Melongok Perubahan Terbaru Patung GWK, Ada Sentuhan Digital dan Pengalaman Wisata Berbeda
MANGUPURA, NusaBali.com – Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) dikemas lebih digital dan interaktif yang telah melalui proses renovasi pada bulan Juli 2022 silam, kini telah resmi dibuka untuk umum sejak Sabtu (17/12/2022).
Patung tertinggi ke-4 di dunia ini menjadi salah satu patung yang tidak hanya menawarkan edukasi layaknya museum biasa, namun pengunjung akan dimanjakan dengan pengalaman berbeda terkait sejarah patung GWK yang dikemas lebih digital dan modern.
Direktur Operasional GWK Stefanus Yonathan Astayasa mengatakan pada patung GWK pihaknya melaunching experience baru pada lantai 9 dan 23 yang disebutnya sebagai ‘Part of The Statue’. Dimana pada lantai tersebut akan dihadirkan banyak pengalaman digital yang menampilkan budaya Bali yang bisa dinikmati oleh pengunjung.
“Kalau dulu mereka masuk hanya melihat dari media cetak saja, baca dan berfoto. Namun sekarang berbeda para pengunjung masuk lalu mereka interaktif dulu melihat suatu suguhan dan kemudian mereka akan merasakan digital yang berbeda lagi, sehingga total pengalaman yang akan dirasakan di situ adalah 45 menit,” ujar Direktur Operasional GWK Stefanus Yonathan Astayasa, Sabtu (17/12/2022).
Sebelum naik ke lantai 9 dan 23, terlebih dahulu pengunjung wajib mengenakan pelapis alas kaki yang telah disiapkan oleh pihak GWK untuk tetap menjaga kebersihan area patung GWK. Setelah itu, pengunjung selanjutnya akan menaiki lift kaca dengan sisi transparan yang bertujuan untuk melihat kerangka baja yang menopang badan patung GWK serta lempengan tembaga yang melapisi patung GWK.
Tidak perlu khawatir atau tersesat, setiap rombongan pengunjung yang terdiri dari 25-30 orang akan didampingi oleh pemandu GWK untuk menjelaskan secara detail seisi patung GWK. Sebelum naik ke lantai 23, pengunjung terlebih dahulu transit di lantai 9. Setelah sampai dilantai 9, pengunjung bisa duduk pada sofa yang telah disediakan lalu akan menonton film animasi berjudul ‘Legenda Garuda Wisnu’ yang berdurasi 6 menit.
Setelah diajak menonton film animasi, selanjutnya pengunjung diajak untuk melihat berbagai sejarah perjalanan pembangunan patung karya seniman Nyoman Nuarta yang dijelaskan secara virtual di televisi yang terpajang di setiap penjelasan.
Pengunjung dapat melihat bahan-bahan yang digunakan untuk membuat patung Garuda Wisnu Kencana dan dapat melihat mosaic tiler atau mosaik emas yang terdapat pada mahkota Garuda Wisnu Kencana.
Setelah puas berkeliling dilantai 9, pengunjung melanjutkan perjalanan ke lantai 23 yakni tepat di pundak Dewa Wisnu. Pengunjung bisa menikmati pemandangan Bali Utara dan Bali Selatan dari ketinggian melalui 10 jendela teropong yang telah disediakan. Selain melihat keindahan Bali, hal baru yang ada di lantai 23 adalah lantai kaca yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk melihat rangka bangunan patung GWK.
“Kita juga ada lantai kaca yang luasnya cukup besar. Untuk para pengunjung yang takut ketinggian mereka pasti akan merasakan ketakutan, tetapi bagi orang suka akan hal-hal yang menantang mereka akan merasakan suatu sensasi dan itu yang kita ambil. Ketinggian lantai kaca kurang lebih sekitar 14 meter, dengan pandangan tembus ke bawah dan aman karena memiliki ketebalan 12mm dan bisa dinaiki oleh 15 orang dewasa secara bersamaan,” ujar Direktur Operasional GWK Stefanus Yonathan Astayasa.
Agar pengunjung bisa mengabadikan momennya, terdapat jasa fotografer yang siap memotret setiap momen pengunjung yang ingin berfoto di atas lantai kaca. Tidaklah mahal, pengunjung hanya cukup merogoh kocek sebesar Rp 30 ribu untuk berfoto dan mendapatkan hasil foto cetak ukuran 5R serta soft file foto. Berbeda dengan lantai 9, pada lantai 23 dapat menampung sebanyak 60 pengunjung sekaligus.
Setelah bersenang-senang di lantai 23, pengunjung akan kembali ke lantai 9 untuk melihat interactive screen atau layar interaktif yang bercerita tentang Pemelihara Alam Semesta. Kisah ini menceritakan tentang menjaga keseimbangan antar elemen adalah tugas semua manusia, sehingga kehidupan di bumi dan alam semesta dapat berjalan dengan semestinya sesuai sabda Tuhan Yang Maha Esa.
Dilengkapi pula gambaran Panca Maha Buta atau elemen lima dasar pembentukan alam semesta dalam kepercayaan Hindu Bali. Kelima elemen tersebut tanah, air, api atau panas dan sinar, Udara atau nafas dan ether atau ruang hampa.
Agar pengunjung dapat mengeluarkan unek-unek atau sekadar menulis quotes, pada lantai 9 terdapat pula space tembok berwarna hitam yang dapat dicoret menggunakan spidol berwarna putih. Tidak perlu berebut, telah disediakan 4 buah spidol untuk dapat digunakan oleh pengunjung secara bergantian serta diberikan fasilitas penghapus jika pengunjung melakukan kesalahan dalam penulisan.
“Kita ingin pengunjung itu lebih mendalami lagi. Jadi mereka mengetahui mengenai legenda dan cerita GWK yang awalnya hanya berbentuk cetakan dan sekarang bisa berubah menjadi video, bisa disentuh, dan bisa dirasakan dan di dengar juga. Jadi semua indra itu bisa dimunculkan saat ini setidaknya mereka bisa jauh lebih mengerti yang tidak hanya datang dan melihat patung GWK tetapi bisa mendengarkan lebih dalam lagi mengenai legenda,” ujar GM Marketing Communication & Event GWK Cultural Park, Andre Prawiradisastra.
Sebagai informasi tambahan, pengunjung yang ingin memasuki lantai 9 dan 23 akan dikenakan harga soft opening bandling tiket masuk sebesar Rp 250 ribu yang atau harga paket sebesar Rp 300 ribu bagi pengunjung yang ingin memasuki semua kawasan GWK dan harga normal sebesar 375 ribu rupiah. *ris
Komentar