Desa Bebandem Belum ODF, Layanan Pamsimas Belum Optimal
AMLAPURA, NusaBali - Biaya operasional Pamsimas (Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat) di Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Karangasem, ternyaata cukup mahal.
Akibatnya, Pamsimas di bawah BUMDes ini sulit menjual air dengan tarif murah ke masyarakat.
Dampaknya, belum semua masyarakat dapat layanan air bersih sehingga desa ini belum bisa berstatus ODF (open defecation free) atau terbebas dari perilaku warga buang air besar sembarang. Kondisi itu diakui Perbekel Bebandem I Gede Partadana, saat ditemui di ruang kerjanya, Banjar Pande Sari, Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Jumat (30/12).
Kata dia, Pamsimas tahun 2022 dengan biaya pembangunan Rp 1,2 miliar dari DAK (dana alokasi khusus). Usaha ini memanfaatkan air sumur bor di Banjar Liligundi dan Banjar Tihingan Kangin. Air diangkat dengan pompa, lanjut disuplai ke lima banjar, yakni Tihingan Kangin, Tihingan Kauh, Tihing Seka, Dukuh, dan Tihingan Tengah, menyasar 350 KK. "Biaya mengangkat air ini yang mahal. Makanya, sulit menjual air dengan biaya murah. Ini hambatannya," katanya.
Pelayanan air bersih ke rumah-rumah warga, jelas dia, agar Desa Bebandem bisa berstatus ODH atau buang air besar di jamban dan tidak di sembarang tempat. Selama ini Desa Bebandem belum berstatus ODF karena persoalan air bersih. "Makanya awalnya kami berupaya agar seluruh warga dapat layanan air bersih, sehingga program ODF bisa terlaksana, kenyataannya belum ODF," jelas Partadana.
Kadis Kesehatan Karangasem I Gusti Bagus Putra Pertama mengatakan, dari 75 desa di Karangasem baru 24 desa berstatus ODF. "Targetnya agar 12 desa berstatus ODF setiap tahun," jelas alumnus FK Unud Denpasar angkatan 1997, dan Program Magister Manajemen Undiknas Denpasar 2018 ini.7k16
Komentar