari hal-hal negatif, rasa dengki, dan benci. Mari kita bangun Jembrana ini menjadi maju, sejahtera, dan bahagia,” tandas Bupati Tamba. 7 ode
1
Komentar