Mulai Dapat Pesanan, Perajin Pakaian Rajut Lebih Optimistis di 2023
DENPASAR,NusaBali
Perajin pakaian rajutan mengaku optimistis kondisi usaha pada 2023 akan lebih baik.
Optimisme tersebut didasarkan atas beberapa hal. Pertama karena pandemi Covid-19 sudah terkendali dan mereda. Yang kedua disusul dengan kebijakan pemerintah yang tidak lagi memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat(PPKM).
“Ya rasanya kita optimistis. Mudah-mudahan memang semakin baik,” ujar Ni Ketut Suwarni, pemilik usaha ‘ Bali Rajut’ asal Jembrana, Minggu(8/1).
Suwarni menuturkan pasca Natal dan Tahun Baru (Nataru) pihaknya sudah kembali menerima pesanan, baik untuk ekspor maupun pemasaran lokal dan luar daerah.
“Seperti kemarin, kami mendapat pesanan 500 pieces,” ujar Suwarni. Sedangkan untuk ekspor, dia juga sudah menerima pesanan untuk sample jenis- jenis pakaian
rajutan. Untuk sementara pesanan sample berasal dari Austria. Diantara pesanan tersebut adalah jenis topi, syal dan hiasan dinding.
Diakui jumlah pesanan belum banyak. Namun cukup sudah menimbulkan rasa lega dan optimis setahun ke depan. Hal itu menyusul jalannya bisnis rajutan pada 2022.
“Mudah-mudahan semakin meningkat lagi,” harap Suwarni. Untuk diketahui pakaian rajut dan akserorinya termasuk salah satu dari 10 komoditas ekspor Bali. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi mencatat pada November 2021 ekspor pakaian rajutan Bali sebesar 2,93 juta dollar(Rp45,8 miliar).
Namun setahun kemudian, yakni pada November 2022 nilai ekspornya menunjukkan penurunan sebesar 2,91 juta dollar (Rp45,5 miliar) atau menurun 5,5 persen.
Padahal, pada Oktober 2022 mencatat kenaikan yakni dari 2,1 juta dollar (Rp33 miliar) menjadi 2,91 juta dollar (Rp45,5 miliar) atau naik signifikan 37,28 persen. *K17
Komentar