Pengastulan Perlu Tanggul Pemecah Gelombang
SINGARAJA, NusaBali
Pesisir Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng, merupakan salah satu pantai yang langganan terdampak gelombang pasang.
Masyarakat yang sebagian mencari peruntungan menjadi nelayan berharap pemerintah memasang tanggul pemecah gelombang. Dampak gelombang pasang memang rutin dirasakan nelayan Desa Pengastulan. Bahkan tahun ini rumah mereka yang berlokasi dekat laut sudah beberapa kali kemasukan gelombang pasang. Mereka pun mulai memasang tanggul-tanggul darurat dari karung pasir yang dicampur kerikil untuk membentengi rumah. Sebagian juga ada yang menebang pohon waru untuk menghambat air laut masuk.
Perbekel Pengastulan, Putu Widyastama, Jumat (6/1), mengatakan karena sudah langganan kena dampak gelombang pasang, warganya secara mandiri melakukan antisipasi. Terutama menyelamatkan jukung dan mesin kapal yang merupakan modal utama melaut. Sejak sepekan terakhir nelayan Pengastulan sudah memarkirkan jukung mereka jauh dari pesisir. Bahkan ada yang sampai dititip di halaman sekolah terdekat.
"Warga kami, sekolah sudah pada paham situasi, karena tidak ada pilihan lain. Kalau dibiarkan di pinggir laut pasti akan rusak dan akibatnya tidak bisa melaut lagi, " ungkap Widyastama.
Dia pun berharap pemerintah dapat membuatkan pemecah gelombang di laut Pengastulan. Menurutnya, pemecah gelombang solusi paling tepat sehingga nelayan tidak kesulitan memarkirkan perahunya. "Warga kami lebih memilih pemecah gelombang ketimbang krib, agar gampang parkir perahu,” kata Widyastama.
“Kami rencananya ingin bertemu langsung dengan BWS (Balai Wilayah Sungai) supaya aspirasi kami didengar. Karena di Pengastulan itu penghasilan pokok masyarakatnya itu dari melaut," lanjut Widyastama.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan Buleleng dengan garis pantai terpanjang di Bali sangat berpotensi terdampak bencana gelombang pasang. Bahkan setiap tahun BPBD rutin mendapatkan laporan kerusakan akibat bencana alam ini.
Daerah potensi tinggi gelombang pasang menurut catatan BPBD Buleleng meliputi pesisir Kelurahan Kampung Anyar, Kelurahan Kampung Bugis termasuk pesisir Desa Pengastulan.
Terkait kondisi di pesisir Pengastulan, Ariadi menyatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng. Apalagi banyak permukiman dan fasilitas umum yang terancam rusak akibat gelombang pasang. *k23
Komentar