Ditopang Bambu, Wantilan Tri Yudha Sakti Rusak
SINGARAJA, NusaBali
Salah satu wantilan di Monumen Tri Yudha Sakti di Lingkungan Bantang Banua, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng rusak.
Secara kasat mata bangunan ini memang tidak terlihat rusak. Namun saat diperhatikan, di sisi kiri dan kanan bangunan 10x5 meter tersebut ditopang bambu agar tidak roboh.
Sebenarnya di kawasan monumen perjuangan yang dibangun pada periode 1997-2007 ini ada beberapa wantilan. Wantilan yang mengalami kerusakan adalah salah satu dari wantilan kembar di sebelah utara patung pahlawan. Biasanya wantilan yang dibangun di tengah-tengah kolam ini dapat digunakan sebagai tempat berkumpul acara atau sekadar untuk berfoto. Kini bambu penyangga dipasang di dua tiang kayu untuk menjaga wantilan itu tetap seimbang.
Selain kerusakan wantilan, kandang penangkaran hewan di bagian barat juga lebih banyak kosong. Dari tiga kandang penangkaran, hanya satu yang terisi seekor rusa. Sedangkan dua kandang penangkaran lainnya kosong.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng I Putu Kariaman Putra, Minggu (8/1), mengatakan kerusakan wantilan memang sudah terjadi cukup lama. Kerusakan itu diawali karena atap genteng bocor, kemudian merembet ke tiang kayu bangunan.
Dia mengatakan akan melihat dan mengecek kembali tingkat kerusakan bangunan tersebut, untuk dimohonkan anggaran perbaikan. “Kalau dua tahun terakhir ini memang tidak bisa, karena anggaran pemerintah berfokus pada penanganan pandemi Covid-19. Tetapi kalau anggaran perawatan dan pemeliharaan rutin ada, tetapi tidak untuk perbaikan kerusakan,” jelas Kariaman.
Terkait kerusakan satu wantilan, dinilai masih bisa memanfaatkan wantilan lainnya. “Masih bisa dipakai kalau ada masyarakat atau sekolah yang mau melakukan kegiatan, karena masih ada bangunan yang lain,” imbuh dia.
Sementara itu terkait hewan di penangkaran, Kariaman mengaku kondisi itu sudah terjadi saat dia menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial beberapa tahun terakhir. Dua kandang penangkaran yang kosong dulu dipakai sebagai kandang burung. Kemudian di kandang rusa sebelumnya ada dua ekor rusa yang ditangkarkan. Namun satu ekor diantaranya mati karena sakit sehingga hanya tersisa satu ekor. Dia mengaku belum berencana untuk menambah hewan lainnya di penangkaran. Sebab untuk pengadaan hewan juga diperlukan anggaran dan proses yang tidak singkat.
Monumen Perjuangan Tri Yudha Sakti dibangun pemerintah selama 10 tahun dan diresmikan pada 27 Agustus 2007. Monumen perjuangan ini didirikan untuk menghormati pahlawan asal Buleleng yang ikut memperjuangkan kemerdekaan. Ketiganya yakni Letkol Anumerta I Gusti Wisnu yang ikut andil dalam Puputan Margarana, Mayor Anumerta Nengah Metra yang terlibat dalam pertempuran Banjar Gintungan, dan Kapten Anumerta I Gede Muka Pandan anggota PETA dan berkiprah dalam penurunan bendera Belanda di Buleleng. *k23
1
Komentar