Solusi Atasi Persoalan Migor, Pabrik Minyak Makan Merah Siap Beroperasi
JAKARTA, NusaBali
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pabrik minyak makan merah ditargetkan akan beroperasi pada awal tahun ini.
Percepatan pengoperasian tersebut, lanjutnya guna merespons kebutuhan minyak goreng (migor) di masyarakat. "Minyak makan merah ini lebih sehat dan punya banyak manfaat, dengan telah beroperasinya pabrik ini, diharapkan dapat memecahkan permasalahan pasokan minyak goreng, menghadirkan minyak goreng yang terjangkau bagi rakyat, serta memberikan nilai tambah bagi petani sawit," ujar Erick Thohir dalam keterangan resmi, dilansir liputan6.com, Minggu (8/1).
Erick Thohir melakukan peninjauan atas proses pembangunan pabrik minyak makan merah yang tengah digarap oleh PTPN Group. Di Sumatera sendiri ada 3 pabrik dengan kapasitas 10 ton minyak goreng per hari yang sedang dikerjakan, yakni di Kabupaten Deli Serdang, Langkat dan Asahan.
Dirinya pun optimistis proyek minyak makan merah bisa menjadi salah satu solusi efektif untuk mengatasi persoalan minyak goreng yang selama ini kerap terjadi, mulai dari harga yang tinggi hingga langkanya ketersediaan produk di pasaran.
Erick berharap pengembangan proyek ini mampu berjalan dengan baik dan dapat menjadi contoh untuk dikembangkan ke seluruh tanah air.
"Jika ini berhasil, maka bukan hanya petani kelapa sawit yang diuntungkan, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. Karena kepentingan rakyatlah yang menjadi tujuan utama kita, yang telah diberi tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraannya," terang dia.
Dalam kunjungannya ke pabrik minyak merah di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (6/1), ia ditemani oleh Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani.
Dalam kesempatan itu Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan jika pembangunan pabrik minyak makan merah di tahap pertama sukses, maka nantinya protek minyak makan merah akan diimplementasikan ke pabrik kelapa sawit di seluruh Indonesia.
"Dengan begitu, kita harapkan isu minyak goreng untuk masyarakat kecil tidak akan lagi, bahkan bisa menyelesaikan masalah stunting serta pemberdayaan ekonomi masyarakat," kata dia.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) M. Edwin Syahputra Lubis mengungkapkan, inovasi teknologi yang dilakukan PPKS bersama PT Riset Perkebunan Nusantara dapat menghasilkan sekitar 500 kg minyak makan merah per jam.
"Minyak makan merah yang merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit memiliki nutrisi berupa fitonutrein (karoten dan vitamin E) yang tinggi serta kualitas asam lemak yang sangat baik bagi kesehatan," ujar Edwin. *
Erick Thohir melakukan peninjauan atas proses pembangunan pabrik minyak makan merah yang tengah digarap oleh PTPN Group. Di Sumatera sendiri ada 3 pabrik dengan kapasitas 10 ton minyak goreng per hari yang sedang dikerjakan, yakni di Kabupaten Deli Serdang, Langkat dan Asahan.
Dirinya pun optimistis proyek minyak makan merah bisa menjadi salah satu solusi efektif untuk mengatasi persoalan minyak goreng yang selama ini kerap terjadi, mulai dari harga yang tinggi hingga langkanya ketersediaan produk di pasaran.
Erick berharap pengembangan proyek ini mampu berjalan dengan baik dan dapat menjadi contoh untuk dikembangkan ke seluruh tanah air.
"Jika ini berhasil, maka bukan hanya petani kelapa sawit yang diuntungkan, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. Karena kepentingan rakyatlah yang menjadi tujuan utama kita, yang telah diberi tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraannya," terang dia.
Dalam kunjungannya ke pabrik minyak merah di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (6/1), ia ditemani oleh Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani.
Dalam kesempatan itu Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan jika pembangunan pabrik minyak makan merah di tahap pertama sukses, maka nantinya protek minyak makan merah akan diimplementasikan ke pabrik kelapa sawit di seluruh Indonesia.
"Dengan begitu, kita harapkan isu minyak goreng untuk masyarakat kecil tidak akan lagi, bahkan bisa menyelesaikan masalah stunting serta pemberdayaan ekonomi masyarakat," kata dia.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) M. Edwin Syahputra Lubis mengungkapkan, inovasi teknologi yang dilakukan PPKS bersama PT Riset Perkebunan Nusantara dapat menghasilkan sekitar 500 kg minyak makan merah per jam.
"Minyak makan merah yang merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit memiliki nutrisi berupa fitonutrein (karoten dan vitamin E) yang tinggi serta kualitas asam lemak yang sangat baik bagi kesehatan," ujar Edwin. *
Komentar