Tiga Kapal Ikan Terbakar di Perairan Pengambengan
Saat Hendak Ditarik ke Pelabuhan Benoa, 9 ABK Selamat
Sebanyak 9 orang ABK dipastikan selamat setelah dilakukan evakuasi oleh kapal lainnya yang mengawasi proses penarikan kapal tersebut dari Pengambengan.
NEGARA, NusaBali
Tiga unit kapal ikan terbakar di Perairan Pengambengan, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Selasa (20/12) pada pukul 15.00 Wita. Ketiga kapal ikan yang ditambatkan di Perairan Pengambengan ini terbakar saat dilakukan penarikan untuk dibawa menuju Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Kota Denpasar.
Informasi di lapangan, ketiga kapal ikan yang terbakar ini adalah milik PT Cilacap Samudra Fishing Industry (CSFI). Sebelumnya, ketiga kapal ikan yang ditempatkan di Pelabuhan Benoa ini ditambatkan di Perairan Pengambengan untuk sterilisasi Pelabuhan Benoa terkait rangkaian pelaksana KTT G20 di Nusa Dua, Badung, beberapa waktu lalu. Nah, saat peristiwa kebakaran kemarin, ketiga kapal ikan ini hendak dibawa kembali ke Pelabuhan Benoa pasca dibukanya sterilisasi. Dari tiga kapal ikan itu, dua di antaranya adalah kapal dengan kondisi tanpa mesin. Sehingga untuk membawa kedua kapal itu, ditarik menggunakan kapal yang masih beroperasi.
Sayangnya, kapal yang digunakan menarik tiba-tiba mengalami kebakaran dan akhirnya merembet ke kedua kapal yang ditarik. Kepala Cabang PT CSFI, Tahir Haddat,64, saat ditemui di Pantai Pengembangan, mengaku belum tahu apa penyebab kebakaran ketiga kapal perusahaannya tersebut. Ketiga kapal yang terbakar itu masing-masing adalah Kapal Motor (KM) Maluku Jaya Karya, KM TKF VIII, dan KM Bina Sentosa.
Adapun dua kapal yang ditarik karena memang kondisi tanpa mesin adalah KM TKF VIII dan KM Bina Sentosa. Sedangkan kapal yang digunakan menarik adalah KM Maluku. "Saya belum tahu apa penyebabnya. Tapi dari informasi warga yang pertama terbakar kapal yang dipakai narik (KM Maluku Jaya Karya). Terus merembet ke kapal yang ditarik," ujar Tahir.
Saat kejadian, Tahir mengaku ada 9 orang anak buah kapal (ABK) di ketiga kapal.
Untungnya, kesembilan orang ABK itu dipastikan selamat setelah dievakuasi salah satu kapal lainnya yang ikuti mengawasi proses penarikan kapal tersebut. "Kapal yang mengevakuasi adalah KM DJM IV. Kapal itu memang ikut mendampingi untuk mengawasi penarikan. Tadi semuanya sudah naik ke sana (KM DJM IV)," ucap Tahir.
Tahir mengatakan, sebelumnya ada 27 unit kapal perusahaannya di Pelabuhan Benoa yang diminta pindah lego jangkar ke Pengembangan saat jelang KTT G20 Bali, beberapa waktu lalu. Dari 27 kapal ikan perusahaannya yang sempat diminta pindah ke Pengembangan adalah kapal tanpa mesin yang izin operasionalnya sudah mati. "Dipindah ke sini (Pengambengan) sejak bulan Agustus," ujarnya.
Pasca berakhirnya KTT G20, Tahir mengaku untuk pemindahan kembali kapal-kapal perusahaanya ke Pelabuhan Benoa, sudah dilakukan mulai dua pekan lalu. Namun untuk proses pengembalian kapal itu dilakukan secara bertahap. "Yang sudah kembali (ke Benoa) baru beberapa. Masih sisa lagi sekitar setengah yang belum," ungkap Tahir.
Sementara Kasat Polairud Polres Jembrana AKP I Putu Raka saat dikonfirmasi terpisah, Selasa kemarin mengatakan masih melakukan penyelidikan terhadap penyebab kebakaran kapal tersebut. Dalam peristiwa kebakaran tiga kapal ikan itu, dipastikan tidak sampai menyebabkan korban jiwa.
Total 9 orang ABK termasuk nahkoda KM Maluku Jaya yang melakukan penarikan kapal, seluruhnya dalam kondisi selamat. "Semuanya selamat. Mereka diselamatkan sama kru kapal yang ikut mengawasi waktu penarikan kapal," ujar AKP Raka. Hingga petang kemarin, tiga kapal yang terbakar di perairan berjarak sekitar 2 mil dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan itu masih berada di tengah laut. Dari pihak perusahaan kapal bersangkutan juga belum berani melakukan evakuasi terhadap bangkai ketiga kapal tersebut. "Kerugian belum diketahui. Tapi dari informasi yang kita terima, dua kapal yang ditarik itu kondisi rusak. Tidak ada mesinnya sehingga ditarik," ucap AKP Raka. 7 ode
Komentar