Megibung Seafood Sensasi Kelezatan Penuh Keakraban di GWK Cultural Park
Megibung
Seafood
Jendela Bali Resto
GWK Cultural Park
Garuda Wisnu Kencana Cultural Park
Garuda Wisnu Kencana
MANGUPURA, NusaBali.com – Tradisi Megibung atau makan bersama adalah salah satu tradisi unik yang ada di beberapa desa yang ada di Bali.
Menjadi suatu hal unik dan memberikan pengelaman yang berbeda saat menyantap makanan ini karena seluruh lauk dihidangkan dalam jumlah yang banyak untuk disantap bersama-sama.
Karena keunikan dari makan megibung inilah, beberapa tempat makan atau restoran di Bali juga membuat paket serupa dalam menjamu tamu atau pengunjung mereka. Seperti halnya Jendela Bali Resto yang merupakan salah satu restoran yang berada di kawasan GWK Culture Park, Kuta Selatan, Badung, Bali.
Karena keunikan dari makan megibung inilah, beberapa tempat makan atau restoran di Bali juga membuat paket serupa dalam menjamu tamu atau pengunjung mereka. Seperti halnya Jendela Bali Resto yang merupakan salah satu restoran yang berada di kawasan GWK Culture Park, Kuta Selatan, Badung, Bali.
Namun Jendela Bali Resto memiliki konsep yang berbeda yakni menggunakan olahan seafood dalam paket megibung miliknya sejak Sabtu (17/12/2022). Sehingga, tamu atau pengunjung yang melipir akan terkesan dengan penyajian makanan yang banyak untuk beberapa orang ini dan tradisi megibung bisa semakin lestari.
“Harapannya bagaimana orang pergi ke Bali itu belum pulang kalau belum makan di sini. Sebagai destinasi FnB terlepas dari GWKnya, maka dari segi FnBnya akan kita prioritaskan sehingga dalam jangka waktu setahun sudah bisa mencapai tujuan itu,” ujar Direktur Operasional GWK Stefanus Yonathan Astayasa.
Selaras dengan hal tersebut, GM Marketing Communication & Event GWK Cultural Park, Andre Prawiradisastra mengatakan alasan megibung seafood ini menjadi pilihan menu di Jendela Bali Resto karena pihaknya menggunakan kesempatan bahwa kawasan Bali terutama GWK yang tak jauh dari daerah Jimbarang yang memang terkenal akan olahan seafoodnya. “Jadi kita ingin mencampur kebiasaan adat bali yakni megibung, bagaimana caranya mereka makan bareng lalu piringnya besar, jadi konsep kekeluargaan, kebersamaan, itu yang kita ambil. Kalau ingin makan seafood datanglah ke GWK karena kita mempunyai seafood yang tidak kalah dengan seafood yang ada di luar sana,” ujar GM Marketing Communication & Event GWK Cultural Park, Andre Prawiradisastra.
Berbagai makanan laut yang segar pun dihidangkan antara lain, udang, cumi, kerang, ikan bakar dan sayuran tumis dengan pilihan 3 varian sambal yakni sambal matah (mentah, Red), sambal merah, dan sambal kecap.
Resto yang buka dari pukul 10.00 sampai 21.30 Wita juga akan menyuguhkan experience yang berbeda karena pengunjung dapat melihat langsung panorama keindahan Pulau Bali. Dengan lokasi 300 meter di atas permukaan laut, pengunjung datang pada sore hari akan dapat menikmati matahari terbenam. Selain itu dapat pula melihat dua sisi laut yang mengapit Pulau Bali, dengan pantai barat Jimbaran dan Pantai Kuta. Tidak sampai di sana, di malam hari pengunjung dapat menikmati lampu berkelap-kelip indah yang menghiasi daerah Jimbaran, Kuta, atau Tanjung Benoa dari atas resto.
GWK sebagai tempat wisata culture park tentu selalu menyuguhkan kesenian Bali di setiap momennya. Bahkan saat sedang makan malam pun pengunjung di Jendela Bali Resto dapat menyaksikan tarian Bali yakni tari Gebyar Duduk, dan tari Kenyem Manis. Tak hanya menonton, para penari juga turut mengajak pengunjung yang ingin mencoba menari bersama mereka di atas panggung.
“Jadi GWK itu Culture Park yang tidak bisa lepas dari yang namanya culture atau budaya. Kita harus memberikan yang berhubungan dengan budaya. Maka dari pukul 07.00 sampai 19.00 WITA itu full karena setiap jam pasti ada performance dan ditutup dengan kecaknya GWK,” pungkasnya. *ris
Komentar