SMKN 1 Amlapura Garap Pasraman Kilat
AMLAPURA, NusaBali - SMKN 1 Amlapura melaksanakan pasraman kilat. Sekolah ini bersinergi dengan Penyuluh Bahasa Bali untuk memberikan materi tentang mata pelajaran bahasa Bali.
Kepala SMKN 1 Amlapura I Wayan Artana mengatakan pasraman kilat ini untuk mengisi liburan sekolah. Pasraman melibatkan siswa kelas X terbagi 11 kelas, di sekolah, Jalan Veteran, Amlapura, Senin (19/12). Kara Artana, materi pasraman kilat tentang muatan local dan mata pelajaran bahasa Bali. "Hari pertama, Senin (19/12) materinya tentang teori. Hari kedua, Selasa (20/12), praktik membuat aneka upakara," jelasnya.
Pasraman itu, kata dia, juga sebagai salah satu wadah untuk mewujudkan generasi muda yang berbudaya dan memahami budaya lokal yang menjadi kebutuhan sosial sehari-hari. Di samping untuk membentuk profile pelajar Pancasila, sesuai amanat kurikulum merdeka.
Artana menambahkan, pasraman kilat itu terlaksana untuk mengisi liburan sekolah, agar siswa tidak keluyuran, sehingga sebaiknya mengajak siswa untuk kegiatan yang bermanfaat.
Pelaksanaan pasraman kilat dikoordinasikan guru bahasa Bali SMKN 1 Amlapura, I Nyoman Jepri, Ni Luh Putu Kurniasih, I Wayan Wikana, dan I Made Dwi Suta negara.
Turut membantu, guru Agama Hindu I Gede Sudarma dan I Ketut Sueta Kurnia. Penyuluh bahasa Bali yang turut membantu kelancaran kegiatan pasraman kilat, Ni Wayan Ari Purnami. Jelas dia,
sangat penting jika sejak dini siswa memahami kebudayaan local. Terutama, tata cara membuat keperluan upakara. Karena hal ini sangat bermanfaat di masyarakat. "Selama ini mengenai tata cara membuat aneka upakara itu, belajar di masyarakat di saat melakukan persiapan jelang adanya upacara, kali ini secara khusus membimbing siswa," katanya.
Penyuluh bahasa Bali Ni Wayan Ari Purnami memberikan materi tentang aksara Bali. "Siswa masih terkendala pada saat pasang aksara Bali, memang belum terbiasa, nyurat aksara Bali," jelas Ni Wayan Ari Purnami, penyuluh bahasa Bali yang bertugas di Desa Pertima, Kecamatan Karangasem.
Guru bahasa Bali I Nyoman Jepri mengakui, banyak siswa belum fasih nyurat aksara Bali. "Sebab, mata pelajaran bahasa Bali di sekolah, sangat singkat," jelasnya.7k16
1
Komentar