Senderan SD 1 Munduk Ambruk
Senderan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Desa Munduk, Kecamatan Banjar, setinggi hampir 3 meter, ambruk belum lama ini.
SINGARAJA, NusaBali
Namun, hingga sekarang senderan yang ambruk sepanjang 15 meter itu, belum juga diperbaiki. Pihak sekolah pun khawatir dengan keselamatan anak didik mereka.
Data dihimpun, senderan SDN 1 Munduk ambruk pada Minggu (7/5) malam, sekitar pukul 20.00 Wita. Ambruknya senderan diperkirakan akibat tidak kuat menahan air setelah hujan mengguyur Desa Munduk dan sekitarnya. Senderan ambruk itu berada di belakang bangunan ruang belajar, tepatnya di belakang bangunan WC.
Akibat amblesnya senderan itu mengancam bangunan WC sekolah, karena pondasinya mulai ikut tergerus. Apalagi senderan tersebut tidak berisi tiang beton penyengga. Pihak sekolah terpaksa melarang anak didik bermain ke belakang, termasuk melarang memakai WC. Pihak sekolah berharap senderan itu segera diperbaiki, karena khawatir kerusakan akan bertambah parah.
Kepala SDN 1 Munduk, Ida Bagus Wisnawa yang dikonfirmasi Jumat (19/5) mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke UPP Banjar termasuk membuat surat laporan ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng. Hanya saja, sejauh ini pihaknya belum mendapat informasi terkait dengan upaya penanganan kerusakan. “Pihak UPP sudah meninjau kerusakan, dari UPP kita disarankan membuat laporan ke Disdikpora Kabupaten. Sudah kita buat suratnya, tapi belum ada informasi penanganan,” terangnya.
Menurut Kasek Wisnawa, selama belum diperbaiki senderan tersebut, pihaknya untuk sementara menutup fasilitas WC, termasuk melarang siswa bermain hingga ke belakang. Karena dikhwatirkan, tanah di belakang bangunan sekolah ambles juga, karena tidak ada senderan sebagai penahan. Apalagi hujan masih kerap turun di wilayah Desa Munduk. “Ada empat WC dalam satu bangunan, tapi kami hanya bisa memakai satu saja, yang tiga ruangan terpaksa kami tutup. Karena kami khawatir bisa saja tanahnya amblas lagi, apalagi fondasi WC sudah mulai kelihatan sekarang. Kami berharap bisa secepatnya ditangani,” katanya.
Sementara Kadis Disdikpora Kabupaten Buleleng I Gede Suyasa dikonfirmasi mengatakan, perbaikan pasca bencana harus melalui perencanaan yang matang. Karena sebelumnya, pihaknya sudah pernah mengusulkan perbaikan seluruh kerusakan sekolah akibat bencana pada masa tanggap darurat bencana, ternyata seluruh kerusakan yang ada harus melalui perencanaan yang matang.
Disebutkan, usulan pada masa tanggap darurat untuk perbaikan seluruh kerusakan sekolah akibat bencana mencapai Rp 700 juta. Namun, karena tanggap darurat sifatnya sementara, maka kerusakan bangunan sekolah akibat bencana tidak bisa dikerjakan. “Karena ini perbaikannya harus permanen, maka harus melewati perencanaan yang matang. Sehingga kita akan usahakan nanti di Perubahan APBD 2017,” terangnya. *k19
Komentar