Deschamps Anggap Kekalahan Tim Prancis Sungguh 'Kejam'
DOHA, NusaBali - Pelatih Prancis Didier Deschamps mengatakan cara timnya kalah dalam final Piala Dunia melawan Argentina terasa sungguh kejam.
Betapa tidak, setelah pemainnya dua kali bangkit dari ketertinggalan dalam laga yang harus diselesaikan dengan adu penalti itu. "Kami tidak sebagus dalam 60 menit pertama melawan lawan berkualitas tinggi yang memiliki energi lebih banyak, tetapi kami bangkit entah dari mana dan membalikkan situasi yang sangat sulit. Itu membuat kami semakin menyesal," kata Deschamps, setelah Prancis gagal menjadi tim pertama dalam 60 tahun yang mempertahankan trofi juara Piala Dunia.
Kylian Mbappe mencetak dua gol dalam dua menit akhir laga untuk membatalkan keunggulan 2-0 Argentina dan memaksakan perpanjangan waktu. Dia kembali mencetak gol lagi dari penalti untuk melengkapi hattricknya dan kembali menyamakan kedudukan 3-3 setelah Messi sempat membawa Argentina unggul 3-2.
Randal Kolo Muani hampir mencetak gol pada saat-saat terakhir, sebelum Argentina menang 4-2 lewat adu penalti, jarena Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni gagal dalam dua penalti itu.
“Anda harus mengucapkan 'bravo' kepada mereka. Saya tak mau tak menaruh hormat kepada Argentina tapi ada banyak sekali emosi dan pada akhirnya sungguh kejam mengingat kami begitu dekat jadi juara," kata Deschamps.
Sementara itu, kapten timnas Prancis Hugo Lloris mengakui kekalahan dalam final Piala Dunia 2022 atas Argentina dan Lionel Messi sebagai pengalaman "kejam" dan menyamakan laga mendebarkan itu dengan "pertandingan tinju".
"Seperti pertandingan tinju, kami berbalas pukulan. Kami tidak menyerah. Kami membutuhkan penentu pemenang dan diputuskan melalui adu penalti. Penalti selalu kejam. Kami hampa," kata Lloris.
"Kami boleh saja tertinggal 0-2, tetapi kami terus percaya bahwa kami bisa membalikkan keadaan. Kami harus memberi selamat kepada Argentina yang sudah memainkan turnamen hebat dan final yang hebat,"kata Lloris (36 tahun). *ant
1
Komentar