Buaya Muara Mati, Penelusuran Asal-usulnya Jadi Sulit
Buaya yang Ditemukan di Pantai Legian Saat Galungan
DENPASAR, NusaBali
Matinya buaya muara/buaya air asin (Crocodylus porosus) yang dievakuasi di Pantai Legian, Kuta, Rabu (4/1) lalu menyisakan persoalan.
Penelusuran asal muasal buaya tersebut kini jadi sulit dilakukan. Hal tersebut dikatakan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Agus Budi Santosa pada, Jumat (6/1). Sebelumnya ada dugaan buaya muara yang ditemukan di Pantai Legian berasal dari kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai. Dugaan lainnya buaya adalah binatang peliharaan warga yang lepas.
Agus Budi menjelaskan, metode yang selama ini digunakan untuk membedakan apakah satu buaya merupakan satwa peliharaan atau satwa liar di alam, yaitu dengan cara (jika buaya sudah dinyatakan sehat) buaya dipuasakan terlebih dahulu selama tiga hari kemudian diberi makan ayam. Pemberian makan ayam berulang kali diberikan sampai maksimal lima ekor ayam, tergantung berat dan panjangnya buaya.
Agus Budi melanjutkan, jika buaya ternyata hanya mau memakan 1-2 ekor ayam, maka buaya tersebut cenderung satwa peliharaan karena sudah terpola di pikiran buaya tersebut bahwa akan ada lagi makanan nantinya. Sementara jika buaya liar semua ayam yang ada di depannya akan dimakan. Agus Budi menyebut metode ini tidak 100 persen dapat dipercaya, namun tingkat keyakinannya cukup akurat.
Sayangnya metode yang disampaikan Agus Budi tersebut tidak bisa dilakukan pada buaya muara yang ditemukan di Pantai Legian. Seperti diberitakan sebelumnya buaya muara tersebut mati setelah tiba 1-2 jam di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tabanan. "Bagaimana jika buayanya sudah mati? Ya nggak bisa dilakukan," kata Agus Budi.
Sementara ditanya apakah pihak BKSDA Bali memiliki data lokasi penangkaran buaya dekat dengan ditemukannya buaya muara, Rabu lalu, Agus Budi mengatakan sampai saat ini tidak ada izin penangkaran buaya di Provinsi Bali.
Di sisi lain, Agus Budi mengungkapkan pihak BKSDA Bali telah beberapa kali melakukan evakuasi buaya akibat konflik dengan kepentingan manusia. Termasuk dari Tahura Ngurah Rai, namun panjangnya tidak pernah lebih dari 2 meter. "Ini yang kita tidak bisa pastikan (asal-usul buaya muara yang dievakuasi di Pantai Legian). Tidak ada alat ukur atau parameter yang bisa kita yakini," kata Agus Budi.
Seperti diketahui buaya muara sepanjang 3,5 meter yang dievakuasi di Pantai Legian tepat pada Hari Raya Galungan, Buda Kliwon Dungulan, Rabu (4/1) lalu mati pada saat dirawat di PPS Tabanan. Bangkainya telah dikuburkan pada lokasi yang dirahasiakan. *cr78
Komentar